Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih Desa Perancak, Jembrana, menyoroti kasus penyelundupan penyu yang marak terjadi di Bali. Selain digunakan sebagai sarana upacara, permintaan penyu juga diduga untuk konsumsi.
"Kalau dari beberapa kali pengungkapan oleh aparat dengan jumlah penyu yang banyak, kemungkinan besar penyu memang untuk konsumsi," ungkap Koordinator Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih I Wayan Anom Astika Jaya ditemui detikBali, Selasa (17/1/2023).
Menurutnya, penyu yang digunakan untuk upacara agama itu melalui proses, bukan sembarangan mencari penyu di alam. Untuk upacara agama itu juga digunakan jenis penyu apa saja dan ukurannya juga tidak terlalu besar.
Namun beberapa kasus penyelundupan penyu ditemukan jenis penyu hijau yang memang untuk konsumsi. "Upacara agama (bisama) dengan penyu tentu dibuat atas kesepakatan. Upacaranya tetap menggunakan penyu namun ada beberapa aturan," kata Anom.
"Di antaranya tidak boleh lebih ukuran kerapas dari 40 sentimeter, mengambil di penangkaran tidak boleh di alam, dan rekomendasi instansi terkait, baik itu BKSDA serta panitia pelaksana upacara," lanjutnya.
Anom menduga penyu hijau diselundupkan untuk konsumsi karena dahulu kelompoknya juga ikut memburu dan mengkonsumsi penyu.
"Memang dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia dan lima di antaranya penyebarannya ada di Indonesia dan jenis penyu hijau atau penyu lekang ini paling banyak diminati. Karena dagingnya ini paling enak untuk dikonsumsi," ujar Anom.
Namun, ia mengakui sudah banyak yang mulai menyadari dengan menjaga dan melestarikan penyu di alam, seperti masyarakat pesisir Jembrana yang ikut melapor jika ditemui sarang penyu dievakuasi ke sarang semi alami
"Ini salah satu cara kami menyelamatkan generasi, agar bisa melihat penyu di kemudian hari. Jangan sampai penyu ini punah. Apalagi juga digunakan untuk upacara agama, ya upacara itu agar tetap bisa berlangsung," tegas Anom.
Namun dirinya juga tidak menyangkal bahwa masih banyak juga pemburu penyu yang masih berkeliaran. "Kami berharap, untuk instansi terkait agar lebih mengatensi kejadian seperti ini, sehingga pelaku itu mendapatkan efek jera," harapnya.
Anom meminta petugas harus melakukan pengawasan yang lebih intens, dan diselidiki terkait lokasi hasil tangkapan penyu. Anom berharap aparat penegak hukum dapat mengusut tuntas kasus penyelundupan penyu. Tidak hanya pelaku penyelundupan penyu, tetapi juga diusut pemesannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesisir pantai Jembrana memang menjadi kawasan yang potensial untuk transit pelaku penyelundupan penyu ke Bali," kata Anom.
Mengenai kasus penyelundupan penyu dengan total 43 ekor yang terjadi di pesisir pantai Klatakan, Desa Melaya yang digagalkan oleh TNI AL beberapa waktu lalu, Anom menilai bahwa masih banyak permintaan penyu yang digunakan untuk konsumsi.
"Kalau 43 ekor penyu kemarin itu saya lihat penyu dewasa semua, sudah jelas akan digunakan untuk keperluan konsumsi. Kami harap pelaku serta orang yang terlibat agar diusut dan segera tertangkap," tandas Anom.
(nor/bir)