Penanggalan Islam saat ini menunjukkan umat muslim tengah berada di bulan Syaban 1446 Hijriah. Pada bulan ini terdapat satu waktu istimewa yang dinantikan oleh umat muslim, yaitu Nisfu Syaban.
Nisfu Syaban merujuk pertengahan bulan Syaban, yang jatuh pada tanggal 15 Syaban. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Nu'aim dan dinyatakan shahih oleh Imam Ibnu Hibban, dijelaskan tentang keutamaan malam Nisfu Syaban, yaitu malam di mana Allah SWT turun untuk melihat hamba-hamba-Nya. Hadits ini dikutip dari buku Hujjah Ilmiah Amalan di Bulan Syaban yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Bahjah:
عَنْ مُعَادٍ مِنْ جَبَلٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ يَطَّلِعُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ, فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Dari Sayyidina Mu'ad Bin Jabal, dari Nabi SAW beliau berkata: "Allah Tabaraka wa Ta'ala melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban, lalu Allah mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan."
Karena keutamaannya yang besar, banyak umat muslim yang memanfaatkan waktu tersebut untuk memperbanyak amal ibadah, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lantas, tanggal berapa Nisfu Syaban 2025?
Catat jadwalnya berikut!
Tanggal Berapa Nisfu Syaban 2025?
Nisfu Syaban 2025 jatuh pada Jumat, 14 Februari 2025. Namun, karena pergantian hari dalam penanggalan Islam dimulai ketika memasuki waktu Magrib, maka Nisfu Syaban atau malam Nisfu Syaban dimulai pada Kamis, 13 Februari 2025, saat memasuki waktu Magrib.
Jadwal ini merujuk pada Kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Amalan Nisfu Syaban
Terdapat sejumlah amalan yang dapat dikerjakan umat muslim saat Nisfu Syaban, baik pada malam maupun siang harinya. Nah berikut ini amalan-amalan Nisfu Syaban yang dapat dikerjakan seperti yang dikutip dari buku 'Mana Dalil Malam Nisfu Syaban?' yang ditulis oleh Ustaz Ma'ruf Khozin:
1. Doa Malam Nisfu Syaban
Pada malam Nisfu Syaban, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Sebab pada malam itu, Allah SWT akan mengampuni seluruh makhluk-Nya yang memohon ampunan.
Adapun salah satu doa yang dapat dipanjatkan pada malam Nisfu Syaban yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, Al-Mushannaf 7/85 adalah sebagai berikut:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ : مَا دَعَا قَطُّ عَبْدٌ بِهَذِهِ الدَّعَوَاتِ إِلَّا وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي مَعِيشَتِهِ " يَا ذَا الْمَنِّ فَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، ظَهْرَ اللَّاجِئِينَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِينَ وَمَأْمَنَ الْخَائِفِينَ ، إِنْ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمّ الْكِتَابِ شَقِيًّا فَامْحُ عَنِّي اسْمَ الشَّقَاءِ ، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ سَعِيدًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرِ ، فَإِنَّكَ تَقُوْلُ في كِتَابِ { يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ } .
Artinya: Ibnu Mas'ud berkata: "Tidak seorang pun berdoa dengan beberapa doa berikut kecuali Allah akan melapangkan hidup baginya: "Wahai Dzat pemberi anugerah, maka tak ada yang mampu memberi anugerah pada Mu. Wahai Dzat yang agung dan mulia, pemberi anugerah dan nikmat. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Wahai penolong pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi rasa aman bagi yang ketakutan. Jika Engkau menakdirkan aku di Lauh Mahfudz sebagai orang yang celaka, maka hapuskanlah. Dan tetapkanlah aku disisi Mu sebagai hamba yang beruntung dan mendapat pertolongan pada kebaikan. Engkau berfirman dalam Al-Quran: "039. Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)" (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, Al-Mushannaf 7/85)
2. Sholat Sunnah Nisfu Syaban
Pada malam Nisfu Syaban, umat muslim juga dianjurkan untuk mengerjakan sholat sunnah. Namun, perlu ditekankan bahwa sholat sunnah yang dimaksud adalah sholat sunnah mutlak, bukan sholat sunnah yang secara khusus diniatkan di malam Nisfu Syaban.
