Catat! Ini Keutamaan Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Catat! Ini Keutamaan Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Tim detikHikmah - detikSumut
Minggu, 23 Apr 2023 11:00 WIB
Ilustrasi Puasa
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Medan -

Bulan Ramadan telah berakhir, kini saatnya memasuki bulan Syawal. Di bulan Syawal ada puasa sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan karena memiliki keutamaan besar, apa itu?

Dilansir dari detikHikmah, adapun keutamaan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal seperti diucapkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Ayyub Al-Anshari.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Rasul SAW bersabda, "Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan lalu dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, seakan-akan dia berpuasa sepanjang tahun." (HR Muslim no. 1164, Abu Dawud no. 2416, Tirmidzi no. 756, & Ibnu Majah no. 1716)


Dalam buku Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, pahala yang didapatkan umat Islam ketika menjalankan ibadah puasa Ramadan satu bulan penuh ditambah dengan puasa enam hari di bulan Syawal seperti menjalankan ibadah puasa selama satu tahun penuh.

ADVERTISEMENT

Maka dari itu puasa Ramadan dilanjut puasa Syawal maka seperti berpuasa tiga ratus hari ditambah enam puluh hari, sehingga totalnya setahun penuh.

Melalui hadits Nabi SAW di atas juga, puasa enam hari bulan Syawal menjadi amalan yang dianjurkan bagi umat Islam dan hukum pelaksanaannya termasuk sunnah muakkad (ditekankan).


Niat Puasa 6 Hari Syawal

Untuk berpuasa Syawal, hendaklah seseorang berniat dalam hatinya. Adapun niat dibaca setiap hari selama enam hari puasa Syawal. Berikut lafaz niat yang dapat dilafalkan, dikutip dari buku Bimbingan Praktikum Ibadah oleh Abuddin Nata:

نوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adaa-i sunnatisy syawwaali lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat berpuasa besok hari di bulan Syawal sunnah karena Allah Ta'ala.

Tata Cara Puasa 6 Hari Syawal

Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah dalam buku Al-Jami' fii Fiqhi An-Nisa' mengemukakan pengerjaan puasa sunnah Syawal boleh dilakukan secara berturut-turut atau bisa juga dengan berselang waktunya.

Imam Ahmad dalam buku Fiqih Sunnah juga membolehkan puasa Syawal dilaksanakan dengan berturut ataupun tidak karena menurutnya tak ada keutamaan baik melakukannya secara berkelanjutan maupun tidak.

Sementara menurut madzhab Syafi'i dan Hanafi, puasa sunnah ini lebih utama dikerjakan secara berturut dan dimulai setelah hari raya Idul Fitri.

Cara Puasa Syawal bagi Orang yang Punya Utang Qadha Ramadan

Ulama berbeda pendapat terkait apakah diperbolehkan untuk mendahulukan puasa Syawal sebelum puasa qadha Ramadan.

Seperti pandangan Abu Malik Kamal ibn Sayyid Salim dalam buku Fiqh as Sunnah li an-Nisa'. Menurutnya dibolehkan untuk mendahulukan puasa enam hari Syawal sebelum mengqadha utang puasa Ramadan. Terutama bagi orang yang merasa waktu di bulan Syawal terlalu sempit baginya bila harus terlebih dahulu mengganti puasa Ramadan.

Sementara pemahaman Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam buku Tuntunan Tanya-Jawab Akidah, menjelaskan bila seorang muslim punya tanggungan puasa Ramadan, maka ia belum bisa dikatakan sempurna puasanya wajib Ramadan-nya. Sehingga ia belum dapat melanjutkan puasa enam hari Syawal.

Pendapatnya juga, orang itu sepatutnya agar membayar puasa qadha Ramadan terlebih dahulu, dan kemudian baru melaksanakan puasa Syawal. Di mana ia mesti menyempurnakan kewajibannya lebih dahulu, lalu mengerjakan yang sunnah.

Artikel ini sudah tayang di detikHikmah.




(astj/astj)


Hide Ads