Kumpulan Khutbah Idul Fitri 2025 PDF Berbagai Tema Lengkap dengan Doa-nya

Kumpulan Khutbah Idul Fitri 2025 PDF Berbagai Tema Lengkap dengan Doa-nya

St. Fatimah - detikSulsel
Minggu, 30 Mar 2025 22:29 WIB
Sejumlah jamaah mendengarkan khutbah jumat usai peresmian Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Masjid Raya Al Jabbar sekaligus menggelar Salat Jumat perdana di Masjid Raya tersebut.
Ilustrasi (Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto)
Makassar -

Khutbah Idul Fitri menjadi rangkaian dalam pelaksanaan sholat Ied berjamaah. Ada berbagai pesan keagamaan yang dapat disampaikan khatib di momentum lebaran ini.

Tema yang dapat dibawakan antara lain tentang memperbaiki hubungan spiritual hingga mempererat silaturahmi antar sesama. Untuk memudahkan detikers, berikut ini beberapa materi khutbah Idul Fitri terbaru yang dirangkum dari laman Kementerian Agama, NU Online, dan Yayasan Amal Jariyah Indonesia. detikSulsel juga menyediakan teks khutbah Idul Fitri tersebut dalam bentuk file PDF.

Yuk, simak!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khutbah Idul Fitri 2025 tentang Kerukunan

Judul: Idul Fitri: Momentum Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan

Khutbah I

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ الْحَمْدُ لِلَّهِ ، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَرَضَ الصِّيَامِ فِي الشَّهْرِ رَمَضَانِ لِلْمُؤْمِنِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، الَّذِي جَعَلَ الْجَنَّةَ لِلْمُتَّقِينَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَفْضَلُ الْأَنْبِيَاءِ وَ أَشْرَفُ الْمُرْسَلِينِ أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ وَكَرِمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهَ إِتَّقُوا اللَّهَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَا اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. اللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Kaum muslimin dan muslimat jama'ah idul fitri rahimakumullah

Saat ini, di hari yang berselimut suka dan bahagia kaum Muslimin dan Muslimat di perkotaan, hingga pedesaan, masyarakat pegunungan, para nelayan, sampai ke seluruh pelosok tanah air bahkan hingga ke penjuru dunia mengumandangkan takbir, tahmid, tahlil refleksi tanda syukur ke hadirat Allah SWT karena telah selesai melaksanakan ibadah puasa selama bulan Ramadhan yang penuh keberkahan dan keagungan.

Amaliah Ramadhan di bulan suci yang penuh agung dan berlimpah berkah, sehingga Allah akan memberikan ampunan (maghfirah) kepada kita karena dilaksanakan dengan rasa iman serta mengharap ridha Allah SWT. Rasulullah SAW Bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan Iman dan berharap pahala dari Allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Kaum muslimin dan muslimat jama'ah idul fitri rahimakumullah Bulan Ramadhan yang telah kita lalui telah menggembleng dan mendidik kita melalui ibadah puasa dan rangkaian amal shalih lainnya hingga tibalah kita di hari raya idul fitri yang penuh keharuan. Kita merasakan berbagai hikmah dan hal-hal yang berfaedah baik secara fisik maupun mental. Juga berdampak pada aspek spiritual, sosial, dan Kesehatan. Idul Fitri yang kita jalani dalam kebersamaan dan suasana ukhuwwah ini memiliki pertautan dan menjadi momentum dua hal yang penting yaitu kerukunan dan cinta kemanusiaan.

اللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Kaum muslimin dan muslimat jama'ah idul fitri rahimakumullah

Pertama: Idul Fitri menjadi momentum meningkatkan kerukunan.

Idul Fitri bukan sekadar perayaan kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, tetapi juga momentum penting untuk memperkuat kerukunan di antara sesama manusia, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun umat Islam dalam skala global.

Di hari yang fitri ini, kita semua kembali kepada kesucian, baik secara lahir maupun batin. Idul Fitri bukan sekadar perayaan, tetapi juga momentum untuk meningkatkan kerukunan dan cinta kemanusiaan. Setelah sebulan penuh kita ditempa oleh ibadah puasa, kini saatnya kita menerapkan nilai-nilai yang telah kita pelajari dalam kehidupan bermasyarakat.

Umat Islam merayakan Idul Fitri ini dengan semangat kebersamaan dan persatuan. Ini mencerminkan ajaran Islam yang menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia).

Perhatikanlah Firman Allah SWT:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat." (Q.S. Al-Hujurat: 10)

Sikap yang tidak toleran, tidak menghormati dan tidak menghargai itu dilarang. Perilaku mengganggu dan tindak kekerasan itu tidak dianjurkan. Perbuatan merusak dan meresahkan itu tidak diperkenankan. Bertengkar, berseteru hingga tidak saling tegur sapa itu tidak dituntunkan.

Renungkanlah nasihat dari Baginda Nabi Besar Muhammad SAW:

لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هُذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ

"Tidak halal bagi Muslim memutuskan persahabatan dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka bertemu lalu yang satu berpaling, dan yang lainnya juga berpaling. Dan yang paling baik di antara keduanya adalah memulai mengucapkan salam". (H.R. Muttafaqun 'Alaih dari Abu Ayyub r.a)

اللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Kaum muslimin dan muslimat jama'ah idul fitri rahimakumullah

Kedua: Idul Fitri menjadi momentum cinta kemanusiaan.

Idul Fitri bukan hanya hari kemenangan bagi umat Islam setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh, tetapi juga momen untuk menebarkan cinta kemanusiaan. Hari yang Fitri ini menjadi waktu yang berharga bagi umat Islam untuk mempererat hubungan sosial, meningkatkan cinta dan kepedulian terhadap sesama, serta meneguhkan nilai-nilai kemanusiaan dan kasih sayang dalam kehidupan bermasyarakat.

Sabda Rasulullah SAW:

لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبُّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

"Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hamzah Anas Bin Malik r.a)

Cinta kemanusiaan adalah bagian dari keimanan. Bentuknya dapat berupa kepedulian terhadap sesama, membantu fakir miskin, menolong mereka yang membutuhkan, serta menebarkan kebaikan di tengah masyarakat.

Allah menegaskan:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَائِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (Q.S. An-Nahl : 90)

Ramadhan telah melatih kita untuk berbagi melalui zakat fitrah, infak, dan sedekah. Semangat berbagi (infak dan sedekah) ini harus terus kita lanjutkan setelah Ramadan, sehingga keberkahan Idul Fitri dapat dirasakan oleh semua orang, terutama mereka yang hidup dalam kesusahan dan serba kekurangan.

Idul Fitri menyambungkan silaturrahim dengan cara saling bermaaf-maafan, merekatkan hubungan sosial yang retak, menguatkan hubungan ukhuwwah yang lemah, sehingga semakin erat harmoni dan semakin kokoh relasi dan agar dalam interaksi tanpa susah, dalam komunikasi tanpa resah dan dalam bersosialisasi tanpa gelisah.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Kaum muslimin dan muslimat jama'ah idul fitri rahimakumullah

Semoga kita senantiasa dapat menjaga dan meneguhkan disiplin dan ketaatan kepada Allah. Kita isi sisa-sisa usia kita untuk terus berbenah dalam kualitas dan kuantitas ibadah, Mudah-mudahan Allah SWT selalu membimbing, menuntun lahir batin kita dalam menggapai taqwa dan ridha Allah. Aamiin ya Robbal 'Aalamiin. Demikianlah Khutbah ini semoga bermanfaat. Amiin Ya Rabbal 'Alamiin.

اعُذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ بِالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمِ لِي وَلَكُمْ وَلِسَابِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah II

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً . لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. الْحَمْدُ لِلَّهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي آمَرَنَا بِالإِتِّحَادِ وَالْإِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللَّهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاهُ نَسْتَعِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ وَكَرِمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوْا يَا إِخْوَانِي رَحِمَكُمُ اللهُ ، أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ، وَاعْلَمُوْا أَنَّهُ لَيْسَ الْعِيْدُ مَنْ أَدْرَكَ الْعِيدِ وَلَا مَنْ لِبَاسُهُ الْجَدِيدِ وَلَكِنْ وَاللَّهِ إِنَّمَا الْعِيْدُ لِمَنْ طَاعَتُهُ إِلَى اللَّهِ تَزِيد.
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى صَلَّى عَلَى النَّبِيِّهِ قَدِيمًا وَقَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي كِتَابِهِ : إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ وَكَرِمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِينَ. وَارْضَى اللَّهُمَّ عَلَى أَرْبَعَةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ سَيِّدِنَا أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلَى وَعَلَى بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّينِ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِينَ وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِينَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ

Oleh: Dr H Syafitri Irwan, S Ag, M Pd I
Sumber: Laman Kemenag Sumsel

Khutbah Idul Fitri 2025 PDF

Naskah Khutbah Idul Fitri 1446 H tentang Menjaga Silaturahmi

Judul: Pentingnya Menjaga Lisan saat Silaturahim Lebaran

Khutbah I

اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

أَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

الْحَمْدُ للهِ، الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ, فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءًۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan, di antaranya nikmat Iman, Islam serta sehat wal 'afiyat sehingga kita dapat berkumpul pada pagi hari ini untuk menunaikan sholat Idul Fitri. Selawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya.

