Terkini! Bali Laporkan Pasien Ginjal Akut Meninggal Jadi 12 Orang

Terkini! Bali Laporkan Pasien Ginjal Akut Meninggal Jadi 12 Orang

Tim detikBali - detikBali
Sabtu, 29 Okt 2022 19:07 WIB
Ilustrasi anak dirawat di rumah sakit
Ilustrasi anak sakit. Foto: Getty Images/iStockphoto/kan2d
Denpasar -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mengumumkan adanya tambahan 1 pasien gagal ginjal akut misterius meninggal. Sehingga total pasien meninggal akibat ginjal akut misterius di Bali menjadi 12 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom menjelaskan, untuk saat ini total ada 18 kasus gangguan ginjal akut misterius di Bali. Dengan rincian 5 pasien sembuh dan 1 orang masih dirawat di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar.

"Ada 1 tambahan pasien dari Bali yang meninggal. Jadi, total ada 12 pasien meninggal, 5 sembuh dan 1 yang masih dirawat," ungkapnya, Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Jalan Melati No 20 Denpasar, Bali, Sabtu (29/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, Gede Anom tidak merinci soal identitas dan asal pasien meninggal tersebut. Data tersebut tercatat sejak Agustus 2022.

"Untuk umur, jenis kelamin dan asal pasien (meninggal) saya tidak hafal," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sementara, Dokter Spesialis Anak di RSUP Prof Ngoerah dr I Gusti Ngurah Sanjaya Putra, Sp.A (k) membeberkan terkait satu pasien gagal ginjal akut yang masih dirawat. Saat pertama datang ke RSUP Prof Ngoerah, pasien anak usia 9 tahun itu dalam kondisi kejang-kejang.

"Kami sedang merawat 1 pasien di RSUP Prof Ngoerah, perempuan umur 9 tahun. Pasien masuk dengan kondisi kejang-kejang dan umumnya banyak sekali penyebab kejang dan ini yang sedang kami telusuri," ujarnya pada Sabtu (29/10/2022).

Menurutnya, pasien tersebut kurang lebih telah mendapatkan perawatan di RSUP Prof Ngoerah kurang lebih selama 4 hari lamanya, yakni sejak Senin (25/10/202). Adapun kondisi fungsi ginjal pasien ketika masuk ke RSUP Prof Ngoerah, kata dr Sanjaya, yakni 15 persen.

"Kasus ini dipastikan bukan karena intoksikasi (keracunan dari obat bentuk sirop). Kesimpulannya diambil karena sebulan lalu pasien ini minum obat sirop dan sembuh. Ketika kami wawancarai pasien juga tidak mengarah pada sirup dan dari hasil urin oksalat juga negatif sehingga untuk kasus pasien ke 18 ini bukanlah intoksikasi," jelasnya.

Pihaknya juga mendiagnosis penyebab pasien ini adalah karena Multisystem Inflammatory Syndrome (MIS-C). Hal tersebut terlihat dari hasil tes SARS-COV-2 yang menyatakan positif.

"Tetapi, pasien ini sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 sebanyak 2 kali. Jadi, kami tidak bisa bedakan kekebalan tubuh apakah terbentuk secara alamiah akibat terserang COVID-19 atau karena vaksin," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Ketua IDAI Bali ini.

dr Sanjaya juga menuturkan pasien tersebut pernah mendapatkan perawatan cuci darah sebanyak satu kali dan kondisi fungsi ginjal telah membaik menjadi 55 persen. Disinggung mengenai obat antidotum atau penawar gagal ginjal akut, kata dr. Sanjaya, pihaknya telah mengajukan permintaan terkait pengadaan obat tersebut, hanya saja untuk jumlah pastinya belum dapat ia sampaikan ke awak media.




(nor/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads