Anggota DPRD Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) Marjan Massere angkat suara terkait video beredar dirinya diduga menghina pemilih kotak kosong. Marjan mengklaim video tersebar editan.
"Video itukan banyak penggalan-penggalannya. Dia potong dimainkan orang," ujar Marjan Massere kepada detikSulsel, pada Kamis (31/10/2024).
Marjan mengutarakan, perkataannya terkait pemilih kotak kosong adalah manusia berwujud setan itu berdasarkan pernyataan Plt Bupati Maros Suhartina Bohari. Kata Marjan, hal itu diutarakan Suhatina di salah satu podcast setelah dirinya dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau yang saya sampaikan utuh murni karena dasarnya dari podcastnya Ibu Wabup, Ibu Suhartina yang menyatakan bahwa kenapa harus pilih kotak kosong sedangkan kotak kosong itu ibarat hantu," kata Marjan.
Marjan mengungkapkan kegiatan tersebut merupakan bimbingan teknis kepada tim pasangan calon Chaidir Syam dan Muetazim Mansyur. Dia kembali menyebut jika narasi itu diutarakan oleh Suhartina.
"Kemudian di Bimtek kemarin saya narasikan, dari dasar itu berarti kita berkesimpulan kalau kita memilih kotak kosong sama halnya kita bersekutu dengan hantu yang dinarasikan oleh ibu Wabup," ungkap Marjan.
"Jadi saya sampaikan ke tim kalau misalnya kita temukan keluarga kita (memilih kolom kosong) tentu kita punya beban moril untuk melarang dia untuk tidak bersekutu dengan hantu," lanjut dia.
Marjan menuturkan, penyebaran video editan itu merupakan agenda pergerakan politik. Marjan menyampaikan tidak ada maksud dirinya untuk menghina Masyarakat Kabupaten Maros, karena menurutnya yang tersinggung hanyalah koalisi pendukung kolom kosong.
"Tidak ada maksud untuk menghina masyarakat Maros ya, yang terhina juga yang mana?. Paling yang emosikan masyarakat yang notabenenya yang koalisi kotak kosong, kalau tindakan itu tindakan politik mereka lakukan," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Relawan Kolom Kosong melaporkan Marjan ke Bawaslu Maros pada Rabu (30/10). Marjan diduga menghina pemilih kotak kosong yang dikatakan sebagai manusia berwujud setan yang videonya viral di media sosial.
Video tersebut juga mengundang massa yang tergabung dalam Aliansi Advokasi Demokrasi Indonesia (Aksi) menggeruduk kantor DPRD Maros, Sulsel, Kamis (31/10). Ketua Aliansi Advokasi Demokrasi Indonesia (Aksi) Maros, Yusmiati mengatakan, pernyataan Marjan dinilai mencederai proses demokrasi yang tengah berlangsung.
"Anggota dewan ini secara nyata menghina hak konstitusi masyarakat, kotak kosong juga pilihan demokrasi yang mestinya dihormati," kata Yusmiati dalam aksinya.
(ata/ata)