Rabies di Jembrana Mengganas, Korban Balita hingga Ketua DPRD

Rabies di Jembrana Mengganas, Korban Balita hingga Ketua DPRD

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 20 Mei 2022 11:47 WIB
Ilustrasi - Petugas saat melakukan vaksinasi rabies terhadap anjing. (foto: selamat juniasa)
Ilustrasi - Fakta-fakta kasus rabies di Kabupaten Jembrana yang kian mengkhawatirkan. Sejak April 2022, seluruh kecamatan di Jembrana masuk dalam zona merah rabies. (Foto: selamat juniasa)
Denpasar -

Kasus rabies di Kabupaten Jembrana kian mengganas. Sejak April 2022, seluruh kecamatan di Jembrana masuk dalam zona merah rabies.

Dari lima kecamatan di Jembrana, ada sekitar 22 desa dan kelurahan yang masuk zona merah rabies.

Berdasarkan pemberitaan detikBali sebelumnya, Kecamatan Mendoyo dan Melaya masuk dua kecamatan dengan kasus rabies tertinggi di Jembrana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, jumlah gigitan anjing rabies juga meningkat. Korban gigitan anjing yang diduga suspek rabies dari balita hingga Ketua DPRD Jembrana. Tak hanya itu, kasus rabies di Jembrana juga diduga telah merenggut nyawa.

Terbaru, seorang warga Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, meninggal dunia di salah satu rumah sakit swasta, Jumat (20/5/2022). Keluarga curiga, korban terpapar virus rabies karena ada riwayat gigitan anjing pertengahan Februari 2022 lalu.

ADVERTISEMENT

"Dokter tidak bisa memastikan rabies, tapi melihat gejalanya sepertinya ini (rabies)," kata Ketut Gari suami korban, saat diwawancara detikBali.

Dirangkum dari pemberitaan detikBali, berikut adalah sederet fakta kasus rabies di Jembrana:

1. Kasus Rabies di Jembrana Tertinggi

Kasus rabies di Kabupaten Jembrana, Bali menembus rekor. Bahkan, dari 9 kabupaten/kota di Bali, Kabupaten Jembrana menjadi wilayah dengan kasus positif rabies tertinggi.

Kasus rabies di kabupaten yang berada di ujung paling barat Pulau Bali ini terus meluas. Tak hanya itu, dari total 5 kecamatan di Kabupaten Jembrana, seluruh kecamatan di "Gumi Makepung" telah masuk dalam zona rabies.

Hal itu diungkapkan Sub Koordinator Kesehatan Hewan Bidang Kesehatan Hewan Dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, I Gusti Ngurah Bagus Rai Mulyawan. Ia merinci, dari awal 1 Januari hingga 9 Mei 2022, tercatat ada sebanyak 94 kasus rabies di Jembrana.

Ia bahkan memprediksi angka kasus positif rabies akan terus naikkarena dari sampel yang dikirim ke laboratorium, belum semua hasil sampel yang keluar.

"Jumlah sampel per hari tidak bisa diprediksi. Kalau dirata-ratakan ada sekitar 50 kasus laporan gigitan per hari. Nah dari jumlah itu, 10-20persennya kita ambil sampel," terang Ray Mulyawan, saat dikonfirmasi detikbali, Kamis (12/5/2022) lalu.

2. Balita Meninggal Digigit Anjing

Anak balita berusia 2 tahun 6 bulan menjadi korban meninggal dengan riwayat digigit anjing di Kabupaten Jembrana, Bali. Balita nahas berinisial NKC ini meninggal dunia, pada Senin (16/5/2022) pukul 17.00 WITA.

Balita asal Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, ini sebelum meninggal sempat menderita sakit akibat digigit seekor anjing milik tetangganya.

Sejak digigit anjing sekitar sebulan lalu, kondisi kesehatan dari bocah malang ini terus menurun hingga harus dirawat di rumah sakit umum (RSU) Negara dan meninggal dunia.

Informasi detikBali, seminggu sebelum meninggal dunia, NKC sempat mengalami demam tinggi. Bahkan korban juga sempat pobia atau takut air dan tidak bisa makan minum selama tiga hari. Setelah mendapat perawatan selama 3 hari, korban meninggal Senin sore.

Meski sempat dibawa ke puskesmas, namun saat itu, korban hanya diberikan betadine dan sirup. "Setelah dikasih sirup disuruh pulang," kata ayah korban, Komang DS, beberapa waktu lalu.

3. Ketua DPRD Jembrana Juga Digigit Anjing Rabies

Dari 94 data kasus gigitan anjing rabies yang terjadi sejak Januari hingga Mei 2022, banyak warga yang sudah kena gigitan anjing rabies, salah satunya adalah Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi.

Sutharmi mengaku digigit anjing peliharaannya sendiri sekitar dua bulan lalu. Ia menceritakan, anjing yang menggigitnya memang dalam kondisi sakit sejak beberapa hari di rumahnya Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo.

Setelah diterkam anjingnya, ia datang ke puskesmas untuk mendapat vaksin anti rabies (VAR). Setelah anjingnya dijadikan sampel ke laboratorium, hasilnya ternyata positif rabies.

"Saya juga kena gigit anjing saya sendiri. Setelah dicek ternyata positif rabies," ungkapnya, saat ditemui detikBali di kantor DPRD Jembrana, Jumat (13/5/2022).

4. Tambah VAR

Stok vaksin anti rabies (VAR) di Jembrana yang sebelumnya sempat sangat terbatas akhirnya ditambah. Meski demikian, penambahan VAR ini juga belum mencukupi jika kasus gigitan anjing rabies di Jembrana terus bertambah.

VAR ini merupakan pengadaan puskemas yang memiliki anggaran Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD), yang anggarannya mencukupi untuk membeli vaksin.

"Kalau BLUD masih boleh digeser anggarannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Jembrana I Made Dwipayana saat dikonfirmasi detikBali, via telepon Kamis (19/5/2022).

Saat ini, pemberian VAR terhadap anjing masih selektif, tergantung gigitannya. Jika benggunaan VAR itu bisa bisa ditekan dengan catatan kasus gigitan dapat dokendalikan, stok VAR yang ada saat ini bisa sampai 2 bulan. "Tapi kalau gigitan makin banyak dan semua minta, tiga minggu saja habis," jelasnya. (*)




(iws/iws)

Hide Ads