Teater Jineng ikut memeriahkan pembukaan Bulan Bung Karno IV di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Tabanan, Bali, Rabu (1/6/2022) malam. Teater ini menyuguhkan drama singkat berjudul "Bung Karno dan Romansa Tirta Empul". Pementasan ini mengangkat tentang kedekatan presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno dengan Istana Tampaksiring di Kabupaten Gianyar.
Dikisahkan, di istana yang berada di dekat kompleks Pura Tirta Empul itulah Bung Karno kerap menyusun pidato atau berbagai pemikirannya, terutama saat sedang berada di Bali. Kejernihan air dari pancuran di Pura Tirta Empul konon menjadi sumber inspirasi pidato dan pemikiran Soekarno setiap datang ke Istana Tampaksiring.
"Kami garap sesuai tema besar Bulan Bung Karno tahun ini yakni Adicita Danu Kerti. Bagaimana menstanakan air untuk merefleksikan pemikiran-pemikiran besar Bung Karno," jelas I Gede Arum Gunawan selaku sutradara dan penulis naskah drama usai pementasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebutkan, dari beberapa literasi dan wawancara dengan pihak Istana Tampaksiring, Bung Karno biasa menulis di Wisma Merdeka. "Bung Karno selalu menatap ke arah pancuran air di Pura Tirta Empul sebelum menulis pidato-pidato dan pemikiran-pemikirannya tentang bangsa," imbuhnya.
Ia menambahkan, Pura Tirta Empul dan Istana Tampaksiring menggambarkan kedekatan Soekarno dengan Bali. Selain itu, kedekatan Putra Sang Fajar dengan Bali sebenarnya telah terjadi secara biologis. Seperti diketahui, ibu Soekarno, Ida Ayu Nyoman Rai Serimben berasal dari Buleleng, Bali.
Dijelaskan Gunawan, drama singkat berdurasi sekitar 20 menit tersebut sekaligus untuk memaknai kembali gagasan-gagasan besar Bung Karno. "Dari sisi kebudayaan, Bung Karno juga sudah menegaskan dalam Trisakti, berkepribadian dalam kebudayaan. Sehingga di masa sekarang, budaya harusnya menjadi hulu pembangunan," pungkasnya.
(iws/iws)