Untuk pertama kalinya, Sumatera Selatan bisa mengekspor hasil kopinya ke luar negeri. Kopi tersebut dikirimkan melalui Pelabuhan Boom Baru Palembang ke negara tujuan yakni Malaysia dan Australia.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, Arifin Susanto menyebut pihaknya meyakini tujuan ekspor kopi khas Sumsel ini akan terus meluas dan berkembang.
"Saat ini baru dua negara yang diekspor (jadi tujuan ekspor kopi). Kami akan mengembangkan pasar ekspornya ke Algeria untuk selanjutnya," kata dia, usai melepas ekspor kopi perdana di Palembang, Minggu (20/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengembangkan negara tujuan ekspor kopi tersebut, Arifin mengatakan perlu dukungan dari banyak pihak. Sebab ekspor kopi merupakan ekosistem keuangan.
"Rencananya, ekosistem kopi Sumsel ini akan dibangun berkelanjutan dan ada pembiayaan langsung, ada bank Himbara dan asuransi. Pembiayaan yang diberikan Bank Sumsel Babel, Himbara dan BSI sebesar Rp 336 miliar kepada 8.311 debitur sepanjang 2024," katanya.
Dengan begitu, OJK meyakini kopi khas Sumsel bisa makin luas mendunia dan bersaing dengan daerah penghasil kopi lainnya di Indonesia. Sama seperti ekspor kopi perdana ini, berkat dukungan berbagai pihak maka ekspor kopi tersebut bisa dilakukan dengan lancar.
"Adanya dukungan dari semua pihak, alhamdullilah kopi Sumsel bisa diekspor perdana ke Malaysia dan Australia melalui Pelabuhan Boom Baru," kata dia.
Arifin menjelaskan jenis kopi yang diekspor ke Australia berupa 19,8 ton green bean kopi jenis Arabica Grade 1 Specialty asal Semendo Muara Enim, dan Robusta Grade 1 asal Pagar Alam. Sementara 39,6 ton green bean kopi jenis Robusta Grade 4 asal Pagar Alam menuju Malaysia.
"Totalnya ada 59,4 ton kopi asal Sumsel yang diekspor perdana ke Malaysia dan Australia. Total ekspor kopi yang akan dilakukan sepanjang 2025 ada 14 kontainer. Di mana untuk ekspor ke Malaysia 10 kontainer, dan Australia 4 kontainer. Satu kontainer berisi 19,8 ton dikalikan 14 sama dengan 277,2 ton dengan nilai Rp 33,6 miliar," katanya.
Arifin menyebut Sumsel merupakan salah saru provinsi di Indonesia yang merupakan penghasil kopi terbesar. Namun ada berbagai hambatan yang membuat Sumsel belum bisa melakukan ekspor sendiri selama ini.
"Selama ini kopi Sumsel tidak pernah diekspor ke luar negeri langsung dari Sumsel, tapi dari provinsi tetangga. Produksi kopi Sumsel mencapai 190 ribu ton per tahun tapi belum pernah tercatat mengekspor kopi secara langsung selama ini. Kalaupun ada, itu dari pengepul lalu dikirim ke eksportir," beber dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan Sumsel merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia, tapi selama ini 11 tahun terakhir ekspornya dilakukan di luar Sumsel.
"Diekspornya kopi Sumsel ini secara perdana diharapkan dapat menjadi nilai tambah yang dapat dirasakan Sumsel terutama para petani yang menghasilkan dan seluruh jalur rantai pasok.
"Karena dengan kedekatan (rantai pasok) nilai yang dihasilkan akan lebih meningkat dan tentu multiplier effect-nya lebih terasa," ujarnya.
(dai/dai)