Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dr Sucipto menyayangkan masih ada masyarakat yang abai meremehkan saat digigit Hewan Penular Rabies (HPR) seperti anjing. Padahal, setiap puskesmas dan rumah sakit pemerintah di Kabupaten Buleleng sudah dijadikan sebagai rabies center.
"VAR (vaksin anti rabies) sudah disediakan di masing-masing Puskesmas. Tapi sayang, ketika digigit seperti meremehkan atau dianggap tidak serius. Padahal, selama ini kita melalui Puskesmas turun ke desa-desa untuk menyampaikan bahaya rabies," kata dr. Sucipto saat dikonfirmasi, Selasa (20/9/2022).
Ia membeberkan, setidaknya ada 227 kasus gigitan HPR sepanjang September 2022. Namun, bila dihitung dari awal tahun hingga pertengahan September 2022, total sudah ada sekitar 5.278 kasus gigitan HPR di Buleleng. Dari jumlah tersebut, 7 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia yang diduga akibat rabies.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbaru, bocah berusia tujuh tahun asal Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, dinyatakan meninggal dunia dengan status suspek rabies, Senin (12/9/2022). Meski kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) pada September 2022 mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, kasus rabies di Buleleng disebut masih sangat mengkhawatirkan.
"Puncaknya mencapai 900-an gigitan HPR pada bulan Juni. Tapi kalau dihitung dari awal tahun sudah mencapai 5.000-an, sudah warning sekali," imbuhnya.
Ia mengimbau masyarakat yang memiliki peliharaan seperti anjing agar tidak meliarkan peliharaannya. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi penularan virus rabies di antara HPR.
"Karena kalau misalnya ada satu anjing yang mengidap rabies lalu berkeliaran, mereka akan menggigit anjing-anjing yang lain itu," imbuhnya.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Buleleng Made Suparma menyebut pihaknya sudah memberikan vaksin rabies kepada 26.325 ekor hewan peliharaan di Buleleng. Jumlah tersebut masih berada di angka 50,69 persen dari total 51.936 ekor hewan.
Suparma mengaku, vaksinasi rabies saat ini terkendala personil dan waktu. Terlebih, pihaknya saat ini juga sedang fokus untuk mengejar target vaksinasi Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di Buleleng. Saat ini vaksinasi rabies hanya dilakukan ketika ada permintaan atau kondisi yang mendesak.
"Vaksinasi rabies saat ini berjalan, tapi tidak sesering kemarin sebelum ada PMK di Buleleng tetapi tetap jalan," kata Suparma saat dikonfirmasi detikBali, Selasa (20/9/2022).
"Kalau ada permintaan dari desa dan kondisinya darurat, kita turun, door to door vaksinasinya," pungkasnya.
(iws/iws)