Di pagi hari raya Idul Fitri yang penuh berkah ini pula, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Karena hanya dengan ketakwaanlah kita dapat selamat menuju keharibaan-Nya di kemudian hari dengan berbahagia mendapatkan surga-Nya.

أَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Fenomena mudik dan berkumpul bersama keluarga di hari raya Idul Fitri menjadi salah satu momen tahunan bagi masyarakat Indonesia. Tujuannya tak lain ialah menyambung dan mempererat tali silaturahim dengan sanak saudara. Sebagaimana diketahui, menyambung tali silaturahim merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam.

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 1:

وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Artinya: "Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu". (Qs. An-Nisa: 1)

Dalam praktik silaturahim, terkadang ada dari kalangan umat Islam justru tidak serta menjaga perasaan kerabat satu sama lain dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat personal dan dapat menyinggung perasaan. Misalnya melontarkan pertanyaan kepada mereka yang masih jomblo: kapan nikah? Kepada yang sudah berkeluarga namun belum punya keturunan; kapan punya anak?

أَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Pertanyaan-pertanyaan demikian dapat menyakiti perasaan orang lain dan tentu saja hal ini sangat dilarang dalam Islam karena. Islam sendiri menganjurkan lebih baik diam daripada berucap tapi menyakiti orang lain. Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaknya ia tidak menyakiti tetangganya, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaknya ia berbicara baik atau diam". (HR. Bukhari Muslim).

Hadits di atas dengan tegas memerintahkan umat Islam untuk menjaga diri dari menyakiti orang lain termasuk perasaan mereka. Bahkan dalam hadits di atas Nabi Muhammad SAW lebih menganjurkan diam daripada berucap dengan kata-kata yang tidak baik.

أَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Dalam usaha menjaga lisan, hendaknya kita memperhatikan dan menyaring setiap kata yang hendak diucapkan kepada orang lain, dengan cara menimbang dan memikirkan apakah ucapan itu baik dan bermanfaat atau justru buruk dan dapat melukai perasaan orang lain.

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin juz V, hal 392 membagi ucapan menjadi 4 bagian: murni buruk, murni manfaat, ucapan yang tercampur keburukan dan kemanfaatan dan ucapan yang tidak ada keburukan dan kemanfaatan di dalamnya.

أَنَّ الْكَلَامَ أَرْبَعَةُ أَقْسَامٍ قِسْمٌ هُوَ ضَرَرٌ مَحْضٌ وَقِسْمٌ هُوَ نَفْعٌ مَحْضٌ وَقِسْمٌ فِيْهِ ضَرَرٌ وَمَنْفَعَةٌ وَقِسْمٌ لَيْسَ فِيْهِ ضَرَرٌ وَلَا مَنْفَعَةٌ. أَمَّا الَّذِيْ هُوَ ضَرَرٌ مَحْضٌ فَلَا بُدَّ مِنَ السُّكُوْتِ عَنْهُ وَكَذَلِكَ مَا فِيْهِ ضَرَرٌ وَمَنْفَعَةٌ لَا تَفِيْ بِالضَّرَرِ

وَأَمَّا مَا لَا مَنْفَعَةَ فِيْهِ وَلَا ضَرَرَ فَهُوَ فُضُوْلٌ وَالْاِشْتِغَالُ بِهِ تَضْيِيْعُ زَمَانٍ وَهُوَ عَيْنُ الْخُسْرَانِ فَلَا يَبْقَى إِلَّا الْقِسْمُ الرَّابِعُ فَقَدْ سَقَطَ ثَلَاثَةُ أَرْبَاعِ الْكَلَامِ وَبَقِيَ رُبُعٌ وَهَذَا الرُّبُعُ فِيْهِ خَطَرٌ إِذْ يَمْتَزِجُ بِمَا فِيْهِ إِثْمٌ مِنْ دَقَائِقِ الرِّيَاءِ وَالتَّصَنُّعِ وَالْغِيْبَةِ وَتَزْكِيَةِ النَّفْسِ وَفُضُوْلِ الْكَلَامِ اِمْتِزَاجًا يَخْفَى دَرْكُهُ فَيَكُوْنُ الْإِنْسَانُ بِهِ مُخَاطِرًا

Artinya: "Ucapan terbagi menjadi 4 macam: Murni buruk, murni manfaat, ucapan yang tercampur keburukan dan kemanfaatan, serta ucapan yang tidak ada keburukan dan kemanfaatan di dalamnya. Ucapan yang berisi keburukan murni maka diharuskan lebih baik diam, begitu pula ucapan yang di dalamnya terdapat keburukan dan kemanfaatan, sebab kemanfaatannya tidak akan membandingi keburukannya.

