Sejarah Hari Lahir Pancasila 1 Juni dan Bedanya dengan Kesaktian Pancasila

Sejarah Hari Lahir Pancasila 1 Juni dan Bedanya dengan Kesaktian Pancasila

Nur Umar Akashi - detikJateng
Minggu, 01 Jun 2025 14:11 WIB
Upacara Hari Lahir Pancasila 2025
Ilustrasi Hari Lahir Pancasila. Foto: freepik/Freepik
Solo -

Saat ini rakyat Indonesia tengan merayakan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025 tiba. Namun, sudahkah detikers tahu bagaimana sejarahnya sehingga Harlah Pancasila itu ditetapkan pada 1 Juni? Lalu, apa bedanya Hari Lahir Pancasila dengan Hari Kesaktian Pancasila?

Menelaah sejarah Hari Lahir Pancasila berarti turut mempelajari BPUPKI (Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pasalnya, keduanya berkaitan erat sehingga tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Dirujuk dari Jurnal Artefak berjudul "Peranan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1945 dalam Proses Menuju Kemerdekaan Indonesia" oleh Nana Setialaksana, semua bermula ketika Jepang datang ke Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena Jepang pernah berjanji memberi kemerdekaan, maka dibentuklah BPUPKI atau Dokuritsu Jyunbi Coosakai. Tepat pada 29 April 1945, badan bentukan Jepang ini didirikan dan diketuai Dr Radjiman Wedyodiningrat.

Dengan berdirinya BPUPKI secara resmi, maka sejarah Hari Lahir Pancasila pun dimulai.

ADVERTISEMENT

Sejarah Hari Lahir Pancasila 1 Juni

Dirangkum dari buku Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa oleh Pandji Setijo, sidang pertama BPUPKI dimulai pada 29 Mei 1945. Pada tanggal tersebut, Dr Radjiman Wedyodiningrat menanyakan dasar negara kepada para peserta sidang.

Muhammad Yamin bangkit paling pertama dan menjabarkan usulannya. Beliau mengusulkan dasar negara Indonesia yang terdiri atas 5 asas, yakni:

  • Peri Kebangsaan
  • Peri Kemanusiaan
  • Peri Ketuhanan
  • Peri Kerakyatan
  • Kesejahteraan Rakyat

Kelima asas di atas disampaikan secara lisan oleh Muhammad Yamin. Yang menarik, di samping secara lisan, Muhammad Yamin juga memberikan usulan tertulis. Redaksi usulan tertulis dari Muhammad Yamin sangat mirip dengan isi Pancasila saat ini:

  • Ketuhanan Yang Maha Esa
  • Kebangsaan persatuan Indonesia
  • Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Selang dua hari kemudian, yakni pada 31 Mei 1945, gantian Soepomo yang mengajukan usulan dasar negara. Usulannya juga terdiri atas 5 poin, yakni:

  • Persatuan/nasionalisme
  • Kekeluargaan
  • Takluk kepada tuhan
  • Musyawarah
  • Keadilan rakyat

Keesokan harinya, 1 Juni 1945, Soekarno alias Bung Karno berpidato menyampaikan usulan dasar negaranya. Usulan dari Bung Karno ini dinamai Pancasila yang berarti 'lima dasar'. Begini isinya:

  • Kebangsaan Indonesia
  • Internasionalisme atau peri kemanusiaan
  • Mufakat atau demokrasi
  • Kesejahteraan sosial
  • Ketuhanan yang berkebudayaan

Pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI ini, Dr Radjiman Wedyodiningrat membentuk panitia kecil yang terdiri atas 8 orang. Mereka ditugaskan untuk mengumpulkan usulan-usulan dasar negara yang telah masuk.

Soekarno yang diamanahi menjadi ketua Panitia Delapan kemudian sukses mengumpulkan 38 orang anggota BPUPKI untuk membicarakan masalah dasar negara. Hasil rapat memutuskan pembentukan Panitia Sembilan.

Panitia Sembilan terdiri dari Soekarno, Muhammad Hatta, Mr AA Maramis, KH Wahid Hasyim, KH Abdul Kahar Muzakir, H Agus Salim, Abikusno Tjokrosuyoso, Mr Ahmad Soebardjo, dan Muhammad Yamin. Para tokoh bangsa dalam Panitia Sembilan bertugas merumuskan dasar negara.

Pada malam 22 Juni 1945, Panitia Sembilan rapat dan sukses merumuskan Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Dalam rumusan tersebut, di antaranya ada Pancasila yang berbunyi:

  • Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
  • Kemanusiaan yang adil dan beradab
  • Persatuan Indonesia
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
  • Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kelak, sebelum sidang pleno PPKI pada 18 Agustus 1945, redaksi sila pertama sedikit diubah, menjadi 'Ketuhanan Yang Maha Esa'. Perubahan ini dilaksanakan atas kesepakatan sejumlah tokoh, yakni Muhammad Hatta, Ki Bagus Hadikusumo, KH Mohammad Hasjim, Mr Kasman Singodimedjo, dan Mr Teuku Mohamad Hasan. Pada sidang PPKI itulah, Pancasila resmi disahkan.

Adapun 1 Juni untuk Hari Lahir Pancasila dipilih karena pada tanggal tersebut, Pancasila diperkenalkan Presiden Soekarno. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila:

"Bahwa untuk pertama kalinya Pancasila sebagai dasar negara diperkenalkan oleh Ir Soekarno, anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945," bunyi pertimbangan poin c keppres tersebut.

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila

Berbeda dengan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni, Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap 1 Oktober. Hari besar nasional ini disahkan dengan Keppres Nomor 153 Tahun 1967 tentang Penetapan Tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Disadur dari laman resmi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Jogja, Hari Kesaktian Pancasila berkaitan erat dengan Gerakan 30 September (G30S/PKI). Tentunya, detikers sudah tidak asing lagi dengan peristiwa ini, bukan?

Dalam sejarahnya, Partai Komunis Indonesia (PKI) ingin merebut kekuasaan di Indonesia. Apabila kekuasaan sukses direbut, ideologi Pancasila akan diganti ideologi komunis. Maka, bergeraklah anggota-anggota PKI untuk menangkap sejumlah jenderal TNI yang dianggap sebagai rintangan.

Namun, berkat tindakan cepat tanggap dari tentara, kudeta PKI digagalkan. Presiden Soeharto yang saat itu bertugas di TNI, langsung melakukan penumpasan terhadap PKI dan antek-anteknya.

Kondisi yang mencekam pada 30 September kemudian kembali normal pada 1 Oktober 1965. Meski sudah pulih, duka mendalam bangsa Indonesia tidak terelakkan. Bagaimana tidak, banyak tokoh penting yang gugur. Mereka dikenang sebagai Pahlawan Revolusi.

Peristiwa ini sekaligus menguatkan 'kesaktian' Pancasila yang tidak bisa diganggu gugat. Kemenangan Pancasila atas ancaman ideologi lain inilah yang menyebabkan diperingatinya 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Demikian sejarah singkat Hari Lahir Pancasila dan bedanya dengan Hari Kesaktian Pancasila. Semoga bisa menambah wawasan detikers, ya!




(par/par)


Hide Ads