Kuota pupuk subsidi secara nasional naik dari 4,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton. Sumatera Selatan mendapat kuota 294.079 ton. Angka itu meningkat meski kuota pada 2024 tak terealisasi 100 persen atau hanya 262.199 ton.
"Terkait pupuk, Provinsi Sumsel tahun 2024 nebus pupuknya baru 79 persen. Jadi memang belum bisa maksimal," ujar Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, Selasa (14/2/2025).
Dia menyebut, tak tercapainya realisasi pupuk subsidi itu karena sulit didapatkan dan prosesnya yang mengular. Pihaknya mengaku pada 2025 ini masalah rantai distribusi dan kendala lainnya sudah teratasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan kami berharap, prestasi yang sudah dicetak sesuai arahan Presiden, pupuk yang dulu sulit prosesnya yang mengular dan seterusnya, alhamdullillah pupuk di 2025 sudah selesai. Sehingga mulai 1 Januari pupuk harusnya tersedia di kios-kios," katanya.
Menurutnya, kenaikan kuota pupuk subsidi itu karena Sumsel masuk dalam pengembangan optimasi lahan (Opla) dengan target 160 ribu hektar sawah baru dari potensi 500 ribu hektar.
"Sumsel adalah provinsi yang punya anugerah air. Sehingga Kementan tahun 2024 telah mencapai optimasi lahan rawa. Tahun ini, targetnya 160 ribu Opla dan 150 ribu cetak sawah. Kami mohon bupati segera membuat laporan CPCL (calon petani, calon lahan). Karena CPCL-nya belum lengkap semua," katanya.
Wamentan cukup optimistis dengan seluruh potensi Sumsel agar bisa menjadi lumbung pangan bagi Indonesia ke depan. Sumsel juga didorong untuk membantu swasembada pangan negara dengan hasil pertanian yang maksimal.
Direktur Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan, stok pupuk subsidi di Sumsel mencapai 400 ribu ton. Stok itu mencukupi untuk sepanjang tahun ini, karena kuota Sumsel hanya 294.079 ton. Apabila kuota tersebut terserap 100 persen, PT Pupuk Sriwidjaja juga akan menambah alokasi.
"Alokasi 2025 sudah lebih tinggi dibandingkan serapan di tahun 2024. Sepanjang alokasinya memang tersedia, kami akan segera menyalurkannya," katanya.
(dai/dai)