Adapun ucapan yang tidak ada kemanfaatan dan keburukan di dalamnya termasuk ucapan sia-sia dan menyibukkan diri dengannya menyia-nyiakan waktu, hal itu termasuk kerugian yang nyata. Maka, yang tersisa adalah bagian yang keempat, sebab tiga perempatnya telah gugur. Bagian keempat ini memiliki potensi berbahaya sebab dapat tercampur secara samar dengan dosa seperti riya, gibah, pembersihan diri, dan ucapan yang sia-sia, hingga orang yang melakukannya jatuh dalam bahaya".

Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Dari beberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan tentang pentingnya menjaga lisan saat bertemu sanak keluarga di momen silaturahim lebaran. Semoga kita menjadi bagian umat Islam yang tidak hanya mendapatkan lapar dan dahaga saat di bulan Ramadhan melainkan mendapatkan pelajaran dan pelatihan berharga dengan menjaga lisan dari berkata buruk yang dapat menyakiti perasaan orang lain.

جَعَلَنَا الله وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالفَآئِزِيْنَ وَأَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُتَّقِيْنَ. بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنيِ وَاِيّاَكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Khutbah II

اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

اَلحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَمَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا،

اللّٰهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ

Oleh: Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Khas Kempek dan Mahad Aly Jakarta
Sumber: Laman NU Online

Khutbah Idul Fitri 1446 H/2025 PDF

Teks Khutbah Idul Fitri 2025 PDF

Judul: Kembali Suci dengan Ampunan Ilahi dan Silaturahmi

Khutbah I

اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قال الله تعالى: الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

Jamaah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Pagi ini, cahaya matahari dan alunan takbir membelah langit yang tinggi. Mengiringi syukur yang mengalir deras dari dalam sanubari. Hari ini, alam semesta bertasbih. Menyaksikan wajah-wajah yang berseri nan bersih, setelah satu bulan berpuasa karena Allah, tanpa pamrih.

Setelah satu bulan penuh kita tempuh jalan kesabaran, kini tibalah saatnya kita merayakan kemenangan dan keberkahan. Teriring kalimat doa:

جَعَلَنَا اللَّهُ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ

"Semoga kita menjadi orang yang kembali fitri dan terjamin, serta masuk dalam golongan orang-orang muttaqin."

Di pagi ini, hati-hati yang haus akan rahmat Allah dipenuhi keceriaan yang mendalam. Dibasuh lautan ampunan dari Allah, Tuhan semesta alam. Di bawah langit yang bertasbih atas izin ilahi, kita berkumpul dalam kemenangan sejati. Bukan hanya karena menuntaskan puasa di bulan yang suci, tetapi karena berhasil menundukkan hawa nafsu untuk menjadikan diri jiwa-jiwa yang suci.

Idul Fitri bukan sekadar hari perayaan. Idul Fitri bukan hanya tentang pakaian dan berbagai aneka hidangan. Idul Fitri bukan hanya pergi jalan-jalan menuruti keinginan. Idul Fitri ini adalah momentum menguatkan tekad baja, menjadi hamba Allah yang patuh pada perintahNya dan sekuat tenaga meninggalkan segala yang dilarang Allah SWT.

Idul Fitri adalah tentang hati yang kembali suci, tentang ruh yang bersujud dalam damai di hati. Merasakan kelembutan kasih sayang Allah yang Maha Abadi. Idul Fitri adalah tentang panggilan untuk kembali pada kesucian, memperkuat silaturahmi dan kebersamaan. Menanamkan kasih sayang pada mereka yang selama ini bersama dalam kehidupan. Semoga kebahagiaan ini tidak hanya berhenti di hari ini, tetapi terus menyala dalam setiap langkah kehidupan ini.

اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Ma'asyiral muslimin wal muslimat, jama'ah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah

Untuk mewujudkan kesucian diri kita, ada dua hal yang perlu kita pahami dan tancapkan dalam hati dan sukma. Pertama adalah penguatan dimensi vertikal kepada Allah SWT, melalui penguatan ibadah dan meraih ampunan atas segala dosa. Kedua adalah penguatan dimensi horisontal kepada sesama manusia, melalui kepekaan sosial dan senantiasa menebar kebaikan dan cinta. Jika dua hal ini mampu diaplikasikan dalam kehidupan kita, maka insyaallah kehidupan kita akan dinaungi kebahagiaan sampai akhir masa.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

Artinya: "Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (Surat Ali Imran ayat 133).

