Angkot di Buleleng Terus Berkurang

Angkot di Buleleng Terus Berkurang

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Jumat, 09 Sep 2022 19:53 WIB
Sejumlah  angkutan kota (Angkot) tengah menunggu penumpang di Terminal Banyuasri, Buleleng.
Sejumlah Angkot tengah menunggu penumpang di Terminal Banyuasri, Buleleng. Foto: Made Wijaya Kusuma
Buleleng - Jumlah angkutan kota (Angkot) di Kabupaten Buleleng, Bali, terus berkurang. Kini, di daerah tersebut hanya ada sekitar 40 angkot. Padahal, lima tahun lalu, jumlah angkutan umum itu mencapai 200 unit.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Buleleng, Dharma Wijaya, menuturkan berkurangnya jumlah angkot di Buleleng disebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil. "Angkutan kota kondisinya setiap tahun terus berkurang," tuturnya saat dihubungi detikBali, Jumat (9/9/2022).

Dharma memperkirakan ada angkot bertenaga listrik di kemudian hari. Kehadiran angkot tersebut bakal menekan biaya operasional pengusaha angkutan sehingga tarif angkutan lebih ramah di kantong masyarakat. "Bisa menekan ongkos," tuturnya.


Di sisi lain, Organda berencana menaikkan tarif angkutan umum sekitar 20 persen. Hal itu untuk menyesuaikan dengan adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Meski demikian, Organda tidak ingin kenaikan tarif tersebut memberatkan masyarakat maupun merugikan pengusaha angkutan.

Dharma menerangkan sebelumnya tarif Angkutan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP) rute jalur Singaraja-Denpasar dan Singaraja-Gilimanuk, sekitar Rp 35 ribu per penumpang. Adapun tarif angkutan yang beroperasi dalam Singaraja seperti trayek Terminal Banyuasri-Terminal Penarukan, ialah sebesar Rp 5 ribu serta untuk pelajar sebesar Rp 3 ribu.

Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, Pertalite dan solar, pada Sabtu (3/9/2022) lalu. Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter. Sedangkan solar, naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.




(gsp/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads