Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menunjukkan komitmen dalam pembangunan fisik dan sosial melalui rangkaian kegiatan Safari Subuh di Kecamatan Sebulu.
Kegiatan yang berlangsung sejak subuh Selasa (13/5), mencakup peresmian Masjid Al-Izhar, kunjungan ke Posyandu, hingga evaluasi program percepatan penanganan stunting. Bupati Kukar Edi Damansyah dalam kunjungannya menyampaikan Masjid Al-Izhar telah rampung dibangun dan diresmikan melalui program rehabilitasi rumah ibadah.
"Fisiknya sudah selesai, tinggal kita fungsikan. Ini bagian dari misi religius Kukar Idaman dan terbukti adanya safari ramadan dilanjutkan dengan program-program keagamaan," jelasnya, Selasa (13/5/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Safari ini juga menjadi momen penting untuk meninjau pelaksanaan program rehabilitasi Posyandu. Salah satu posyandu yang dikunjungi terletak di Sebulu Ilir.
Bupati menyampaikan apresiasi kepada para kader posyandu. Terutama di Kecamatan Sebulu yang dinilai memiliki regenerasi kader kuat dari lingkaran keluarga.
"Ini menunjukkan peran kader sangat vital. Kami memastikan insentif kader akan menjadi perhatian serius ke depan," ucapnya.
Salah satu fokus utama yang disorot adalah keberhasilan Kukar dalam pelaksanaan pengukuran dan penimbangan serentak balita secara nasional pada Juni 2024. Dari 20 kecamatan, hanya Muara Kaman yang tidak mencapai 100 persen.
"Capaian kita hampir sempurna. Ini bukti bahwa sistem yang dibangun berjalan dengan baik," tuturnya.
Namun hasil penimbangan itu juga mengungkap fakta mengejutkan, yang selama ini disebut stunting, ternyata sebagian besar masuk kategori potensi stunting.
"Anak-anak dengan berat badan tidak naik, gizi kurang, atau gizi buruk, menjadi sorotan. Kami menggulirkan Program Makanan Tambahan (PMT) selama dua bulan, yang dilanjutkan dengan penimbangan ulang pada Oktober. Hasilnya signifikan terjadi peningkatan pertumbuhan yang nyata," ujarnya.
Pemerintah pun akan mensinergikan PMT ini dengan program makanan bergizi gratis skala nasional. "Kalau program ini dijalankan dengan serius dan konsisten, saya optimis kita bisa menekan angka stunting lebih cepat," ungkapnya.
Namun demikian, ia juga mengingatkan pentingnya memperbaiki hulu dari permasalahan stunting, yakni edukasi sejak dini kepada remaja terkait usia pernikahan yang ideal.
"Kita harus mulai dari hulunya, begitu juga dengan hilir, edukasi soal usia perkawinan juga diperlukan," pungkasnya.
(sun/des)