Keutamaan dan Amalan Hari Tasyrik

Keutamaan dan Amalan Hari Tasyrik

Achmad Rizqi Setiawan - detikSumbagsel
Rabu, 19 Jun 2024 09:30 WIB
saat hari tasyrik, amalan apa yang bisa dilakukan
Foto: Keutamaan hari tasyrik (Getty Images/iStockphoto/ferlistockphoto)
Palembang -

Hari tasyrik yang jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah memiliki keistimewaan tersendiri dalam Kalender Islam. Setelah merayakan Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan saleh pada hari-hari ini.

Berbagai keutamaan dan amalan yang dianjurkan selama hari tasyrik membawa keberkahan dan manfaat yang besar bagi umat Islam, menjadikannya sebagai momen yang sangat dinantikan setiap tahunnya.

Kali ini detikSumbagsel akan membahas mengenai keutamaan dan amalan yang bisa dilakukan pada hari tasyrik pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah atau hari tasyrik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keutamaan Hari Tasyrik

1. Waktu yang Diberkahi

Dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU) hari tasyrik merupakan hari-hari yang penuh dengan keberkahan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ

Artinya: "Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang." (QS. Al-Baqarah: 203).

Ayat ini menunjukkan bahwa hari tasyrik adalah waktu yang istimewa untuk berdzikir dan mengingat Allah SWT. Tafsir dari ayat ini menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan "hari-hari yang berbilang" adalah hari-hari tasyrik.

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya juga menegaskan bahwa hari-hari tersebut adalah waktu yang sangat baik untuk memperbanyak dzikir dan ibadah lainnya .

2. Dilarang Berpuasa

Rasulullah SAW melarang umatnya untuk berpuasa pada hari tasyrik. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Artinya: "Hari tasyrik adalah hari makan dan minum." (HR. Muslim).

Hadits ini menunjukkan bahwa pada hari-hari tersebut, umat Islam dianjurkan untuk menikmati makanan dan minuman sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah SWT.

Menurut para ulama, termasuk dalam pandangan Syekh Yusuf al-Qaradawi, larangan berpuasa pada hari-hari ini menunjukkan pentingnya menikmati karunia Allah dengan bersyukur .

3. Merupakan Hari Raya bagi Umat Islam

Hari Tasyrik juga dianggap sebagai hari raya bagi umat Islam. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَيَّامَ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرِ اللَّهِ

Artinya: "Sesungguhnya hari-hari tasyrik adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah." (HR. Muslim).

Hadits ini menekankan bahwa hari tasyrik merupakan hari-hari yang dimuliakan di mana umat Islam dianjurkan untuk bersuka cita dan memperbanyak ibadah .

4. Penyempurnaan Ibadah Haji

Hari tasyrik juga merupakan bagian dari rangkaian ibadah haji. Pada hari-hari ini, para jamaah haji melaksanakan beberapa ritual penting seperti melempar jumrah di Mina. Hal ini disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

خُذُوا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ

"Ambillah dariku manasik (tata cara) haji kalian." (HR. Bukhari).

Ritual-ritual yang dilakukan pada hari tasyrik merupakan penyempurnaan dari rangkaian ibadah haji, menunjukkan pentingnya hari-hari ini dalam Islam.

Amalan yang Dianjurkan pada Hari Tasyrik

1. Berdzikir

Salah satu amalan utama pada hari tasyrik adalah memperbanyak dzikir. Berdasarkan ayat Al-Qur'an dan hadits yang telah disebutkan, dzikir merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Umat Islam dapat membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir.

Imam Nawawi dalam kitabnya "Al-Adzkar" menyebutkan bahwa memperbanyak dzikir pada hari-hari tasyrik sangat dianjurkan, dan ini sejalan dengan hadits-hadits yang menguatkan hal tersebut .

2. Memperbanyak Takbir

Takbir yang dianjurkan pada hari tasyrik dikenal dengan istilah Takbir Mursal atau Takbir Mutlak, yang dilantunkan setiap selesai salat fardhu dan juga di luar waktu shalat. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

كَانَ عُمَرُ يُكَبِّرُ فِي قُبَّتِهِ بِمِنًى فَيَسْمَعُهُ أَهْلُ الْمَسْجِدِ فَيُكَبِّرُونَ وَيُكَبِّرُ أَهْلُ الْأَسْوَاقِ حَتَّى تَرْتَجَّ مِنًى تَكْبِيرًا

"Dahulu Umar bin Khattab bertakbir di kemahnya di Mina, sehingga penduduk masjid mendengarnya dan mereka pun bertakbir, dan penduduk pasar pun bertakbir, sehingga Mina bergemuruh dengan takbir." (HR. Bukhari).

Takbir ini menunjukkan pengagungan kepada Allah dan memperlihatkan rasa syukur yang mendalam atas segala nikmat yang telah diberikan. Dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU), takbir pada hari tasyrik menjadi momen yang sangat dinantikan dan dirayakan dengan penuh semangat .

3. Memperbanyak Sedekah dan Amalan Saleh

Hari tasyrik juga merupakan waktu yang sangat baik untuk memperbanyak sedekah dan melakukan amalan-amalan saleh lainnya. Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan, seperti memberikan makanan kepada orang miskin, membantu sesama, dan mempererat tali silaturahmi.

Dilansir dari situs resmi MUI, sedekah pada hari-hari ini tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga mempererat tali persaudaraan di antara umat Islam. Hal ini juga sejalan dengan semangat Idul Adha yang mengajarkan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama .

4. Melakukan Kurban

Bagi yang belum melaksanakan ibadah kurban pada hari Idul Adha, masih dapat melakukannya pada hari tasyrik. Ibadah kurban ini merupakan salah satu bentuk ketaatan dan kepatuhan kepada Allah SWT, serta bentuk kepedulian sosial terhadap sesama. Pelaksanaan kurban ini sesuai dengan anjuran dalam hadis Rasulullah SAW:

مَنْ كَانَ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَلْيُعِدْ

"Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat (Idul Adha), maka hendaklah ia mengulangi (menyembelih kurban) setelah salat." (HR. Bukhari dan Muslim).

Itulah penjelasan mengenai keutamaan dan amalan pada hari tasyrik. Semoga menambah wawasan dan menjadi inspirasi detikers ya.




(dai/dai)


Hide Ads