Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof Karomani (KRM) ditangkap KPK. Karomani ditangkap karena diduga memperjual belikan kursi mahasiswa/i baru jalur seleksi khusus mandiri.
Selain Karomani, KPK turut menjaring tujuh orang lainnya. Mereka terdiri atas Heryandi selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Unila, Muhammad Basri selaku Ketua Senat Unila, Budi Sutomo selaku Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat Unila, Helmy Fitriawan selaku Dekan Faktultas Teknik Unila, Mualimin selaku dosen, Adi Triwibiwo selaku ajudan Rektor dan Andi Defiandi selaku pihak swasta.
Karomani mematok harga satu kursi mahasiswa baru jalur mandiri berfariasi antara Rp 100 hingga Rp 350 juta.
1. Minta Pelicin untuk Luluskan Mahasiswa Baru Jalur Mandiri
"KRM diduga aktif untuk terlibat langsung dalam menentukan kelulusan para peserta Simanila dengan memerintahkan HY (Heryandi) selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Budi Sutomo selaku Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat serta melibatkan MB (Muhammad Basri) selaku Ketua Senat untuk turut serta menyeleksi secara personal terkait kesanggupan orang tua mahasiswa. Apabila ingin dinyatakan lulus maka dapat dibantu dengan menyerahkan sejumlah uang selain uang resmi yang dibayarkan sesuai mekanisme yang ditentukan pihak universitas," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron dalam konferensi pers di kantornya dilansir dari detikNews, Minggu (21/8/2022).
Ghufron menyebut Karomani juga memberikan tugas khusus untuk Wakil Rektor I Unila bernama Heryandi (HY), Ketua Senat Unila bernama Muhammad Basri (MB), dan Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat bernama Budi Sutomo. Dijelaskan Ghufron, ketiga orang itu ditugaskan untuk mengumpulkan sejumlah uang yang disepakati dengan pihak orang tua peserta seleksi yang sebelumnya telah dinyatakan lulus berdasarkan penilaian yang sudah diaturnya.
"Terkait besaran nominal uang yang disepakati antara pihak KRM diduga jumlahnya bervariasi dengan kisaran minimal Rp 100 juta sampai Rp 350 juta untuk setiap orang tua peserta seleksi yang ingin diluluskan," ucapnya.
2.Tidak Main Sendiri, Libatkan Ketua Senat
Karomani tidak main sendiri dalam menjalankan aksinya, dia turut melibatkan Ketua Senat, Muhamamd Basri dan sejumlah orang yang kini turut menjadi tersangka.
Adapun pihak yang terlibat yakni antara lain
Sebagai Pemberi:
- Andi Desfiandi selaku pihak swasta.
Sebagai Penerima:
- Karomani selaku Rektor Unila
- Heryandi selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
- Muhammad Basri selaku Ketua Senat Unila
3. Uang Suap Dialihkan ke Deposito
Rektor Unila Karomani coba mengaburkan uang pelicin penerimaan mahasiswa baru. Dia mengalihkan uang panas itu dalam bentuk lain seperti deposito dan emas. Diduga, total keseluruhannya mencapai Rp 4,4 miliar.
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyebut uang yang diterima Karomani dari pihak orang tua calon siswa dialihkan dalam bentuk deposito hingga emas. KPK menyebut Karomani saat itu memerintahkan Budi Sutomo selaku Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat Unila dan Muhammad Basri Ketua Senat Unila.
"KPK juga menemukan adanya sejumlah uang yang diterima Karomani melalui Budi Sutomo dan Muhammad Basri yang berasal dari pihak orang tua calon mahasiswa yang diluluskan Karomani yang juga atas perintah Karomani uang tersebut telah dialih bentuk menjadi tabungan deposito, emas batangan dan juga masih tersimpan dalam bentuk uang tunai dengan total seluruhnya sekitar Rp 4,4 Miliar," kata Nurul Ghufron dikutip dari detikNews, Minggu (21/8/2022).
4. Uang Suap Digunakan untuk Kepentingan Pribadi
KPK mengungkap sebahagian besar uang 'sogokan' mahasiswa baru itu telah dipergunakan Karomani.
"Seluruh uang yang dikumpulkan KRM melalui Mualimin yang berasal dari orang tua calon mahasiswa yang diluluskan KRM berjumlah Rp 603 juta dan telah digunakan untuk keperluan pribadi KRM sekitar Rp 575 juta," ujar Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron dikutip dari detikNews, Minggu (21/8/2022).
5. Dikenal Tetangga Sebagai Orang Jarang Bergaul
Karomani sendiri dikenal sebagai sosok yang jarang bergaul dengan warga sekitar rumahnya di Bandar Lampung.
Karomani diketahui memiliki beberapa rumah pribadi di Bandar Lampung. Salah satu rumah yang didatangi tim detikSumut yang berlokasi di Gang Dahlia, Kedaton, Bandar Lampung.
Di sana, tim detikSumut mendapati rumah yang tampak sepi hanya dijaga oleh dua orang sekuriti. Karomani disebut sudah tak menempati rumah itu sejak sebulan yang lalu. Dia telah mendiami rumah mewah di wilayah Bataranila, Rajabasa Jaya, Bandar Lampung.
Salah seorang tetangga, Yadi mengatakan, Karomani dikenal sebagai orang yang baik, namun jarang bergaul dengan masyarakat sekitar.
"Dia di sini tinggal sama istri dan dua anaknya. Baik kok tapi ya itu jarang sekali bersosialisasi. Mungkin karena sibuk kali ya dengan pekerjaannya," katanya Sabtu (20/8/2022).
Mau Tahu Fakta Lainnya. Baca Halaman Berikutnya:
Simak Video "Video Pertama di Jakarta! Di Sini Ada Nagashi Somen, Mie Dingin Khas Jepang"
(astj/astj)