Anggota DPRD Kabupaten Maros, Marjan Massere dilaporkan ke Bawaslu Maros usai dituding menghina pendukung kotak kosong di Pilkada Maros 2024. Namun Marjan berdalih konteks omongannya disalahartikan karena tidak didengarkan secara utuh.
Dugaan penghinaan itu terjadi saat Marjan hadir dalam bimtek yang berlangsung di kediaman Bupati Maros Chaidir Syam di Kecamatan Turikale pada Selasa (29/9/2024). Dalam video beredar, Marjan mengajak peserta bimtek untuk mengingatkan keluarga, tetangga, atau saudaranya yang mendukung kotak kosong.
Marjan menganggap orang yang mengkampanyekan dan mau mencoblos kotak kosong adalah manusia berwujud setan. Dia lantas mengajak para peserta untuk membacakan ayat suci Al-Qur'an kepada para pendukung kotak kosong.
"Berarti kalau sudah dibacakan ayat Kursi, surat Yasin, de'na (tidak) mempan, setan ma'nyata (yang nyata) iya tuh. sepakat bapak ibu? Berarti setan ma'nyata, manusia yang berbentuk setan," kata Marjan kepada peserta bimtek dalam video beredar.
Dikonfirmasi terpisah, Marjan membantah menghina pendukung kotak kosong. Dia berdalih video yang menampilkan dirinya sudah diedit hingga rekamannya disebar dalam kondisi tidak utuh.
"Video itukan banyak penggalan-penggalannya. Dia potong, dimainkan orang," ungkap Marjan Massere kepada detikSulsel, Kamis (31/10).
Legislator Maros dari Fraksi PAN ini berdalih dasar perkataannya ke peserta bimtek hanya mengutip omongan Wakil Bupati (Wabup) Maros Suhartina Bohari. Suhartina disebut juga sempat berbicara soal kotak kosong saat diundang dalam sebuah podcast.
"Kalau yang saya sampaikan utuh murni karena dasarnya dari podcast-nya Ibu Wabup, Ibu Suhartina yang menyatakan bahwa 'kenapa harus pilih kotak kosong sedangkan kotak kosong itu ibarat hantu'," ucap Marjan.
Omongan Suhartina itu disampaikan usai dirinya tidak memenuhi syarat (TMS) tes kesehatan Pilkada Maros. Perkataan dari Suhartina itu lah yang dikutip oleh Marjan dan disampaikan kembali di hadapan peserta bimtek.
"Di bimtek kemarin saya narasikan, dari dasar itu berarti kita berkesimpulan kalau kita memilih kotak kosong sama halnya kita bersekutu dengan hantu yang dinarasikan oleh ibu Wabup," paparnya.
"Artinya kalau dalam teori akademik, itu landasan teori kita menafsirkan selama ini kotak kosong identik dengan hantu. Jadi kalau mau salahkan, silakan salahkan yang mengeluarkan teori awal," sambung Marjan.
Marjan juga menegaskan kehadirannya dalam bimtek itu pun bukan sebagai anggota DPRD Maros. Dia hadir sebagai master campaign pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Maros Chaidir Syam dan Muetazim Mansyur.
"Kapasitas saya di situ menyampaikan itu bukan sebagai anggota DPR, saya selaku master campaign Pak Bupati Chardir Syam, membimtek tim saya sendiri, bimtek internal kami," tuturnya.
Dia kembali menegaskan tidak ada niat untuk membuat gaduh atau menghina pendukung kotak kosong. Marjan lantas balik mempertanyakan pihak yang merasa terganggu dengan pernyataannya.
"Tidak ada maksud untuk menghina masyarakat Maros, ya, yang terhina juga yang mana, paling yang emosi kan masyarakat yang notabenenya yang koalisi kotak kosong," imbuh Marjan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
(sar/hsr)