Sempat 3 Kali Gagal, Petani di Mura Kini Bersyukur Bisa Panen Padi

Sumatera Selatan

Sempat 3 Kali Gagal, Petani di Mura Kini Bersyukur Bisa Panen Padi

M Rizky Pratama - detikSumbagsel
Minggu, 19 Jan 2025 09:30 WIB
Para petani di Desa E Wonokerto, Musi Rawas tengah melakukan panen padi
Foto: Para petani di Desa E Wonokerto, Musi Rawas tengah melakukan panen padi (Dok. Istimewa)
Musi Rawas -

Petani di Musi Rawas, Sumatera Selatan kini sudah memulai panen padi. Mereka bersyukur karena pada 2024 sempat mengalami gagal panen saat musim kemarau panjang dan adanya serangan hama.

Salah satu petani di Desa E Wonokerto Kecamatan Tugumulyo, Joko mengatakan para petani bersyukur karena pada musim panen padi saat ini membuahkan hasil yang maksimal.

"Alhamdulillah hasil panen kali ini memuaskan dengan hasil yang hampir maksimal. Kemarin sudah 3 kali saya gagal panen gara-gara musim kemarau berkepanjangan sama serangan hama. Untungnya, panen kali ini berhasil," katanya, Sabtu (18/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Joko membeberkan sawah seluas dua setengah hektare miliknya berhasil menghasilkan gabah kering seberat 3 ton. Selain dirinya, ia mengatakan petani lainnya juga mendapat hasil yang maksimal juga.

"Petani lainnya juga berhasil panennya musim ini, cuacanya sudah mendukung sama serangan hamanya juga tidak begitu besar dibandingkan dengan tahun kemarin," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Hal senada juga disampaikan oleh Ratman. Sebelumnya hasil tanaman padi yang gagal panen di sawahnya yang seluas seperempat hektare itu sempat dijadikan pakan ternak, namun akhirnya musim panen kali ini berhasil.

"Kemarin padinya banyak yang rusak akibat diserang hama, ada yang dimakani tikus, wereng sama tungro, akhirnya gagal panen. Sampai saya jadikan pakan untuk ternak sapi. Tapi Alhamdulillah, sekarang sudah stabil dan hasilnya memuaskan," ungkapnya.

Sementara itu, Petugas BPP Tugumulyo, Ari Irawan mengatakan pihaknya sudah melakukan pengambilan sampel dan penghitungan provitas dan produktivitas padi sawah di Desa E Wonokerto.

"Hasilnya dikatakan optimal karena hasilnya itu 4,9 ton GKP (gabah kering panen) perhektare nya. Sebelum diambil sampel, kita mengukur dulu 2,5 meter kali 2,5 meter, kemudian kita panen dan kita gilas. Hasil gabahnya pun kemudian kita timbang dan dapatlah hasil tersebut. Itu terbilang sudah baik," ungkapnya.

Ari menambahkan untuk jenis varietas padi yang ditanam oleh petani di Desa E Wonokerto sudah bagus, hanya tergantung dari cara perawatan, pemupukan, dan pengendalian hamanya.

"Tapi yang kami sarankan untuk petani itu jenis varietas seperti Cakra Buana, Hibrida dan Inpari jenis 31, 30, dan 33 Karan itu yang tahan dengan serangan hama wereng. Tapi untuk yang kita kembangkan sekarang ini jenis AGT, Inpari 47, Bioni 63 dan Cakra Buana, kalo berhasil nanti itu yang akan kita rekomendasikan ke para petani," tutupnya.




(dai/dai)


Hide Ads