Empat daerah di Sumatera Selatan telah menaikkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi banjir dan tanah longsor di musim hujan 2024-2025. Pemprov Sumsel juga telah menyiapkan kenaikan status itu.
"Dokumen status siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor provinsi masih proses di Biro Hukum Setda Sumsel. Untuk syarat menaikkan status sudah bisa karena cukup dua daerah saja, saat ini sudah empat daerah yang menetapkan siaga darurat," ujat Kepala BPBD Sumsel Sudirman, Sabtu (7/12/2024).
Dia menyebut, sekitar pekan depan status siaga darurat itu baru keluar. Dengan adanya status itu, maka kesiapsiagaan penanganan bencana bisa dilakukan. Baik untuk personel, peralatan dan perlengkapannya. "Insyaallah secepatnya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Katanya, daerah lain yang rawan bencana hidrometeorologi juga tengah bersiap menaikkan status siaga darurat. Saat ini prosesnya sudah masuk ke biro hukum setda masing-masing kabupaten/kota.
"Sama dengan Pemprov, kabupaten/kota lain yang rawan banjir dan tanah longsor juga masih proses siaga darurat di biro hukum masing-masing," katanya.
Sebelumnya, Plt Kalaksa BPBD Sumsel Aksoni menyebut jika seluruh daerah di Sumsel rawan terhadap banjir dan tanah longsor. Namun, 10 daerah masuk kategori paling rawan dan selalu terjadi hampir setiap tahun.
Sepuluh daerah itu adalah OKU Selatan, Empat Lawang, Muara Enim, Lahat, Ogan Ilir, OKI, Muratara, Muba, Prabumulih dan Banyuasin.
"Wilayah rawan bencana banjir dan longsor umumnya terjadi di dataran tinggi dan sungai," ujarnya saat apel siaga, Rabu (23/10/2024).
Saat apel siaga lalu, dia menyebut telah menyiapkan 1.200 personel untuk kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi. Simulasi penyelamatan ketika terjadi bencana juga dilakukan saat terjadi bencana.
"Ketika terjadi bencana, kita harapkan personel sudah di lokasi dalam 2 jam sesuai SOP," ungkapnya.
(des/des)