Kasus gagal ginjal akut misterius di Indonesia kembali bertambah. Tercatat ada sebanyak 269 kasus yang tersebar di 27 provinsi Indonesia berdasarkan data per Rabu (26/10/2022). Provinsi Bali masuk ke dalam empat besar dengan kasus gagal ginjal akut terbanyak di Indonesia.
"Pada tanggal 24 Oktober lalu, ada 241 kasus sehingga ada kenaikan 18 kasus. Namun kami ingin sampaikan, dari 18 kasus ini yang betul-betul baru setelah tanggal 24 atau setelah surat edaran dari Kemenkes untuk melarang obat itu hanya 3 kasus. Sementara yang 15 adalah kasus yang baru dilaporkan yang terjadi pada akhir September sampai pertengahan Oktober," kata Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dr Mohammad Syahril, dikutip dari detikHealth.
dr Syahril mengatakan dari 269 kasus yang dilaporkan, sekitar 157 meninggal dunia. DKI Jakarta menjadi provinsi terbanyak yang melaporkan kasus gagal ginjal dengan total 50 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sebaran 10 kabupaten/kota dengan kasus gagal ginjal akut terbanyak di RI:
1. DKI Jakarta
Kota Jakarta Timur: 24 kasus
Dirawat: 11 pasien
Sembuh: 1 pasien
Meninggal: 12 pasien
2. Aceh
Kota Banda Aceh: 13 kasus
Dirawat: 2 kasus
Sembuh: 1 kasus
Meninggal: 10 kasus
3. DKI Jakarta
Kota Jakarta Selatan: 11 kasus
Dirawat: 5 kasus
Sembuh: 2 kasus
Meninggal: 4 kasus
4. Bali
Kota Denpasar: 11 kasus
Dirawat: 0 kasus
Sembuh: 4 kasus
Meninggal: 7 kasus
5. DKI Jakarta
Kota Jakarta Barat: 8 kasus
Dirawat: 1 kasus
Sembuh: 1 kasus
Meninggal: 6 kasus
6. Banten
Tangerang: 8 kasus
Dirawat: 0 kasus
Sembuh: 2 kasus
Meninggal: 6 kasus
7. DKI Jakarta
Kota Jakarta Utara: 7 kasus
Dirawat: 3 kasus
Sembuh: 1 kasus
Meninggal: 3 kasus
8. Jawa Barat
Kota Depok: 7 kasus
Dirawat: 2 kasus
Sembuh: 1 kasus
Meninggal: 4 kasus
9. Jawa Barat
Bekasi: 6 kasus
Dirawat: 2 kasus
Sembuh: 0 kasus
Meninggal: 4 kasus
10. Banten
Kota Tangerang: 6 kasus
Dirawat: 2 kasus
Sembuh: 0 kasus
Meninggal: 4 kasus
Sebelumnya, pihak Kemenkes RI menyimpulkan salah satu penyebab gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak di RI adalah toksisitas dari zat berbahaya etilen glikol. "Kandungan etilen glikol itu seharusnya tidak ada di obat. Tapi ini jadi cemaran pelarut di dalam obat. Makanya jadi toksik ke ginjal anak," kata juru bicara Kemenkes Syahril dalam konferensi pers, Selasa (25/10/2022).
(iws/hsa)