Di Balik 'Musibah' Macet Justru Jadi Berkah bagi Warga Gilimanuk

Di Balik 'Musibah' Macet Justru Jadi Berkah bagi Warga Gilimanuk

I Ketut Suardika - detikBali
Sabtu, 30 Apr 2022 19:28 WIB
Salah satu warga Gilimanuk saat menjadi pedagang asong dadakan menawarkan dagangannya kepada para pemudik yang terjebak antrean panjang.
Salah satu warga Gilimanuk saat menjadi pedagang asong dadakan menawarkan dagangannya kepada para pemudik yang terjebak antrean panjang. (Foto : I Ketut Suardika)
Jembrana - Di balik musibah ada berkah, di balik kesulitan ada kemudahan.

Selalu ada hikmah di balik derita dan musibah. Seperti halnya saat kemacetan panjang mengular saat arus mudik lebaran 2022 di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.

Di tengah musibah macet, ada berkah bagi warga sekitar pelabuhan. Bagi sebagian warga yang tinggal di sekitar kawasan Pelabuhan Gilimanuk, kemacetan arus mudik justru menjadi peluang atau berkah untuk mendapat cuan.

Moment tahunan yang sempat hilang dua tahun karena pandemi Covid-19 itu dijadikan kesempatan para pedagang untuk berjualan.

Mereka menjadi pedagang dadakan dengan menjual kebutuhan bagi pemudik yang terjebak macet.

Dari pantauan detikBali, sejak terjadi antrean panjang pemudik beberapa hari terkahir. Banyak warga sekitar Pelabuhan Gilimanuk yang mendadak menjadi pedagang asongan.

Mereka menjual makanan dan minuman kepada pemudik yang antre berjam-jam.

Warga yang mendadak menjadi pedagang asongan bahkan sudah mulai terlihat menjajakan dagangan di areal parkir kargo.

Tempat seluruh kendaraan diparkir sebelum masuk ke gang-gang di tengah pemukiman warga yang mengarah ke pelabuhan.

Selain menjajakan dagangan kepada pemudik yang masih antre di parkir kargo, mereka juga menjajakan dagangan kepada pemudik yang antri setiap gang.

Bahkan warga sekitar ada yang mendadak buka warung kecil depan rumahnya menyediakan makanan dan minuman.

Pedagang asongan tersebut warga sekitar yang memanfaatkan kemacetan untuk mencari cuan.

"Mumpung libur saya bantu ibu jualan," kata Kadek Satya Bakti Wiradarma pedagang asongan yang menjadi pedagang hanya setiap ada kemacetan.

Anak kelas 6 SD ini memanfaatkan waktu liburnya jadi pedagang asongan menjajakan barang dagangan dari ibunya yang juga berjualan di rumah. "Lumayan laris juga," imbuhnya.

Selain warga yang menjadi pedagang asongan dadakan, sebagian warga ada juga yang berjualan depan rumah.

"Biasanya saya berjualan di pinggir jalan utama, karena depan rumah ada jalur mudik Gilimanuk, iya saya jualan saja depan rumah," kata Mila pedagang lain.

Antrian pemudik sejak empat hari terakhir, jadi berkah beberapa pedagang dadakan bisa meraup keuntungan ratusan ribu setiap hari. "Lumayan ramai jualannya, dapat tambahan buat dapur," ujarnya.


(dpra/dpra)

Hide Ads