Penebangan hutan dituding jadi penyebab banjir bandang Jembrana. Bahkan, Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengancam akan mengajukan pencabutan izin pemanfaatan hutan kelompok tani setempat. Faktanya, kasus pembalakan liar di hutan lindung Bali Barat beberapa kali terungkap. Baik di hutan wilayah Taman Nasional Bali Barat (TNBB), maupun kawasan hutan yang dikelola kesatuan pengelolaan hutan (KPH) Bali Barat.
Sayang, dari sejumlah kasus, yang ditangkap hanya mereka yang statusnya pekerja. Bukan pelaku utama pembalakan liar.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Jembrana mencatat, kasus pembalakan liar di hutan lindung Jembrana tahun ini sebanyak tiga kasus. Sama seperti tahun sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun lalu, dari tiga perkara ada tiga orang pelaku, tahun ini dari tiga perkara ada empat pelaku," ujar Kasipidum Kejari Jembrana Delfi Trimariono, Kamis (20/10).
Dijelaskan, empat orang terdakwa sudah divonis oleh Pengadilan Negeri (PN) Negara. Mereka rata-rata divonis antara 1 tahun hingga 3 tahun penjara. Sesuai peran masing-masing.
"Ada pelaku yang alasan tidak tahu konsekuensi hukumnya. Misalnya satu orang yang karena rumahnya di pinggir hutan, saat butuh kayu untuk bangun rumah menebang kayu di hutan. Akhirnya diperkarakan," ujarnya.
Berdasar fakta-fakta persidangan, terungkap bahwa tak ada satu pun dari mereka yang diadili merupakan otak pembalakan liar. Mereka hanya pekerja yang mendapat upah untuk mengangkut kayu yang sudah dalam bentuk potongan balok dari dalam hutan ke pinggir hutan.
"Tidak semua pelaku yang menebang kayu di dalam hutan. Ada satu orang pelaku yang memang menebang langsung, tetapi juga pekerja yang dibayar orang untuk memotong kayu," terangnya.
Para pelaku ditangkap pada saat mengangkut kayu. Orang yang mempekerjakan mereka justru malah belum tersentuh sama sekali.
"Dari fakta persidangan, pengakuan mereka memang hanya buruh pekerja," terangnya.
Dugaan bahwa pembalakan liar yang berakibat pada gundulnya hutan menjadi salah satu penyebab banjir bandang cukup beralasan. Dari pantauan di sejumlah lokasi banjir banyak kayu gelondongan yang diduga kuat merupakan kayu dari hutan.
"Bukan mau menuduh akibat pembalakan liar hingga terjadi banjir bandang, tetapi faktanya kayu gelondongan banyak terbawa banjir," tandas Delfi.
(hsa/dpra)