Target Produksi Beras Sumsel Naik, Petani Diminta Tak Buru-buru Panen

Sumatera Selatan

Target Produksi Beras Sumsel Naik, Petani Diminta Tak Buru-buru Panen

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Kamis, 16 Jan 2025 12:00 WIB
Wamentan Sudaryono saat panen raya di Ogan Ilir.
Target produksi beras Sumsel naik. Foto: Dok. Istimewa
Palembang -

Hasil panen padi di Sumatera Selatan terus alami kenaikan. Bahkan Sumsel bisa swasembada dan surplus beras. Tahun ini, capaian itu ingin diulang.

"Insyaallah kami optimistis pada 2025 ini dengan berbagai bantuan pemerintah. Terlebih HPP gabah dan beras yang naik. Produksi gabah dan beras tahun ini akan lebih tinggi dari 2024. Naiknya tidak akan jauh beda dengan realisasi tahun lalu," ujar Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DPTPH) Sumsel Bambang Pramono, Kamis (16/1/2025).

Bambang menyebut dalam 4 tahun terakhir, Sumsel terbukti mampu menaikkan produksi. Hal itu berbanding terbalik dengan sejumlah daerah lain yang justru mengalami penurunan. Di antaranya Jawa Timur dan Jawa Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada 2021 Sumsel mampu memproduksi 2,55 juta ton. 2022 naik 2,77 juta ton. 2023 juga naik 2,83 juta ton dan 2024 naik sedikit jadi 2,84 juta ton. Tren kenaikan itu di tengah penurunan produksi di provinsi lain," ungkapnya.

Bambang mengungkapkan panen awal tahun menjadi penopang dan kontribusi tertinggi produksi padi. Pada tahun lalu, berdasarkan data BPS Januari-Februari luasan lahan yang panen mencapai 119.051 hektare (Januari 44.351 hektare dan Februari 74.699 hektare).

ADVERTISEMENT

"Jika per hektare saja mampu menghasilkan 5,6 ton, maka sepanjang dua bulan itu saja bisa mencapai 666 ribu ton. Belum lagi saat puncak panen yang akan terjadi pada Maret nanti. Jadi, kontribusi panen awal tahun bisa sampai 70 persen," ungkapnya.

Menurutnya, kenaikan HPP gabah tak hanya akan membantu kesejahteraan petani, tapi juga meningkatkan produksi. Apalagi seluruh hasil panen petani akan diserap Bulog. Pemda juga diminta membantu menyiapkan gudang.

"Sehingga, mau tidak mau, suka tidak suka sesuai arahan Menko Pangan kemarin, DPTPH dan Dinas Ketahanan Pangan akan menindaklanjuti ke bupati/wali kota untuk menyiapkan gudang. Kembali membuka lumbung-lumbung di desa untuk menampung hasil gabah petani," ungkapnya.

Dia juga meminta para petani tidak buru-buru memanen hasil padinya. Sebab, pada 2025 ini sudah ada kepastian pasar melalui HPP yang mulai berlaku 15 Januari.

"Petani tidak usah cepat-cepat memanen padinya supaya dapat harga jual lebih tinggi dan menghindari bulir hampa dan hijau karena bisa kena rafaksi harga. Tunggu sudah matang saja karena harga yang akan ditampung sama, lewat HPP yang sudah ditetapkan," tandasnya.




(des/des)


Hide Ads