Selama hampir sepekan masyarakat di Bali, khususnya di wilayah Denpasar, Badung dan sekitarnya merasakan cuaca panas dan gerah.
Meski di beberapa daerah di Bali masih terjadi mendung, hujan ringan hingga sedang, namun suhu panas banyak dirasakan warga.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Wilayah III, I Nyoman Gede Wiryajaya mengatakan, penyebab panasnya suhu di sejumlah wilayah di Bali terjadi disebabkan adanya periode peralihan musim hujan ke kemarau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kondisi ini diprediksi akan berlangsung atau berakhir hingga Mei 2022 mendatang
"Kami prediksi kondisi (suhu panas) seperti ini akan berlangsung hingga akhir Mei ini. Dimana seluruh wilayah Bali akan masuk musim kemarau sehingga wajar jika cuaca akan lebih panas dibandingkan dengan musim penghujan," ujar Wiryajaya ketika dihubungi detikBali.
Bahkan terkait suhu panas, Bali bukan wilayah satu-satunya yang merasakan. Sesuai pengamatan BMKG, suhu panas hampir dirasakan di banyak daerah di Indonesia.
Selain akibat peralihan musim, posisi semu matahari dan pertumbuhan awan yang berkurang juga menjadi pemicu.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Tabanan, dr I Nyoman Susila, Jumat (13/5/2022), akibat cuaca atau suhu panas, pihaknya menghimbau masyarakat untuk mewaspadai terjadinya dehidrasi dan risiko munculnya penyakit.
Ia menjelaskan, secara umum dehidrasi akan berakibat pada menurunnya stamina yang ujung-ujung akan berkaitan dengan imunitas tubuh terhadap beberapa penyakit.
"Kuncinya adalah dengan tetap menjaga asupan cairan agar terhindar dari dehidrasi saat cuaca sedang terasa terik dan panas seperti ini,"terangnya.
(dpra/dpra)