Fakta-fakta Penemuan Orok yang Gegerkan Warga Kapal Badung

Round Up

Fakta-fakta Penemuan Orok yang Gegerkan Warga Kapal Badung

tim detikBali - detikBali
Selasa, 20 Des 2022 07:35 WIB
Anggota Polsek Mengwi saat olah TKP penemuan jasad orok di tangga sungai Tengkulak Banjar Celuk, Kelurahan Kapal, Badung, Minggu (18/12/2022).
Anggota Polsek Mengwi saat olah TKP penemuan jasad orok di tangga sungai Tengkulak Banjar Celuk, Kelurahan Kapal, Badung, Minggu (18/12/2022). Foto: Dok. Polsek Mengwi
Badung -

Penemuan orok menggegerkan warga Banjar Celuk, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, Bali, Minggu (18/12/2022). Orok laki-laki tersebut ditemukan di tangga menuju sungai setempat. Berikut fakta-fakta selengkapnya penemuan orok yang menggemparkan warga Kapal.

Kronologi Kejadian

I Ketut Sarjana, orang pertama yang menemukan orok tersebut mengatakan, jasad bayi ditemukan dalam kardus yang dibalut plastik hitam. Awalnya Sarjana curiga dengan tas kresek itu karena tercium bau busuk menyengat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Padahal saat saya turun tangga itu, sudah lihat tas kresek gede, tapi cuek karena sudah tidak tahan BAB," ungkap Sarjana, saat memberi keterangan pada Polsek Mengwi.

Ia yang penasaran lalu membuka tas kresek itu dan terlihat ada kardus berisi perlak bayi serta bungkusan plastik hitam putih. "Ternyata tas itu isi mayat bayi," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Sarjan menduga jasad bayi dibuang saat baru lahir, karena masih terdapat perban membalut area pusar. Namun tidak ditemukan ari-ari di sekitar jasad. "Saya lihatnya sekitar pukul 07.00 Wita," ungkapnya.

Kapolsek Mengwi Kompol I Nyoman Darsana mengaku masih menyelidiki kasus itu. Beberapa bukti dan keterangan saksi masih dikumpulkan guna mempermudah pemburuan pelaku pembuang bayi.

Hasil identifikasi, jasad orok laki-laki itu sudah mulai membusuk. Meski terdapat perban di area pusar, polisi tak menemukan tali pusar di sekitarnya. Hanya ditemukan baju kaus hitam, dua selimut bayi, dua siung bawang merah, dan beberapa bungkus perban masih utuh.

"Kami serahkan ke instalasi forensik RSUP Prof Ngoerah untuk autopsi. Mudah-mudahan segera kami ungkap," pungkasnya.

Polisi terus melacak pelaku pembuang bayi dengan menelusuri data ibu hamil dan berobat pasca melahirkan di pelayanan kesehatan di Badung. Bahkan mendata ibu-ibu hamil di wilayah sekitar. "Ini masih penyelidikan. Kami berusaha dengan kekuatan yang kami punya," tegas Darsana.

Diduga Tanpa Persalinan Medis

Polisi menduga bayi laki-laki itu lahir tanpa melalui persalinan secara medis. Darsana mengatakan, ada beberapa bukti yang menguatkan bayi itu dilahirkan tidak dengan pertolongan medis, dikuatkan dengan tanda-tanda khusus pada tubuh jasad sesuai penjelasan petugas kesehatan.

"Saat ditemukan, mayat bayi sudah proses pembusukan. Diperkirakan lahir dua sampai empat hari sebelum ditemukan warga. Usianya juga diperkirakan minimal 32 minggu dilihat dari tubuh yang sudah lengkap sempurna," ungkapnya.

Darsana menjelaskan, kondisi bayi ditemukan dalam keadaan tidak dibersihkan. Berdasarkan penjelasan petugas medis, lanjutnya, apabila bayi lahir mendapat pertolongan medis, harusnya dibersihkan, sekalipun lahir dalam keadaan meninggal dunia.

Sehingga ada dugaan proses persalinan bayi malang itu dibantu seseorang. Sebab, kata Darsana, sesuai keterangan petugas medis, umumnya ibu susah menjangkau bayi dan memotong tali pusar sendiri, sehingga persalinan perlu dibantu. "Tapi yang bantu diduga bukan tenaga medis," imbuhnya.

Kekesalan Warga Orok Dibuang di Tempat Keramat

Kepala Lingkungan Banjar Celuk, Made Suardana mengakui lokasi itu dikeramatkan warga karena terdapat banyak tempat suci di sekitarnya. Termasuk Pura Dalem Dukuh Kapal, kuburan, tempat mata air suci Waringin Pitu, dan pura-pura kecil lainnya. Menurutnya, pelaku memanfaatkan kondisi lokasi yang sepi dan jarang terpantau warga.

"Karena sepi ya, orang jadi mudah begitu (buang bayi). Dulu juga pernah kan kejadian sama. Pelakunya sudah ditahan. Nanti kami imbau warga supaya ditegur kalau melihat orang asing mencurigakan, di manapun," kata Suardana.

Ia menuturkan, pada Februari 2020, warga juga sempat menemukan mayat orok perempuan membusuk dan tersangkut di Sungai Tengkulak. Lokasi penemuan itu berada di seberang jalan dari lokasi penemuan mayat orok laki-laki saat ini. Polsek Mengwi saat itu berhasil mengungkap pelaku sejoli yang melakukan aborsi.

Ia mengaku kesal atas ulah oknum yang tega membuang bayi itu. Terlebih, aksi itu dilakukan di lokasi yang sama. Gara-gara kejadian seperti ini, warga pun harus menggelar upacara pembersihan (macaru) sesuai kepercayaan warga.




(irb/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads