Tanggal 1 Juni merupakan peringatan Hari Lahir Pancasila. Hari libur nasional ini berbeda dengan Hari Kesaktian Pancasila. Apa bedanya?
Hal yang mencolok dari perbedaan Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila adalah waktu peringatannya. Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober.
Namun, keduanya sama-sama dibuat untuk menghormati Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila sebagai landasan negara Indonesia tidak muncul begitu saja, melainkan butuh proses yang cukup panjang di balik penyusunannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Butir-butir Pancasila lahir dari buah pikir para pahlawan kala itu. Mulai dari Presiden ke-1 Indonesia, Ir Soekarno hingga Mohammad Yamin.
Untuk lebih jelasnya, berikut perbedaan antara Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila.
Sejarah Hari Lahir Pancasila
1. Pembentukan BPUPKI
Mengutip penjelasan pada laman Direktorat SMP Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), sejarah lahir Pancasila berawal dari kemerdekaan yang dijanjikan oleh Perdana Menteri Jepang kala itu, yakni Kuniaki Koiso.
Ia memberi janji kemerdekaan pada 7 September 1944. Di balik janji tersebut, Jepang ingin Indonesia melawan tentara sekutu.
Akan tetapi, janji tersebut tidak terlaksana. Akhirnya, Jepang memberikan janji kemerdekaan kedua yakni pada 29 April 1945 lewat Maklumat Gunseikan.
Maklumat tersebut memandatkan pembentukkan badan untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Pertama yakni Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Badan tersebut memiliki tugas merumuskan dasar negara Indonesia. Mayoritas anggota BPUPKI adalah orang Indonesia, dan sisanya orang Jepang.
Lewat pertemuan-pertemuan BPUPKI inilah tersusun dasar-dasar negara. Mulai dari pertemuan pertama pada 29 Mei 1945. Saat itu, Mohammad Yamin mengusulkan lima dasar negara yakni Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.
Pada pertemuan selanjutnya, yakni 31 Mei 1945, saatnya Soepomo menyampaikan gagasannya soal dasar negara. Ia mengusulkan lima dasar negara, yakni Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan Lahir dan Batin, Musyawarah, dan Keadilan Rakyat.
Terakhir, tokoh yang mengusulkan dasar negara adalah Ir Soekarno pada 1 Juni 1945. Tanggal pengusulan ini yang diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.
Dalam pidatonya, Soekarno mengusulkan konsep "Lahirnya Pancasila". Meskipun sudah muncul nama Pancasila, tetapi isi Pancasila yang diusulkan Soekarno berbeda dengan saat ini. Konsep Pancasila menurut Soekarno adalah:
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisasi atau peri kemanusiaan
- Mufakat atau demokrasi
- Kesejahteraan
- Ketuhanan yang berkebudayaan
2. Pembentukan PPKI
Setelah gagasan Soekarno diterima oleh panitia dan tokoh lain, dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945. Badan ini kemudian melakukan sidang hingga mengesahkan dasar negara yang hingga saat ini kita kenal berbunyi:
- Ketuhanan yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila
Perbedaan Hari Lahir Pancasila dan Kesaktian Pancasila ini ditegaskan oleh Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair), Arya Wanda Wirayuda, S Hum M A. Ia mengatakan Hari Kesaktian Pancasila diperingati untuk menguatkan kembali Pancasila sebagai ideologi Indonesia.
"Hari Kesaktian Pancasila dapat dikatakan mitologisasi pemerintah untuk menguatkan Pancasila," tuturnya, dikutip dari laman Unair, Sabtu (31/5/2025).
Hari Kesaktian Pancasila lahir sehari setelah peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau lebih dikenal G30S PKI. Hari Kesaktian Pancasila diusulkan Presiden Soeharto untuk menunjukkan kekuatan pemerintahan lewat Pancasila.
Pasalnya, peristiwa G30S PKI telah menewaskan tujuh anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Mereka antara lain:
- Letjen Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat)
- Mayjen Raden Suprapto (Deputi II Panglima AD Bidang Administrasi)
- Mayjen Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Panglima AD Bidang Perencanaan dan Pembinaan)
- Mayjen Siswondo Parman (Asisten I Panglima AD Bidang Intelijen)
- Brigjen Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Panglima AD Bidang Logistik)
- Brigjen Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal AD)
- Lettu Czi Pierre Andreas Tendean (Ajudan Menhankam Jenderal AH Nasution)
Ade Irma Suryani Nasution, putri bungsu Jenderal besar Abdul Haris (AH) Nasution juga tewas pada peristiwa G30S PKI.
Presiden Soeharto kemudian mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967 untuk menghormati dan mengenang jasa para korban G30S tersebut dalam bentuk Hari Kesaktian Pancasila. Penghormatan ini diperingati setiap 1 Oktober.
(cyu/twu)