Hasil Riset Sektor Informal di Masa Pandemi Diterbitkan Jadi Buku

Hasil Riset Sektor Informal di Masa Pandemi Diterbitkan Jadi Buku

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Kamis, 01 Sep 2022 17:03 WIB
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menunjukkan buku Informal Services in Asian Cities: Lessons for Urban Planning and Management from the COVID-19 Pandemic usai peluncuran di BNDCC.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menunjukkan buku Informal Services in Asian Cities: Lessons for Urban Planning and Management from the COVID-19 Pandemic usai peluncuran di BNDCC. (Foto: I Wayan Sui Suadnyana/detikBali)
Badung -

Lebih dari 20 orang peneliti melakukan riset terkait sektor informal di berbagai kota di Asia saat pandemi COVID-19. Hasil penelitian itu dirangkum ke dalam sebuah buku berjudul Informal Services in Asian Cities: Lessons for Urban Planning and Management from the COVID-19 Pandemic.

Buku tersebut diluncurkan Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali, Kamis (1/9/2022). Menurutnya, riset di dalam buku tersebut memaparkan perilaku dan kebijakan sektor informal.

"Jadi buku ini merupakan riset bersama dari lebih dari 20 periset untuk mengetahui bagaimana perilaku dan bagaimana policy, action plan dan juga bagaimana kebijakan-kebijakan yang harus diambil untuk sektor informal," kata Bambang Susantono kepada wartawan usai peluncuran buku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Bambang Susantono, studi dilakukan di berbagai negara di Asia, baik Indonesia, Filipina, Kamboja, Pakistan, Bangladesh hingga Nepal. Studi dilakukan guna beberapa tujuan, di antaranya untuk mengetahui kondisi sektor informal pada masa pandemi COVID-19.

"Ini merupakan suatu sintesa bersama, sehingga nanti diharapkan dengan pengalaman-pengalaman yang ada di beberapa negara tersebut. Nomor satu kita mengetahui bagaimana sih kondisi sektor informal terutama pada COVID-19," harapnya.

Riset ini menunjukkan berbagai sektor informal menjadi salah satu yang paling terkena dampak pandemi COVID-19. Mereka tidak lagi bisa bepergian dan harus 'mendekam' di rumah. Riset di beberapa negara memperlihatkan bahwa mereka yang berada di rumah justru tidak lebih baik daripada yang dapat keluar rumah.

Namun di sisi lain, ada pula sektor-sektor informal yang mencari upaya-upaya sendiri dari sisi ekonomi. Mereka bisa bisa bertahan dengan cara berbeda.

"Misalnya (dalam) berjualan, yang tadinya berjualan biasa mereka kemudian berjualan online, jadi mengadakan services atau layanan di mana mereka bisa bertahan di tengah-tengah krisis. Tapi di sisi lain mereka juga bisa mengembangkan diri dengan peralatan-peralatan yang sederhana seperti digital teknologi dan lain-lain," papar mantan Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) itu.

Setahun Proses Penulisan

Bambang Susantono menuturkan, buku Informal Services in Asian Cities: Lessons for Urban Planning and Management from the COVID-19 Pandemic ditulis kurang lebih selama satu tahun. Buku itu ditulis saat dirinya masih mengabdi sebagai Wakil Presiden di ADB.

Bagi Bambang Susantono, buku ini merupakan acuan yang cukup langka. Sebab tidak banyak orang yang menulis buku soal sektor informal. Bahkan dalam proses penelitian, pihaknya cukup merasa kesulitan soal data.

"Jadi data itu merupakan salah satu yang memang cukup menantang buat para periset. Keuntungan kami adalah perosetnya ada di berbagai negara, bisa langsung berinteraksi dan kemudian juga mencari data. Karena kita tahu data tentang sektor informal ini memang tidak gampang untuk mendapat datanya," paparnya.

Bambang Susantono menegaskan, buku yang diluncurkan ini ditujukan kepada masyarakat global. Pihaknya mencoba untuk berbagai pengetahuan kepada masyarakat luas.

"Tidak hanya akademisi, tapi juga practitioner di development (atau) di pembangunan, kemudian manajer-manajer kota, terutama di Asia Pasifik. Karena memang ini banyak kental contoh-contohnya di Asia Pasifik," papar Bambang Susantono.




(iws/iws)

Hide Ads