Puncak mudik 2022 mulai terjadi di Pelabuhan Gilimanuk. Ditandai dengan adanya antrean panjang kendaraan.
Meski begitu, tidak sedikit pemudik yang baru memulai perjalanannya di hari pertama cuti bersama, pada Jumat (29/4/2022). Antrean panjang di pelabuhan Gilimanuk rupanya tidak menyurutkan niat pemudik untuk pulang ke kampung halaman.
Sebagian dari pemudik agaknya sudah mulai membuat perhitungan. Kapan mereka akan sampai. Atau kapan bisa menyeberang. Seperti persiapan yang dilakukan Yulianto (41) dan keluarganya yang mau mudik ke Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia dan istrinya, Yuli (38), sudah memastikan diri akan terjebak antrean. Untuk mengantisipasi kebutuhan makan dan minum, mereka sudah menyiapkan bekal. Bahkan rombongan ini sampai membawa penanak nasi dan termos di dalam mobil.
"Supaya bisa sahur di pelabuhan. Kalau beli di kapal kan lumayan mahal. Jadi lebih irit," kata Yuli usai berbuka puasa di rest area, Desa Selabih.
Apalagi, kata Yuli, satu dari dua anaknya masih berusia 4 tahun. "Biasa anak-anak kan suka rewel. Mau makan atau susu," imbuhnya.
Ia dan suaminya sudah memperkirakan kondisi pelabuhan yang ramai dengan antrean kendaraan.
"Semalam teman berangkat jam sembilan. Tadi jam sembilan pagi baru bisa nyeberang," kata Yuli.
"Ya sudah saling kontak-kontak begitu," ujar Yulianto menimpali kata istrinya.
Yulianto mengatakan baru bisa mudik sekarang karena anak pertamanya harus sekolah. Ia berangkat dari tempat tinggalnya di Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, sekitar pukul 18.00 Wita.
"Ya sekarang ini kami lagi buka puasa di sini (rest area). Kalau di pinggir jalan kan tidak aman. Banyak kendaraan lewat," imbuh Yuli.
Yulianto yang bekerja di proyek bangunan mengaku, sengaja baru melakukan perjalanan malam ini karena anak sulungnya yang duduk di bangku SMP harus ikut ujian.
"Nanti tanggal 7 Mei 2022 kami balik lagi. Karena anak saya juga lanjut ujian semesteran," ujar Yuli menyela.
Menurut Yulianto, perjalanan di malam hari lebih nyaman. "Kalau siang kan terik," pungkasnya.
(kws/kws)