Tekan Angka Stunting, Kepala OPD di OKI Diangkat Jadi Bapak-Bunda Asuh

Sumatera Selatan

Tekan Angka Stunting, Kepala OPD di OKI Diangkat Jadi Bapak-Bunda Asuh

Sabrina Adliyah - detikSumbagsel
Jumat, 29 Des 2023 23:30 WIB
Bupati OKI M. Djafar Shodiq mengukuhkan Duta Bapak Bunda Asuh Anak Stunting OKI di Kayuagung, Kamis (28/12/2023)
Foto: Dok. Kominfo OKI
OKI -

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mengangkat semua Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai Bapak dan Bunda Asuh anak stunting. Hal itu bertujuan untuk mempercepat upaya penurunan stunting di OKI.

"Bapak dan Bunda Asuh (anak stunting) ini dari Kepala OPD, Pimpinan perusahaan BUMD dan swasta di OKI. Tugasnya nanti memberikan pendampingan kepada anak yang mengalami kekurangan gizi secara berkelanjutan," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) OKI, Saparudin, Kamis (28/12/2023).

Menurutnya, semua pihak harus terlibat untuk menjaga prevalensi stunting nasional tetap berada di angka 14%. Mereka yang terlibat antara lain tim pangan, tim pola asuh, tim sanitasi, dan juga tim lintas sektor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua harus terlibat untuk penurunan angka prevalensi stunting di wilayah kita sebagaimana yang disampaikan Bapak Bupati OKI," ujarnya.

Diketahui, Pemkab OKI menargetkan angka stunting di wilayahnya menjadi 14% pada tahun 2024. Angka ini dinilai realistis karena pada tahun ini, OKI mampu menurunkan angka stunting hingga 17,1%, yaitu dari 32,2% menjadi 15,1%.

ADVERTISEMENT

Saparudin juga menyebutkan bahwa ada 8 rencana aksi terintegrasi program stunting. Rencana tersebut yaitu analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, dan peraturan bupati/walikota tentang peran desa.

Kemudian ada juga pembinaan desa, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting serta review kinerja tahunan.

Sementara itu Bupati OKI M. Dja'far Shodiq menyebutkan bahwa sinergitas yang kolaboratif dari berbagai pihak adalah kunci keberhasilan, khususnya untuk permasalahan percepatan penurunan stunting.

"Masalah ini tidak dapat diselesaikan hanya oleh jajaran Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan DKPPB. Seluruh pihak terkait harus lebih sering duduk bersama agar konvergensi (intervensi secara terintegrasi) dapat terwujud," ujarnya.

Shodiq juga mengungkapkan bahwa Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) OKI berhasil menurunkan angka prevalensi stunting tertinggi di Indonesia. Menurutnya, Duta Bapak Bunda Asuh Stunting OKI menjadi salah satu upaya pemkab untuk mencapai zero stunting.

"Program percepatan penurunan stunting ini sudah menjadi program prioritas nasional. Maka dari itu, isu tersebut harus jadi perhatian serius kita bersama. Kita harus jaga konsistensi ini (penurunan angka prevalensi stunting)," ujarnya.




(dai/dai)


Hide Ads