Gelombang tinggi menerjang perairan selatan Bali sejak sepekan terakhir. Gelombang tinggi juga terjadi di Pantai Batu Belig, Kerobokan Kelod, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Sabtu (16/7/2022) siang. Bahkan, air laut hampir mencapai bibir pantai akibat gelombang tinggi.
"Biasanya nggak separah ini, di sini (gelombang tinggi) ya sudah semingguan," kata seorang pedagang kelapa di Pantai Batu Belig, Kadek Ari saat ditemui detikBali, Sabtu (16/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang sudah berdagang selama 14 tahun di pantai ini mengaku fenomena alam seperti itu sudah terbiasa terjadi. Menurutnya, kondisi gelombang tinggi seperti itu memang kerap terjadi setelah bulan purnama.
Kadek pun mengaku sudah terbiasa dan tidak takut karena harus jualan di pinggir pantai. "Sudah biasa, mau bagaimana lagi cari uang, jadi saya tidak takut," ujarnya.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Wilayah III, I Nyoman Gede Wiryajaya membenarkan kondisi di Pantai Selatan Bali sedang dilanda gelombang tinggi.
"Pengamatan BMKG memang tinggi gelombang di tengah laut mencapai 4-5 meter. Yang kita lihat ekstrem saat ini adalah angin, gelombang, dan hujan," bebernya.
Ditambahkan, secara umum saat ini wilayah Bali telah memasuki musim kemarau. Menurutnya, sejak beberapa hari terakhir sejumlah wilayah di Bali juga mengalami angin cukup kencang. Itu pula yang menjadi salah satu pemicu gelombang tinggi di perairan selatan Bali.
"Saat ini angin muson timur dari Australia. Jadi, saat ini memang kondisi angin cukup kencang angin timur. Angin yang kencang belakangan ini memang memicu gelombang tinggi di selatan Bali," ungkapnya.
Pantauan detikBali, masih ada sejumlah turis asing di areal Pantai Batu Belig meski gelombang laut sedang tinggi. Ada juga yang sekadar jalan-jalan di pinggir pantai. Sementara itu, rambu-rambu larangan berenang juga telah dipasang oleh Balawista Kabupaten Badung.
(iws/iws)