Kisah Anak Logam di Selat Bali: Menantang Maut, Meraup Cuan

Jembrana

Kisah Anak Logam di Selat Bali: Menantang Maut, Meraup Cuan

Tim detikBali - detikBali
Senin, 16 Jan 2023 09:55 WIB
Anak logam di Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Selasa (10/1/2023). Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali
Anak logam di Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Selasa (10/1/2023). Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali
Jembrana -

Hampir belasan tahun Ilham hidup di pesisir, mengais rezeki dengan menjadi anak logam di Selat Bali. Saban hari ia menunggu kapal feri, merayap naik ke geladak, lalu byurrr... tubuhnya nyemplung ke laut. Ia berenang sembari meraih uang yang dilemparkan para penumpang dari atas kapal.

Ilham adalah salah satu dari sekitar 20 anak logam di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali. Pria 20 tahun itu menjadi anak logam sejak SD. Ia setia ngelogam karena tak memiliki pilihan lain.

"Saat ini (dapat) kerjaan susah, jadi sambil menunggu ada yang ajak kerja," tutur Ilham kepada detikBali, Selasa (10/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal yang sama dituturkan Dany (22). Pria asal Kelurahan Gilimanuk, Jembrana, itu terpaksa kembali ngelogam sejak dipecat sebagai pegawai salah satu hotel di Denpasar, Bali.

"Karena COVID-19 saya dirumahkan, jadi kembali ngelogam seperti dulu saat masih kecil," ungkap Dany.

ADVERTISEMENT

Bagi Dany, pendapatan dari ngelogam cukup menjanjikan. Ia bisa mengumpulkan uang Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu dalam sehari. Bahkan, pendapatan anak logam sehari bisa tembus Rp 500 ribu saat libur Lebaran.

Tak semua anak logam seumuran Ilham dan Dany. Ada juga anak logam berumur lebih muda.

Salah satunya Ipan, anak baru gede alias ABG yang ikut mencari uang dari penumpang kapal di Pelabuhan Gilimanuk. Siswa SMA itu yang ngelogam untuk menambah uang jajan. Meski dilarang oleh orang tuanya, ia tetap menjadi anak logam secara diam-diam. "Yang penting tidak mencuri," ujarnya.

Halaman selanjutnya: Menantang Maut dan Dikejar Petugas.

Menantang Maut dan Dikejar Petugas

Aksi anak logam menjadi hiburan tersendiri bagi penumpang kapal yang hendak menuju Pulau Jawa. Beragam gaya anak logam seperti bergelantungan di kapal hingga salto menuju Selat Bali menjadi tontonan para penumpang kapal feri.

"Memang ngeri melihat atraksi anak-anak ini, tapi cukup menghibur," ungkap Adi Suadnyana, salah satu penumpang feri yang hendak menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Selasa (10/1/2023).

Ilham menyadari menceburkan diri ke Selat Bali sangat berbahaya. Selain terseret arus, mereka juga berisiko terbentur kapal saat melompat.

Risiko paling parah ialah nyawa bisa melayang jika terseret baling-baling kapal. Alhasil, anak logam mesti waspada saat hendak melompat dan berenang di Selat Bali. "Pelajari arus air dan tanda-tanda kapal yang akan berangkat," tutur Ilham.

Masalah lain anak logam ialah diburu petugas Pelabuhan Gilimanuk. Mereka pun harus kucing-kucingan dengan para petugas.

Petugas pelabuhan tak segan mengejar dan menangkap mereka. Bahkan, beberapa petugas rela menunggu anak logam kelelahan berenang kemudian menepi dan ditangkap.

Pembaca detikBali, kami merangkum sejumlah laporan terkait suka duka anak logam di Pelabuhan Gilimanuk. Selamat membaca.

1.

2.

3.

4.

5.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: H-7 Lebaran, Lonjakan Pemudik di Pelabuhan Gilimanuk Tembus 53 Persen "
[Gambas:Video 20detik]
(iws/gsp)

Hide Ads