Harga Tomat dan Cabai Anjlok, NTB Deflasi 0,41% Agustus 2025

Harga Tomat dan Cabai Anjlok, NTB Deflasi 0,41% Agustus 2025

Nathea Citra - detikBali
Senin, 01 Sep 2025 20:57 WIB
Pedagang di Pasar Induk Mandalika keluhkan sepinya warga untuk membeli tomat, Jumat (4/7/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Tomat di Pasar Induk Mandalika, NTB. (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat laju pergerakan harga di daerah itu mengalami deflasi sebesar 0,41 persen pada Agustus 2025. Penurunan harga terutama dipicu oleh turunnya harga kelompok bahan makanan, khususnya komoditas hortikultura dan hasil laut.

"Penurunan harga tersebut terjadi akibat melimpahnya produksi di tingkat petani, khususnya tomat dan cabai rawit serta produksi dari para nelayan (ikan layang dan cumi-cumi). Selain itu, deflasi juga didorong oleh kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak nonsubsidi, terutama Pertamax dan Pertamax Turbo," kata Kepala BPS NTB Wahyudin usai rilis di kantornya, Senin (1/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa komoditas yang menjadi penyumbang deflasi pada Agustus antara lain tomat 0,35 persen, cabai rawit 0,13 persen, ikan layang 0,06 persen, cumi-cumi 0,04 persen, dan udang basah 0,03 persen.

"Seluruh wilayah kabupaten/kota IHK di provinsi NTB mengalami deflasi (m-to-m) pada Agustus," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Komoditas Penyumbang Inflasi

Meski sejumlah bahan makanan dan hasil laut mengalami penurunan harga, ada pula komoditas yang justru naik. Di antaranya ikan teri, bawang merah, dan daging ayam ras.

Kenaikan harga ikan teri dipengaruhi faktor musim, di mana puncak tangkapan ikan teri berlangsung pada Januari-Maret dan Oktober-Desember. "Sementara kenaikan harga bawang merah disebabkan oleh berakhirnya masa panen dan stok bawang merah lokal yang ada dikirim keluar NTB," jelas Wahyudin.

Selain bahan makanan, beberapa komoditas non-makanan juga mengalami kenaikan harga. Biaya pendidikan tinggi dan menengah ikut naik seiring dimulainya tahun ajaran baru. "Sementara pada kelompok transportasi, kenaikan harga terjadi akibat berakhirnya program diskon tarif angkutan laut," katanya.

Adapun komoditas penyumbang inflasi pada Agustus tercatat ikan teri 0,05 persen, bawang merah 0,05 persen, akademi/perguruan tinggi 0,05 persen, daging ayam ras 0,04 persen, serta sigaret kretek mesin (SKM) 0,03 persen.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads