
Kesenian Berko di Jembrana Terancam Punah
Kesenian Berko, tari sakral asli Kabupaten Jembrana, Bali, terancam punah karena krisis generasi penerus. Bagaimana langkah agar kesenian ini tetap lestari?
Kesenian Berko, tari sakral asli Kabupaten Jembrana, Bali, terancam punah karena krisis generasi penerus. Bagaimana langkah agar kesenian ini tetap lestari?
Maestro Tari Berko, Dadong Barak, tutup usia. Tari tradisional itu belum banyak dikenal karena minim apresiasi.
Menurut Prof Dibia, keberadaan Tari Berko belum begitu membumi di Jembrana. Peran pemerintah daerah dalam mengupayakan keajegan Berko sangat diperlukan.
Pihak keluarga menerima sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia saat pengabenan maestro seni Tari Berko Ni Ketut Nepa atau Dadong Barak
Terlepas dari penetapan WBTB, perhatian pemerintah daerah terhadap eksistensi Tari Berko dianggap masih kurang. Simak keluh kesah murid Dadong Barak.
Regenerasi Tari Berko Ni Ketut Asriniasih menyebut kurangnya perhatian pemerintah jadi kendala pelestarian Tari Berko asli Gumi Makepung ini.
Pemkab Jembrana berencana mendata penerus kesenian Berko agar tidak punah setelah Dadong Barak, satu-satunya maestro Tari Berko tutup usia.
Empat hari sebelum tutup usia di RSU Negara pada Rabu (22/12/2022), Dadong Barak sang maestro Tari Berko masih sempat menari di pantai bersama anak dan cucunya.
Ni Ketut Nepa atau yang akrab disapa Dadong Barak tutup usia pada Rabu (21/12/2022). Ia adalah satu-satunya maestro Tari Berko yang tersisa.
Kesenian berko di Jembrana terancam punah, penari yang tersisa hanya Ni Ketut Nepa atau Dadong Barak