Sejumlah wilayah di Kabupaten Tabanan, Bali, saat ini sedang memasuki musim panen jagung, terutama areal persawahan yang ada di kawasan Tabanan selatan. Meski telah memasuki masa panen, namun harga jual jagung justru turun.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, luas tanam jagung secara keseluruhan di Kabupaten Tabanan pada musim panen kali ini mencapai 1.647 hektare.
"Yang paling luas di Kecamatan Selemadeg Timur, luas tanamnya 1.282 hektare. Selanjutnya Kecamatan Penebel dan Marga kalau tidak salah," ujar Kepala Dinas Pertanian, I Made Subagia, Sabtu (20/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, komoditas jagung menjadi salah satu tanaman palawija yang ditanam menjelang kemarau. Itu pun disesuaikan dengan karakter lahan, pola tanam, dan ketersediaan air.
"Biasanya menjelang kemarau ditanamnya. Nanti kalau sudah mulai Oktober, (petani) biasanya sudah mulai menanam padi lagi. Seperti di Selemadeg Timur, setiap tahunnya seperti itu," jelasnya.
Pihaknya memperkirakan, jumlah produksi jagung pada musim panen kali ini mencapai sebelas ton per hektare. Hasil produksi ini sementara lebih banyak dipakai untuk memenuhi kebutuhan lokal.
"Ada yang kering, itu dipakai untuk pakan ternak. Ada juga yang muda, dipakai untuk konsumsi," sebutnya.
Dari sisi harga, menurut informasi yang diperoleh pihaknya, jagung kering ada di kisaran Rp 2.200 per kilogram. Menurutnya, harga ini relatif rendah dibandingkan musim panen sebelumnya. Demikian juga dengan jagung yang dipakai untuk keperluan konsumsi.
"Sejauh ini pemasarannya untuk keperluan lokal saja. Selain itu, pemasaran ini dibantu oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di beberapa desa," pungkasnya.
(irb/irb)