Upacara peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa dilaksanakan pada tanggal 11 Desember setiap tahunnya di beberapa daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel). Hal ini dilakukan untuk mengenang peristiwa kelam nan bersejarah yang menewaskan ribuan orang masyarakat Sulsel.
Oleh karena itu, banyak pihak yang menyerukan agar hari peringatan terhadap kejadian pembantaian tersebut diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub). Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menilai Hari Peringatan Korban 40.000 Jiwa memang layak untuk dibuatkan Pergub.
"Saya kira kita eksekusi itu. Dibuat usulan masyarakat itu. Bagus itu," ujar Bahtiar kepada wartawan usai di Monumen Korban 40.000 Jiwa, Senin (11/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bahtiar mengatakan sangat setuju atas usulan itu. Dia mengaku pembuatan Pergub untuk hari Peringatan Korban 40.000 Jiwa tidak ada masalah.
"(Peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa dibuatkan) Pergub? Boleh aja. Saya setuju," paparnya.
Pembuatan Pergub Peringatan Korban 40.000 Jiwa juga tidak dititikberatkan pada jumlah kumulatif korban yang masih simpang siur. Namun, yang penting, bagi Bahtiar adalah pesan kuat yang akan disampaikan dari adanya Pergub tersebut.
"Tapi bukan karena 40.000-nya ya, bukan jumlahnya dipersoalkan, tetapi nilainya. Orang rela mati, coba, demi mempertahankan yang 17 Agustus itu. Di saat orang lain, di daerah lain, mohon maaf, sudah banyak yang terpengaruh dengan tekanan Belanda itu," jelasnya.
Tidak hanya itu pesan penting lainnya yang ingin disampaikan adalah kisah perjuangan masyarakat Sulsel dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Masyarakat Sulsel disebut sangat setia meski ditekan dan disiksa secara keji oleh tentara Belanda pimpinan Raymond Westerling.
"Mau ditekan, mau diapapun. Bahkan ditembak mati sekalipun, harus berani kita menyatakan yang benarnya itu," pungkasnya.
DPRD Sulsel Sepakat Peringatan Korban 40.000 Jiwa Dibuatkan Pergub
Sementara, Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari menyambut baik keinginan Bahtiar untuk membuatkan Pergub terkait peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa. Pihaknya mengaku sepakat atas rencana itu.
"Ya, buat kita kan yang pasti apapun itu, untuk kebaikan daerah tentu kita akan selalu mensupport Pak Gubernur (untuk membuatkan Pergub bagi peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa)" katanya kepada detikSulsel, Senin (11/12).
Bagi Andi Ina, pembuatan Pergub terhadap niatan Bahtiar itu memang lebih cocok dibanding membuat Peraturan Daerah (Perda). Selain lebih efektif, proses penetapannya juga disebut lebih cepat dan dampaknya langsung dapat direalisasikan di seluruh kabupaten/kota di Sulsel
"Kalau yang mau cepat sih, sebenarnya Pergub. Karena itu tidak perlu melalui proses panjang. Kalau Perda, ada proses panjang. Kalau saya, ya, kalau memang itu dimungkinkan, ya, gak papa biar Pergub dulu. Biar cepat realisasinya," paparnya.
"Kalau (Pergub) dari Pemprov, berarti berlaku untuk semua daerah. Untuk semua kabupaten/kota. Nah itu tadi, kalau untuk menjadi catatan penting, Pergub dulu saja boleh, untuk sementara, supaya ini menjadi peringatan untuk semua," lanjut Andi Ina.
Meski begitu, dia tak menampik peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa dapat dibuatkan Perda. Perda itu disebut dapat dibuat oleh Pemkot Makassar ataupun Pemprov Sulsel.
"Gak ada masalah. Kan kalau Perdanya boleh dari Kota Makassar, boleh dari Pemprov. Nanti setelah itu, kalau memang dokumennya bisa dan lengkap, itu bisa diajukan menjadi Perda. Karena Perda itu tidak gampang, waktunya tidak mungkin singkat," terangnya.
Simak Pj Walkot Parepare Dorong Jadi Hari Penting Nasional di halaman selanjutnya...
![]() |
Pj Walkot Parepare Dorong Jadi Hari Penting Nasional
Pj Wali Kota Parepare Akbar Ali juga ikut mendorong agar peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa di tiap 11 Desember menjadi Hari Penting Nasional. Dorongan itu disebut dapat diwujudkan lewat Pergub yang diteken oleh Bahtiar.
"Saya kira memang bagus kalau ini menjadi hari nasional (diperingati secara nasional)" kata Akbar usai upacara di Monumen Korban 40.000 Jiwa, Kelurahan Ujung Sabang, Kecamatan Ujung, Parepare, Senin (11/12).
Meski begitu, jasa pahlawan pada dasarnya tidak hanya dikenang melalui memen tertentu belaka. Upacara peringatan tersebut sebaiknya menjadi pengingat bagi masyarakat Sulsel di tiap waktu.
"Tetapi mengenang pahlawan saya kira tidak mengenal mau hari nasional atau untuk Sulsel yang jelas kita masyarakat Sulsel memberikan penghormatan dan penghargaan kepada syuhada masyarakat yang tidak bersalah, kita yang memberikan momentum melalui peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa di setiap kesempatan," tuturnya.
"Karena ini merupakan peristiwa sejarah bukan hanya di Kota Parepare tetapi banyak daerah, maka ini merupakan sebuah sejarah untuk Sulsel," lanjut Akbar.
Akbar beranggapan peringatan ini diharapkan dapat mendorong kepedulian masyarakat akan jasa pahlawan. Pembantaian tentara Belanda pimpinan Raymond Westerling pada Desember 1946 hingga Februari 1947 mesti menjadi pembelajaran.
"Seharusnya ini melalui pemerintah provinsi (pergub) agar bentuk penghargaan kita bukan hanya Parepare saja, tetapi seluruh masyarakat Sulsel memiliki kepedulian terhadap korban 40.000 jiwa," tuturnya.
Simak Pemkab Polman Niat Sejarah Korban 40.000 Jiwa Dibukukan di halaman selanjutnya...
![]() |
Pemkab Polman Niat Sejarah Korban 40.000 Jiwa Dibukukan
Bupati Polewali Mandar (Polman) Andi Ibrahim Masdar mengungkap akan mendalami sejarah dan asal usul korban 40.000 jiwa dibukukan. Dia mengatakan buku itu nantinya akan disebar di tiap sekolah.
"Kemungkinan nanti kami akan bicara berdua dengan Bupati Majene agar bagaimana kita membikin buku ini untuk disebar di semua SD dan SMP, agar anak-anak kita tahu betapa orang-orang dulu kita berjuang untuk meraih kemerdekaan ini. Sehingga anak-anak kita memiliki rasa perjuangan rasa memiliki dalam Indonesia jiwanya," kata Andi Ibrahim kepada wartawan, Senin (11/12).
Dia juga mengaku ingin agar buku itu menjadi mata pelajaran yang wajib diajarkan kepada siswa. Harapannya dapat membangkitkan semangat patriotisme kepada generasi muda sebagai pelanjut.
"Karena sekarang pendidikan moral pancasila sudah tidak ada di sekolah, dengan membuat buku-buku sejarah-sejarah yang bisa membangkitkan kembali semangat patriotis, sehingga bagaimana moral anak-anak kita itu, dengan membaca buku perjuangan pendahulu kita ini bisa menjadi pemicu dan mendidik jiwanya untuk selalu berbuat baik dan mengisi kemerdekaan dengan memperbaiki kualitas dirinya," jelasnya.
Andi Ibrahim juga mendorong agar Peringatan Korban 40.000 Jiwa menjadi hari nasional. Dia mengaku berbagai upaya sudah dilakukan agar tujuan itu tercapai.
"Insya Allah sebelum saya berakhir, saya akan tugasi staf ahli saya untuk berkoordinasi dengan staf ahli Kabupaten Majene untuk menelusuri kembali sejarah ini," imbuhnya.
Simak Video "Video: Peras Pemilik Ruko, 9 Pria di Makassar Diciduk Polisi "
[Gambas:Video 20detik]
(ata/ata)