"Kondisi tanah yang ada di dua lokasi longsor khusunya di Palangka, sudah tidak memungkinkan lagi ada pemukiman. Makanya kami berencana mau merelokasi rumah warga," kata Theofilus kepada detikSulsel, Rabu (17/4/2024).
Theofilus mengungkapkan, sebanyak 7 kepala keluarga (KK) di lokasi longsor Kelurahan Palangka, Kecamatan Makale yang akan direlokasi. Sementara ada 2 KK yang berada di Desa Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan.
"Total ada 20 rumah warga. 7 KK di Palangka dan 2 KK di Randan Batu. Kami akan relokasi ke tempat yang aman," ungkapnya.
Dia mengutarakan, pihaknya sudah menyiapkan anggaran belanja tidak terduga (BTT) untuk mendanai relokasi rumah warga tersebut. Meski begitu, dia tetap berharap adanya bantuan dari pemerintah pusat atas bencana longsor yang melanda di Tana Toraja.
"Tentu kami akan danai, kami akan menggunakan dana BTT dan di samping itu kami juga berharap ada bantuan dari pusat. Tapi saat ini kami akan melakukan pendekatan kepada masyarakat dulu, apakah mereka bersedia untuk direlokasi segera mungkin," ucapnya.
"Kami juga meminta warga yang berada di area lokasi tersebut untuk mengungsi sampai kondisi benar-benar pulih," ujar Theofilus.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 85 warga di Kelurahan Palangka kini mengungsi akibat longsor yang menewaskan 20 orang. Warga mengungsi karena mengaku masih trauma akan terjadinya longsor susulan.
85 warga yang mengungsi itu terdiri dari 74 jiwa dari Kelurahan Manggau dan 11 jiwa di Desa Randan Batu. Mereka pun melakukan pengungsian di posko-posko yang dibangun Dinas Sosial dan BPBD Tana Toraja, ada juga yang mengungsi di rumah keluarga hingga rumah ibadah.
"Ada yang mengungsi di tenda pengungsian yang didirikan Dinsos dan BPBD. Ada juga yang di Gereja dan rumah keluarganya," ujar Lurah Manggau, Lukas kepada detikSulsel, Selasa (16/4).
(asm/asm)