Puasa Syawal Harus 6 Hari Berturut-turut Atau Boleh Terpisah? Ini Jawabannya

Puasa Syawal Harus 6 Hari Berturut-turut Atau Boleh Terpisah? Ini Jawabannya

Tya Eka Yulianti - detikJabar
Rabu, 02 Apr 2025 19:35 WIB
Muslim woman in hijab eating dates fruit in a comfortable home. Clouse up shot
Ilustrasi puasa Syawal (Foto: Getty Images/Korrawin)
Bandung -

Puasa Syawal merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam setelah menyelesaikan ibadah puasa Ramadan. Puasa ini dilakukan selama enam hari di bulan Syawal dan memiliki keutamaan luar biasa, yakni mendapatkan pahala seperti berpuasa setahun penuh.

Anjuran puasa enam hari di bulan Syawal didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al-Anshari:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun." (HR Muslim)

Lalu, apakah puasa Syawal harus dilakukan berturut-turut selama enam hari, atau boleh dilakukan secara terpisah? Berikut penjelasannya.

ADVERTISEMENT

Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal

Puasa Syawal dapat mulai dikerjakan pada tanggal 2 Syawal, sebab pada tanggal 1 Syawal umat Islam diharamkan berpuasa karena bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Larangan ini disebutkan dalam hadits berikut:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ

Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR Muslim)

Berdasarkan kalender Hijriah 2025, 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Dengan demikian, puasa Syawal bisa dimulai pada 1 April 2025.

Apakah Puasa Syawal Harus Berturut-turut?

Terkait dengan pelaksanaannya, para ulama memiliki beberapa pendapat. Sebagian mengatakan bahwa lebih utama dilakukan secara berturut-turut, sementara yang lain berpendapat bahwa tidak harus berurutan.

Boleh Tidak Berturut-turutImam Ahmad berpendapat bahwa puasa Syawal boleh dilakukan secara berturut-turut maupun tidak. Tidak ada keutamaan khusus bagi yang melakukannya secara berurutan dibanding yang melakukannya secara terpisah, asalkan tetap dilakukan dalam bulan Syawal.

Lebih Utama Dilakukan Berturut-turutMazhab Hanafi dan Syafi'i berpendapat bahwa lebih utama jika puasa Syawal dilakukan secara berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri. Hal ini berdasarkan pemahaman bahwa bersegera dalam beramal lebih baik, sebagaimana dalam hadits:

وَخَيْرُ الْعَمَلِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

Artinya: "Sebaik-baik amal adalah yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sedikit." (HR Bukhari dan Muslim)

Namun, jika ada kendala yang membuat seseorang tidak bisa melakukannya secara berturut-turut, maka tetap diperbolehkan untuk mencicil selama masih dalam bulan Syawal.

Niat Puasa Syawal

Sebelum menjalankan ibadah puasa Syawal, umat Islam dianjurkan untuk membaca niat terlebih dahulu. Mengutip dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), berikut bacaan niat puasa Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَةً لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma ghadin an sittatin min syawwalin lillaahi ta'aalaa.

Terjemahan: "Aku berniat berpuasa sunnah enam hari bulan Syawal karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Melaksanakan Puasa Syawal

Secara umum, tata cara puasa Syawal tidak berbeda dengan puasa pada umumnya. Mengacu pada buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa karya Nursolikhin, berikut langkah-langkah dalam menjalankan puasa Syawal:

1. Membaca Niat

Niat puasa dapat diucapkan sejak malam hari setelah matahari terbenam hingga sebelum fajar tiba. Idealnya, niat ini diucapkan setelah salat tarawih agar seseorang tetap dapat menjalankan puasa meskipun tidak sempat bangun sahur.

2. Melaksanakan Sahur

Sahur merupakan sunnah yang dianjurkan dalam berpuasa. Rasulullah SAW bersabda:

"Sahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan." (HR Bukhari Muslim)

Sahur sebaiknya dilakukan di akhir malam menjelang waktu imsak.

3. Menjalankan Puasa

Puasa Syawal dimulai sejak terbit fajar hingga matahari terbenam. Selama periode ini, umat Islam wajib menahan diri dari makan, minum, serta hal-hal yang dapat membatalkan puasa.

4. Menyegerakan Berbuka

Ketika waktu maghrib tiba, dianjurkan untuk segera berbuka puasa. Rasulullah SAW bersabda:

"Hamba-hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah mereka yang menyegerakan berbuka." (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Puasa Syawal adalah ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar. Mengenai apakah harus dilakukan secara berturut-turut, terdapat kelonggaran dalam pelaksanaannya. Umat Islam dapat memilih untuk menjalankan puasa ini secara berturut-turut maupun terpisah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Yang terpenting adalah menyelesaikan enam hari puasa dalam bulan Syawal untuk memperoleh pahala yang dijanjikan.

Wallahu a'lam bisshawab.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads