
Jejak Kekejaman Westerling dalam Pembantaian 40.000 Jiwa di Sulsel
Westerling merupakan seorang tentara pasukan khusus Belanda yang melakukan pembataian brutal di Sulsel pada periode Desember 1946-Februari 1947.
Westerling merupakan seorang tentara pasukan khusus Belanda yang melakukan pembataian brutal di Sulsel pada periode Desember 1946-Februari 1947.
Pembantaian yang dilakukan Westerling pada Desember 1946-Februari 1947 menjadi sejarah kelam bagi rakyat Sulsel. Tragedi itu disebut menelan korban 40.000 jiwa.
Peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa dilaksanakan 11 Desember setiap tahunnya di Sulsel untuk mengenang peristiwa kelam yang menewaskan ribuan masyarakat Sulsel.
Jumlah korban 40.000 jiwa pembantain Westerling masih kontroversial lantaran adanya versi berbeda. Namun disebutkan korban terbanyak ada di wilayah Mandar.
Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari setuju dengan keinginan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin agar peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa dibuatkan Pergub.
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menilai Peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa setiap tanggal 11 Desember layak dibuatkan Peraturan Gubernur (Pergub).
Walkot Makassar Danny Pomanto menggaungkan persatuan masyarakat menjelang Pemilu 2024 pada peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa.
Tanggal 11 Desember menjadi hari bersejarah yang penting di Sulawesi Selatan. Pemerintah daerah setempat menyebutnya Hari Peringatan Korban 40.000 Jiwa.
Sultan Hamid II disebut Hendropriyono sebagai pengkhianat. Sultan Hamid II adalah tokoh sejarah yang merancang lambang negara Garuda Pancasila.