Dilanjutkan dengan:

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (Surat Ali Imran ayat 134).

Dari ayat ini kita diingatkan cara untuk menyucikan jiwa. Langkah pertama untuk meraihnya adalah berdasarkan ayat Al-Imran 133. Kita diperintahkan untuk bersegera meraih ampunan dan surga-Nya. Seraya menyadari bahwa kuasa Allah begitu luas bagi kita. Seluas surga yang Ia sediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Bentuk ikhtiar meraih ampunan-Nya, telah kita lakukan selama satu bulan penuh. Berpuasa menjalankan perintah Allah dengan hati yang kukuh. Iman dan takwa juga terus kita semai untuk memastikan ibadah kita senantiasa utuh.

Semoga semua ini berujung pada ampunan Allah sebagaimana hadits Rasulullah dari Abu Hurairah:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya, "Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa masa lalunya." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Ma'asyiral muslimin wal muslimat, jama'ah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah

Langkah kedua untuk mensucikan diri adalah sesuai dengan lanjutan ayat pada surat Ali Imran ayat 134. Jika kita ingin kembali kepada kesucian dan ketakwaan yang kuat, maka kita harus menguatkan ibadah sosial dengan sedekah, infak, dan zakat. Ibadah ini tidak hanya dilakukan saat kita dalam kondisi finansial kuat, namun harus dilakukan saat kita merasa berat sebagai wujud taat kepada Allah sang pemberi nikmat.

Kita harus yakin bahwa berbagi tidaklah sama sekali akan mengurangi harta kita. Sebaliknya, dengan berbagi maka hakikatnya Allah sedang menambah apa yang kita punya. Zakat fitrah yang kita keluarkan di bulan puasa dan zakat mal untuk menyucikan jiwa kita, adalah wujud kesadaran jiwa, bahwa semua yang kita punya adalah milik Allah SWT dan akan kembali kepada-Nya.

Hal ini sekaligus menyadarkan kita bahwa ada hak orang lain di dalamnya, semua bukan milik kita dan tak akan di bawa saat kita meninggalkan dunia. Hanya dengan cara berbuat baik dengan harta yang disedekahkan kepada sesama, harta kita akan memberi manfaat saat kita sudah kembali kepada Allah SWT.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ: مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ

Artinya: "Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya kepada saudaranya,)kecuali kemuliaan di dunia dan akhirat, serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Allah akan meninggikan derajatnya di dunia dan akhirat'." (HR Muslim).

Ma'asyiral muslimin wal muslimat, jama'ah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah

Dalam surat Ali Imran ayat 134, Allah juga memerintahkan, agar kita senantiasa mengendalikan amarah dan suka memaafkan kesalahan. Karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. Ramadhan dan Idul Fitri menjadi momentum pembuktian.

Saat puasa, kita diwajibkan mengendalikan nafsu amarah yang sering kita lakukan. Kemudian di Hari Idul Fitri, kita diperintahkan untuk saling memaafkan. Mari semua itu kita lakukan dengan tulus tanpa kepalsuan. Perkuat silaturahmi untuk mengikat hati kita sesama penuh kedamaian.


Mari jadikan Idul Fitri kali ini, Idul Fitri kita yang terbaik bagi kita. Mari kuatkan tekad untuk senantiasa mempertahankan kesucian ini bersama. Kita tidak tahu apakah kita akan bisa bertemu dengan Idul Fitri-Idul Fitri di masa selanjutnya. Mari kita saling memaafkan atas segala dosa yang pernah kita buat pada sesama.

Terutama meminta maaf kepada kedua orang tua kita, yang telah melahirkan kita ke dunia. Beruntunglah yang masih memiliki kedua orang tua. Mereka adalah jimat yang harus terus kita jaga. Merekalah yang telah berjasa dalam kehidupan kita dan menghantarkan kita meraih kesuksesan kehidupan di dunia.

Saat ini usia orang tua kita terus bertambah. Fisik mereka pun semakin lemah. Raih kedua tangan mereka yang sudah mulai keriput namun penuh dengan berkah. Cium tangan mereka, peluk erat tubuhnya. Minta maaflah kepada mereka dengan setulus hati dan jiwa. Percayalah, sesukses apapun kiprah kita di dunia, tidak ada apa-apanya di hadapan mereka. Merekalah yang telah menjadikan kita mampu meraih ini semua. Allah Berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Artinya: "Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada orang tua. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (Surat Al-Isra' ayat 23).