Demikian halnya yang difatwakan oleh Ibnu Taimiyah:
وَسُئِلَ عَنْ صَلَاةِ نِصْفِ شَعْبَانَ؟ (الْجَوَابُ) فَأَجَابَ : إِذَا صَلَّى الْإِنْسَانُ لَيْلَةَ النِّصْفِ وَحْدَهُ أَوْ فِي جَمَاعَةٍ خَاصَّةٍ كَمَا كَانَ يَفْعَلُ طَوَائِفُ مِنْ السَّلَفِ فَهُوَ أَحْسَنُ. وَأَمَّا الاجْتِمَاعُ فِي الْمَسَاجِدِ عَلَى صَلَاةٍ مُقَدَّرَةٍ. كَالْاِجْتِمَاعِ عَلَى مِائَةِ رَكْعَةٍ بِقِرَاءَةِ أَلْفٍ: { قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ} دَائِمًا. فَهَذَا بِدْعَةٌ لَمْ يَسْتَحِبَّهَا أَحَدٌ مِنَ الْأَئِمَّةِ. وَاللَّهُ أَعْلَمُ. (مجموع فتاوی ابن تيمية ج 2 ص (469)
Artinya: "Ibnu Taimiyah ditanyai soal sholat pada malam Nisfu Sya'ban. la menjawab: Apabila seseorang sholat sunah muthlak pada malam Nisfu Sya'ban sendirian atau berjamaah, sebagaimana dilakukan oleh segolongan ulama salaf, maka hukumnya adalah baik. Adapun kumpul-kumpul di masjid dengan sholat yang ditentukan, seperti sholat seratus rakaat dengan membaca surat al Ikhlas sebanyak seribu kali, maka ini adalah perbuatan bid'ah yang sama sekali tidak dianjurkan oleh para ulama". (Majmú' Fatáwá Ibnu Taymiyyah, II/469)
3. Membaca Yasin di Malam Nisfu Syaban
Di malam Nisfu Syaban, umat muslim juga dapat membaca surat Yasin setelah Magrib. Amalan ini merupakan hasil ijtihad sebagian ulama, yang konon pertama kali dipelopori oleh Syeikh Al-Buni.
Meskipun ini adalah ijtihad dari ulama tertentu, amalan tersebut tidak dianggap sebagai hal yang buruk, selama dilakukan dengan niat yang baik dan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.
وَأَمَّا قِرَاءَةُ سُوْرَةِ يس لَيْلَتَهَا بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَالدُّعَاءِ الْمَشْهُورِ فَمِنْ تَرْتِيْبِ بَعْضٍ أَهْلِ الصَّلَاحِ مِنْ عِنْدِ نَفْسِهِ قِيْلَ هُوَ الْبُوْنِي وَلَا بَأْسَ بِمِثْلِ ذَلِكَ (أسنى المطالب في أحاديث مختلفة المراتب ص 234)
Artinya: Adapun pembacaan surat Yasin pada malam Nisfu Syaban, yakni setelah Magrib merupakan hasil ijtihad sebagian ulama, konon ia adalah Syeikh Al Buni, dan hal itu bukanlah suatu hal yang buruk". (Syaikh Muhammad bin Darwisy, Asná al-Mathálib, 234)
4. Puasa Nisfu Syaban
Puasa Nisfu Syaban adalah puasa yang dikerjakan pada hari ke-15 bulan Syaban. Amalan ini memang ada yang menyatakan sebagai bid'ah. Namun menurut mayoritas ulama, hal ini tidak dianggap demikian.
Pasalnya, tanggal tersebut termasuk dalam hari-hari purnama (tanggal 13, 14, dan 15 Hijriyah), yang memang dianjurkan untuk berpuasa setiap bulannya.
وَأَمَّا صِيَامُ يَوْمِ النِّصْفِ مِنْهُ فَغَيْرُ مَنْهِي عَنْهُ فَإِنَّهُ مِنْ جُمْلَةِ أَيَّامِ الْبِيْضِ الْغُرِ الْمَنْدُوْبِ إِلَى صِيَامِهَا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَقَدْ وَرَدَ الْأَمْرُ بِصِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ بِخُصُوصِهِ فَفِي سُنَنِ ابْنِ مَاجَهْ بِإِسْنَادٍ ضَعِيْفٍ عَنْ عَلِيّ عَنِ النَّبِي صلى الله عليه وسلم : « إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا يَوْمَهَا. فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ (لطائف المعارف -ج 1 / ص 151)
Artinya: Puasa pada hari Nisfu Syaban tidaklah dilarang. Sebab termasuk hari-hari purnama (tanggal 13-14-15 Hijriyah) yang dianjurkan untuk berpuasa di setiap bulan. Sungguh telah ada perintah puasa pada pertengahan Sya'ban secara khusus. Disebutkan dalam Sunan Ibnu Majah dengan sanad yang dhaif: Diriwayatkan dari Ali, dari Nabi "Jika ada malam Nisfu Sya'ban maka ibadahlah di malamnya dan puasalah di siang harinya. Sebab (rahmat) Allah turun di malam itu sejak terbenam matahari ke langit yang paling dekat. Allah berfirman: "Adakah yang meminta ampunan maka Aku ampuni dia, adakah yang minta rezeki maka Aku beri dia rezeki, adakah orang yang diberi musibah maka Aku sembuhkan, dan bentuk permintaan-permintaan yang lain, hingga terbit fajar" (Lathaif Al-ma'arif 1/151)
Itulah jadwal Nisfu Syaban dan amalan yang dapat dikerjakan umat muslim pada waktu istimewa tersebut. Semoga bermanfaat!
(urw/alk)