Sebanyak lima orang warga negara asing (WNA) di Bali disumpah menjadi warga negara Indonesia (WNI) selama 2022. Kelima orang tersebut sebelumnya memiliki kewarganegaraan Italia, Jerman, Jepang, Inggris, dan Australia.
"Terkait lima warga negara asing yang pernah diambil sumpahnya menjadi warga negara Indonesia, tahun ini ada lima," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Bali Anggiat Napitupulu kepada wartawan di kantornya, Senin (26/12/2022).
Anggiat menegaskan, syarat WNA untuk menjadi warga negara Indonesia tidaklah mudah dan tidak cepat. Menurutnya, kelima WNA itu berkeinginan untuk menjadi WNI dengan berbagai alasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari lima orang itu, dua di antaranya yakni eks WNA Jepang dan Australia awalnya berstatus sebagai subjek kewarganegaraan ganda terbatas. Salah satu orang tua mereka tadinya berkewarganegaraan Indonesia.
"Jadi dari lahir sampai usia menjelang 21 tahun dia memiliki kewarganegaraan ganda. Jadi setelah usia 21 dia mengajukan permohonan menjadi warga negara Indonesia tetap dengan melepas warga negara asingnya," ungkap Anggiat.
Sementara tiga orang lainnya yakni eks warga negara Inggris, Italia, dan Jerman mendapat status WNI setelah tinggal di Bali selama puluhan tahun. Bahkan sudah ada yang dari tahun 90-an.
Menurut Anggiat, undang-undang (UU) menyatakan bahwa orang asing boleh mengajukan naturalisasi jika berada di Indonesia 10 tahun tidak berturut-turut. Atau syarat kedua, mereka berada di Indonesia lima tahun secara berturut-turut.
Eks warga negara Inggris, Italia dan Jerman tersebut sudah memenuhi persyaratan tersebut. Mereka sudah dinilai dari pihak aparat penegak hukum (APH) maupun Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Mereka juga tidak memiliki catatan kriminal.
"Mereka kecintaan terhadap Indonesia, khususnya Bali, memiliki penghasilan yang tetap dan tidak memiliki kriminal record. Kita usulkan ke pusat dan ditetapkan dan dipersumpah," jelas Anggiat.
"Jadi yang tiga orang alasannya karena mereka memang cinta Bali. Kalau mereka balik ke negaranya perlu adaptasi lagi bagaimana hidup. Kalau di Bali ini sudah terbiasa," tuturnya.
(iws/hsa)