Dalam kitab Tafsir Marah Labid Jilid I, halaman 522, Syekh Nawawi Banten menjelaskan bahwa anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tua.

Beliau mengingatkan bahwa orang tua telah memberikan kasih sayang dan berkorban tanpa batas dalam mendidik serta membesarkan anak-anak mereka. Sehingga sebagai anak, kita wajib membalas kebaikan mereka, meskipun apa yang kita lakukan tidak akan pernah sebanding dengan pengorbanan yang telah mereka berikan dalam hidup kita.

Berbakti ini tidak hanya saat mereka hidup di dunia. Bagi orang tuanya yang sudah meninggal dunia, bukan berarti selesai bakti kita kepada mereka. Ziarahi makamnya. Berdoalah kepada Allah untuk mengampuni segala dosa dan menerima amal ibadahnya. Bukan harta, jabatan, dan materi dunia yang mereka harapkan dari anak-anaknya.

Namun untaian doa dan kebaikan para penerusnya yang mereka nanti-nantikan di alam kuburnya. Semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya dan mengampuni dosa-dosanya. Semoga Allah menerima doa-doa kita untuk orang tua kita. Amin.

اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Ma'asyiral muslimin wal muslimat, jama'ah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah

Demikianlah Khutbah Idul Fitri kali ini, semoga bisa kita resapi dan kita wujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga Allah senantiasa mempertahankan kesucian kita di Hari Raya Idul Fitri seperti bayi yang terlahir kembali. Amin.

Khutbah II

اللهُ اَكْبَرُ (٣×) اللهُ اَكْبَرُ (٤×) اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Oleh: Ustaz H Muhammad Faizin, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung
Sumber: NU Online

Khutbah Idul Fitri NU PDF

Khutbah Idul Fitri tentang Semangat Ramadhan

Judul: Semangat Ramadhan Sepanjang Waktu

Khutbah I

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ

(9x)

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ : فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ﷺ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى نَبِيِّنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْنِ

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd

Ma'asyiral muslimin jama'ah sholat ied yang semoga mendapatkan gelar taqwa dari Allah Subhanahu wa Ta'ala

Mari kita senantiasa terus dan selalu bertaqwa kepada Allah Ta'ala dengan mengerjakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, sebagaimana inti hikmah dari puasa dan seluruh penghambaan kita kepada Allah. Allah Ta'ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

"Wahai manusia! Sembahlah Rabbmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa" [Qs. Al-Baqarah: 21]

Tidak lupa kita memperbanyak shalawat dan salam kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad Rasulullah ﷺ, Allahumma Shalli wa Sallim 'Alaa Nabiyyinaa Muhammad.

Jama'ah sholat ied yang telah menjadikan Ramadhan sebagai madrasah ketaqwaan.

Ramadan tamu spesial baru saja meninggalkan kita, bulan yang mendidik kita untuk semakin taat kepada Allah, meningkatkan ketaqwaan dan keimanan, serta melatih diri menahan setiap godaan dan hawa nafsu. Pelajaran yang dibawa oleh bulan suci itu tidak boleh kita tinggalkan. Ramadan adalah madrasah ketaqwaan, dan ketaqwaan ini harus terus kita jaga di 11 bulan setelahnya.

Kaum muslimin rahimakumullah

Ramadan mengajarkan kita tentang keikhlasan. Selama sebulan penuh, kita menjalani segala ibadah hanya karena Allah. Meski tak ada yang melihat, kita tetap berpuasa, menahan diri dari segala godaan, karena keyakinan bahwa Allah selalu mengawasi. Ketika Ramadhan pergi, perasaan ikhlas itu terasa semakin berarti, kesempatan berharga untuk menunjukkan ketulusan yang murni di hadapan Rabb semesta alam.

Ramadan juga mengajarkan kita kejujuran. Kita belajar untuk jujur pada diri sendiri, bahkan saat tak ada orang yang melihat. Ketika rasa lapar begitu menggoda, kita tidak mau membatalkan puasa, dan tetap berpegang pada kejujuran karena tahu bahwa Allah mengetahui setiap niat kita. Ketika Ramadhan berlalu, rasanya kejujuran yang kita latih begitu dalam untuk kita pertahankan.

Ramadan pun mengajarkan kita mengendalikan diri. Kita diajarkan untuk menahan diri bahkan dari yang halal seperti makan dan minum, berhubungan suami istri, dan semua yang biasa kita nikmati. Ramadan membuat kita kuat menghadapi godaan, namun saat ia pergi, perlu lebih membentengi diri dari nafsu yang terus mengintai.

