Korban luka-luka dari dua kelompok warga di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terlibat bentrok soal batas tanah kebun dirawat terpisah. Polisi berjaga mengantisipasi timbulnya aksi balas dendam antara kelompok perwakilan pria inisial J dan M atas insiden yang berujung 1 orang tewas tersebut.
"Semua korban masih dalam perawatan di Puskesmas dan RSUD Kolaka Utara. Kita pisahkan (perawatan pihak J dan M)," kata Kasat Reskrim Polres Kolaka Utara AKP Husni Abda kepada detikcom, Kamis (2/6/2022).
Husni mengungkapkan pemisahan perawatan penting dilakukan guna mengantisipasi gejolak-gejolak di antara pihak keluarga J dan M selaku perwakilan masing-masing kelompok yang bertikai. Sebab peristiwa tersebut menelan korban jiwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya antisipasi, (terutama) pengunjung keluarga-keluarganya masing-masing," ujarnya.
Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan atas kasus ini. Apalagi pihaknya belum bisa memeriksa 5 korban yang bertikai dari kedua belah pihak lantaran kondisi mereka belum memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan.
"Korban belum memungkinkan diperiksa, sambil kita tunggu perkembangan kesehatan korban, kita lengkapi (keterangan) saksi dulu," papar Husni.
Dia mengklaim situasi di lokasi kejadian sudah kondusif. Kendati begitu aparat kepolisian tetap melakukan penjagaan sebagai antisipasi terjadinya bentrok dari kedua belah pihak.
"Antisipasi penjagaan pengamanan tertutup dari jajaran Intel, Polres dan Polsek. Situasi kondusif," jelasnya.
Diketahui 2 kelompok warga di Kabupaten Kolut, Sultra terlibat bentrok menggunakan parang gara-gara cekcok soal batas tanah kebun. 1 orang berinisial A (60) tewas dibacok akibat insiden tersebut.
"Akibat dari insiden itu 1 orang dari kelompok M berinisial A meninggal dunia, sedangkan 5 lainnya luka-luka," ujar Kasat Reskrim Polres Kolaka Utara AKP Husni Abda saat dihubungi detikcom, Rabu (1/6).
Simak Video "ART Asal NTT Disiksa Majikan hingga Babak Belur, Dipaksa Makan Kotoran Anjing"
[Gambas:Video 20detik]