Sebelum Tewas, Pendaki AS Sempat Berfoto-Nikmati Sunrise di Batur

Sebelum Tewas, Pendaki AS Sempat Berfoto-Nikmati Sunrise di Batur

Agus Eka - detikBali
Senin, 09 Mei 2022 20:09 WIB
Jenazah pendaki asing yang tewas di Gunung Batur, Kintamani, saat akan dibawa ke RSU Bangli, Minggu (8/5).
Jenazah pendaki asing asal Amerika Serikat saat akan dievakuasi ke RSU Bangli, Minggu (8/5). (Foto : Dok. Polsek Kintamani)
Bangli -

Insiden warga negara asing (WNA), Robert S Evans, yang tewas usai jatuh dari ketinggian 50 meter di lereng Gunung Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali, Minggu (8/5) pagi, cukup menyita perhatian publik.

Sebelum tewas, pria 70 tahun asal California, Amerika Serikat (AS) itu sempat berfoto dengan para pemandu dan pendaki lain.

Namun, takdir berkata lain, saat hendak turun dari puncak gunung berketinggian 1.717 meter di atas permukaan laut, korban mengalami insiden.
Robert S evans jatuh dan dinyatakan meninggal saat dievakuasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolsek Kintamani, Kompol Benyamin Nikijuluw menjelaskan, Robert datang ke Bali seorang diri dengan tujuan untuk berwisata sekaligus mendaki ke Gunung Batur.

Hanya saja, pihaknya tidak mengetahui, apakah korban memang sering mendaki ke sejumlah tempat.

ADVERTISEMENT

"Kami masih mencari tahu tentang korban ini. Yang jelas dia ini pensiunan. Tapi kami belum bisa pastikan apakah ini pensiunan pegawai swasta atau bagaimana," kata kapolsek Kintamani, saat dikonfirmasi via telepon, Senin (9/5) malam.

Lebih lanjut, kata Benyamin, atas meninggalnya warga asal California, polisi saat sudah memeriksa empat orang yang turut mendaki bersama Robert.

Hanya saja mereka juga tidak tahu detail sosok Robert ini. Sebab mereka hanya kebetulan bertemu saat menginap di kawasan Ubud, Gianyar lalu sepakat untuk mencoba mendaki.

"Mereka semua ini asalnya beda-beda. Mereka juga tidak tahu apakah korban memang datang khusus ke Bali untuk mendaki atau tidak. Apakah ini pertama kali ke Bali atau pertama mendaki, kami belum sampai (periksa) ke sana," ungkapnya.

Sementara itu, salah satu anggota Forum Pamandu Pendaki Gunung Batur (FP2G) Bangli, Jero Kamu Darsana, saat dihubungi via telepon WhatsApp (WA), mengaku sempat bertutur dengan rekan korban yang juga dokter, Travis Steven, di Rumah Sakit Umum (RSU) Bangli.

Namun ia tidak mengetahui apakah Robert sebelumnya memiliki riwayat melakukan pendakian di tempat lainnya.

Informasi dari pemandu pendaki, kata Darsana, Robert tidak mengeluh apapun saat tiba di puncak.

Bahkan kata Sudarsana, dirinya bersama empat rekannya sempat foto-foto dan menikmati sunrise (matahari terbit) dan panorama alam Kintamani dari ketinggian.

"Kata teman korban yang lain, kondisi fisik (korban) sehat-sehat saja saat naik (puncak Batur). Mungkin saja sudah lama sempat naik gunung dan ini pertama kali memulai lagi. Saya kurang tahu persis," ungkap Darsana.

"Tapi saya pribadi melihat korban ini tidak terlihat tua. Bahkan terlihat masih muda. Bukan seperti orang 70 tahun. Dilihat dari kegemarannya, sepertinya jiwa petualang tinggi. Sering olahraga sampai terlihat masih seperti muda," ucap Kamu Darsana menanggapi. (*)




(dpra/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads