
BPS Catat 654 Ribu Warga NTB Masih Miskin
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara Barat (NTB) per Maret 2025 mencapai 654 ribu orang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara Barat (NTB) per Maret 2025 mencapai 654 ribu orang.
BPS mencatat inflasi bulanan Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Juni 2025 sebesar 0,60 persen. Inflasi kali ini didorong oleh kenaikan harga tomat dan cabai rawit.
BPS NTB mencatat inflasi 0,69% pada April 2025, dipicu tarif listrik dan harga emas. Kota Bima mengalami inflasi tertinggi 1,1%.
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke NTB pada Maret 2025 meningkat sebesar 10,45 persen secara bulanan atau month to month. Turis Eropa masih mendominasi.
Ekspor nontambang NTB pada Maret 2025 mengalami penurunan hingga 13,76 persen, atau senilai US$ 6,27 juta. Menurun dari bulan sebelumnya sebesar US$ 7,28 juta.
Ekonomi Nusa Tenggara Barat tumbuh 5,30% di 2024, melampaui target. Sektor tambang dan penggalian memimpin pertumbuhan, diikuti listrik dan akomodasi.
BPS NTB melaporkan penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 50,41 ribu orang per September 2024, dengan kontribusi besar dari konsumsi beras dan rokok.
Inflasi NTB pada November 2024 mencapai 0,56% m-t-m, dipicu oleh kenaikan harga tomat, bawang merah, dan emas. Inflasi tahunan 1,46%.
Ekspor Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Oktober 2024 turun 56,95% menjadi US$ 105,10 juta, dipicu penurunan produksi tambang. Impor naik 97% ke US$ 30,18 juta.
BPS NTB mencatat pertumbuhan ekonomi 0,23% pada triwulan III 2024, didorong oleh 11 lapangan usaha, meski 6 lainnya mengalami kontraksi.