Ramadan mengajarkan pula kesabaran dan kesyukuran yang merupakan inti dari Ramadhan, mengajarkan kita untuk menahan lapar dan haus, serta bersabar dalam setiap cobaan hidup, dan bersyukur dalam setiap nikmat hidup. Ketika bulan yang mulia ini berakhir, kita tidak boleh kehilangan kesempatan emas untuk melatih kesabaran dan kesyukuran itu.

Ramadan sudah mengajarkan kita lebih peduli pada sesama. Kita belajar empati pada mereka yang kurang beruntung, merasakan penderitaan mereka melalui lapar dan dahaga yang kita alami sendiri, sembari saling berbagi makanan dan banyak hal. Ketika Ramadhan pergi, rasa kepedulian itu tidak boleh ikut terseret, tidak boleh membuat kita kembali tenggelam dalam kepentingan pribadi, melupakan penderitaan mereka.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd

Jamaah sholat ied yang tidak pernah putus semangat menyembah Rabbnya

Kita semua adalah hamba Allah di manapun berada dan kapan pun waktunya. Kita bukan hamba Allah di bulan Ramadhan saja, maka semangat Ramadhan sepanjang masa, menyembah Allah sampai kapanpun, dan di manapun itu. Allah Ta'ala berfirman,

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ

Dan sembahlah Rabbmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. (Q.S Al-Hijr, Ayat 99)

Imam Bisyr Al-Hafi rahimahullah pernah ditanya tentang orang-orang yang rajin ibadah hanya di bulan Ramadhan saja, beliau menjawab,

بِئْسَ الْقَوْمُ لاَ يَعْرِفُوْنَ للهَ حَقاًّ إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ الصَّالِحَ الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَيَجْتَهِدُ السَّنَةَ كُلَّهَا

"Seburuk-buruk kaum yang tidak mengenal Allah kecuali hanya di bulan Ramadhan. Sesungguhnya hamba yang saleh adalah yang rajin dan sungguh-sungguh dalam ibadah dalam setahun penuh." (Lathaiful Ma'arif, hal 313)

Jamaah sholat ied yang dimuliakan Allah Ta'ala

Di bulan Syawal ini ada amalan baik untuk mendapatkan pahala puasa setahun penuh setelah melaksanakan puasa Ramadhan. Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka yang demikian itu seperti berpuasa sepanjang tahun." (H.R. Muslim 1164)

Seseorang ketika berpuasa satu hari saja maka pahalanya sama dengan 10 hari. Dalilnya, keumuman ayat Allah Ta'ala tentang setiap kebaikan diganjar dengan 10 kali lipat pahala,

مَن جَاۤءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَا

"Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya." (Qs Al-An'am, ayat 160)

Berarti Ramadhan selama sebulan, seseorang berpuasa pahalanya dikali 10 sama dengan 10 bulan, dan ditambah 6 hari dikali 10 sama dengan 60 hari atau 2 bulan, semuanya 12 bulan atau satu tahun penuh.

Pelaksanaannya boleh langsung besok 2 syawal, boleh berurut harinya dan boleh tidak berurut. Sebagian Ulama memandang bolehnya puasa Syawal sebelum puasa qadha, dan niat puasa syawal boleh digabung dengan puasa sunnah lainnya seperti: sunnah senin & kamis, begitupun ayyamul bidh.

Begitupun sebagian Ulama berpendapat lebih baik puasa syawal nanti setelah suasana silaturahmi telah selesai, ada yang sepekan setelah lebaran, ada 5 hari 4 hari 3 hari dan seterusnya, tergantung kondisi masing-masing.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.

Jama'ah sholat id yang semoga selalu dijaga Allah Ta'ala

Sebagai orangtua, mari terus memperbaiki diri dan menjadi suri teladan terbaik bagi keluarga, serta pendidik dan cerminan kebaikan yang patut diikuti dan dicontohi oleh anak keturunan.

Sebagai anak, jangan sampai terbetik di dalam pikiran untuk durhaka kepada orangtua, ingatlah masa kecil saat mereka bersusah payah membesarkan, ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui, bersama ayah yang menjaga dan menafkahi.

Sebagai lajang, bujang, jomblo jomblowati, bertaqwalah kepada Allah, jaga jarak dari apa yang belum menjadi halal bagi anda, jangan mengobrol di dunia nyata maupun maya dengan obrolan yang tidak penting, jangan bersentuhan, jangan berduaan, jangan ikhtilat, karena semua itu penghantar kepada perzinaan. Jika sudah mampu, menikahlah segera, jangan tunda, jika belum, teruslah menjaga diri dengan puasa atau amalan lainnya, semoga Allah membantu segera mendapatkan jodoh yang terbaik.

