BPBD Sebut Sumsel Belum Naikkan Siaga Banjir-Longsor karena Masih Tunggu SK

Sumatera Selatan

BPBD Sebut Sumsel Belum Naikkan Siaga Banjir-Longsor karena Masih Tunggu SK

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Jumat, 17 Jan 2025 11:30 WIB
Ilustrasi penyakit yang muncul saat musim hujan dan banjir
Ilustrasi banjir (Foto: Shutterstock)
Palembang -

Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) belum menetapkan status siaga bencana banjir dan tanah longsor hingga saat ini. Belum adanya penetapan itu karena masih menunggu tanda tangan dari Pj Gubernur Sumsel untuk surat keputusan(SK)-nya.

Padahal, penetapan sudah bisa dilakukan jika dua kabupaten/kota telah menaikkan status siaga. Saat ini sudah ada 10 daerah yang menetapkan siaga darurat bencana hidrometeorologi. Daerah-daerah itu merupakan wilayah langganan bencana, yang selalu terjadi setiap tahun.

"Provinsi belum penetapan siaga darurat banjir dan tanah longsor, kita juga masih menunggu tanda tangan dari Pj Gubernur Sumsel untuk SK-nya," ujar Kepala Bidang Penanganam Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Jumat (17/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut, beberapa daerah sudah terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Namun, bencana yang terjadi skalanya masih bisa ditangani daerah.

"Yang penting tidak ada bencana yang besar, selagi kabupaten/kota bisa mengatasi, artinya aman-aman saja," ungkapnya.

Dia menyebut, beberapa kejadian banjir dan tanah longsor sudah terjadi di Sumsel. Beberapa di antaranya membuat akses jalan putus akibat amblas karena erosi tanah.

ADVERTISEMENT

Hingga saat ini, baru 10 daerah di Sumsel yang menaikkan status siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor. Ke-10 daerah ini merupakan daerah rawan bencana. Yakni, OKU, Banyuasin, Muba, OKU Timur, Prabumulih, OKI, Ogan Ilir, Muratara, OKU Selatan dan muara Enim.

"Daerah lain juga masih menunggu tanda tangan SK. Meski begitu, kesiapsiagaan daerah tetap ada di musim penghujan ini," ujarnya.

Meski belum penetapan siaga darurat, Pemprov Sumsel dan daerah sudah melaksanakan apel siaga. Apel siaga dilakukan untuk kesiapsiagaan personel, peralatan fan perlengkapan ketika terjadi bencana.

"Iya, apel kesiapsiagaan bencana sudah dilakukan. Koordinasi dengan BMKG juga dilakukan untuk mengetahui potensi-potensi bencana yang akan terjadi," ungkapnya.




(csb/csb)


Hide Ads