Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan (Sumsel) memberi imbauan terkait potensi hujan lebat, angin kencang dan petir yang terjadi di Sumsel. BMKG pun meminta warga untuk menghindari untuk berteduh di pepohonan dan bangunan yang mudah roboh.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah bahaya sambaran petir. Tiga orang di Prabumulih dilaporkan menjadi korban sambaran petir saat main hujan di sebuah lapangan sekolah. Salah satu di antaranya meninggal dunia.
"Hindari aktivitas di luar ruangan bila terjadi hujan disertai petir dan angin kencang," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumsel, Nandang Pangaribowo, Rabu (7/2/2024).
Menurutnya, potensi hujan dengan intensitas ringan-lebat ini akan terjadi hingga April mendatang. Masyarakat pun diminta mewaspadai cuaca ekstrem dan potensi bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selalu waspada terhadap potensi hujan lebat dan angin kencang. Ketika ada sambaran petir, hujan dan angin kencang jangan berteduh di bawah pepohonan atau bangunan yang mudah roboh," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG SMB II Sumsel, Sinta Andayani menambahkan, petir dihasilkan oleh awan hujan Cumulonimbus (Cb) akibat dari proses kelistrikan yang terjadi di fase matang dari awan Cb.
"Petir biasanya bersamaan dengan hujan deras, angin kencang dan kilat. Itu sudah termasuk cuaca ekstrem yang harus diwaspadai masyarakat karena dapat membahayakan," ujarnya
Menurutnya, sambaran petir biasanya mengincar objek menonjol dan paling tinggi di suatu area. Sehingga, jika terjadi hujan sebaiknya tidak berada di tengah lapang.
"Sambaran petir sangat berbahaya bagi manusia jika ia sedang berada di alam terbuka. Saat hujan lebat, jangan berlindung di bawah bangunan yang terbuat dari logam, jauhi tiang listrik, pohon tinggi atau sejenisnya," jelasnya.
Ia mengungkapkan, salah satu upaya meminimalisir menghindari sambaran petir dengan cara jongkok dan merapatkan kedua kaki. Selain itu, juga jangan berdiri secara bergerombol.
(csb/csb)