Sebagai suami, ingatlah bahwa istri anda adalah anak perempuan yang telah dibesarkan orang tuanya dengan baik, jangan berbuat jahat dan kasar, ia adalah ibu dari anak-anak anda, istri anda yang selalu membantu anda dalam mengurus rumah dan kebutuhan sehari-hari.

Sebagai istri, berbaktilah terus kepada suami anda, karena anda akan terus butuh kepada suami anda, jangan menjadi penentang yang bisa membuat anda terjerumus dalam kebinasaan, taatilah selama bukan dalam kemaksiatan.

Sebagai pribadi dalam suatu masyarakat, jadilah sebagai tetangga yang baik, jadilah sebagai masyarakat yang selalu diharapkan kehadirannya, jadilah seorang dai yang selalu mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.

Jamaah sholat Id yang rahimakumullah

Mari sejenak kita berdoa kepada Allah Ta'ala dimulai dengan memuji segala pujian bagi Allah dan shalawat serta salam kepada baginda Rasulullah ﷺ seraya menundukkan kepala merenungi diri-diri kita, menghayati keadaan kita, menangisi keberadaan kita.

Ya Allah Ya Rabb, taqabbal minnaa terimalah amalan shalih kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, watub 'alaina terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang

Ya Rabb, jadikanlah semua kami sebagai hambaMu yang bertaqwa dan diberkahi di manapun berada, buatlah kami dengan kepergian Ramadhan seraya kami diampuni dan dimaafkan olehMu, jangan jadikan kami orang-orang yang rugi lagi celaka

Ya Rabb, sayangilah kedua orangtua kami, jagalah mereka yang masih hidup, dan rahmatilah mereka yang telah meninggal dunia, berilah kami taufik untuk senantiasa menjadi anak-anak yang shalih dan berbakti

Ya Rabb, mudahkan urusan di antara kami yang ingin menyempurnakan separuh agamanya, dan jadikanlah kami yang telah Engkau karuniai pasangan yang sah menjadi pasangan yang Engkau ridai. Berikanlah keturunan salih salihah bagi yang belum memilikinya, bantulah kami membimbing anak-anak kami, keturunan kami, jadikanlah mereka anak-cucu yang bisa membanggakan kami di dunia terlebih lagi di akhirat.

Ya Rabb, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, tenteram, makmur, subur, dan penuh dengan kebaikan serta keberkahan, jagalah negri kami dari marabahaya dan petaka, berikanlah hidayah kepada mereka yang telah merampas dan mengorup harta negeri kami, timpakanlah kebinasaan kepada mereka yang tidak mau kembali kepada-Mu.

Ya Rabb, kuatkanlah pemimpin kami dalam melakukan hal yang Engkau cintai dan ridai, serta tuntunlah pada kebaikan dan ketakwaan. Ya Allah, berilah petunjuk menuju jalan-Mu, jadikanlah amal perbuatannya baik dan semata-mata untuk meraih ridha-Mu. Anugerahkanlah padanya para pendamping yang saleh, yang menuntunnya pada kebaikan dan membantunya melaksanakannya, untuk kebaikan negeri kami.

Ya Rabb, bantulah negeri-negeri kaum muslimin yang terzalimi, teraniaya, tertindas dari berbagai belahan dunia, terkhusus negeri Palestina, berikanlah kepada mereka pertolongan, kemenangan, dan keamanan serta hilangkan kekhawatiran serta kesedihan yang menimpa.

Ya Allah, pertemukan kami selalu dengan bulan Ramadhan dengan usia yang panjang dan kesehatan yang baik serta amalan yang salih mengisi kehidupan kami. Ampunilah kami, rahmati kami, matikanlah kami dalam keadaan husnul khatimah.

Taqabbalallaahu minnaa wa minkum

Aamiin, aamiin, aamiin yaa Rabbal 'aalamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah II

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ

(7x)

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ تَعْظِيمًا لِشَأنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ، صَلَّى اللهُ عَليْهِ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَعْوَانِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِی خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسࣲ وَٰ⁠حِدَةࣲ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالࣰا كَثِیرࣰا وَنِسَاۤءࣰۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِی تَسَاۤءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَیۡكُمۡ رَقِیبࣰا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ

وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ یَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ

سُبۡحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا یَصِفُونَ وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ

Sumber: Yayasan Amal Jariyah Indonesia

Teks Khutbah Idul Fitri 2025 PDF

Itulah beberapa teks khutbah Idul Fitri 2025 lengkap dengan PDF-nya. Semoga bermanfaat!




(urw/alk)

Hide Ads