"Kurang lebih 25 kepala keluarga (KK), sebanyak 85 jiwa yang mengungsi di dua lokasi longsor," kata Kepala BPBD Tana Toraja Christian Sakkung kepada detikSulsel, Selasa (16/4/2024).
Christian merincikan, untuk lokasi longsor yang berada di Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, terdapat 74 jiwa pengungsi. Sedangkan, di Desa Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, terdapat 11 jiwa pengungsi.
"Di Manggau kurang lebih 74 jiwa, kalau di Desa Randan Batu 11 jiwa yang melakukan pengungsian," ungkapnya.
Terpisah, Lurah Manggau, Lukas mengutarakan, 74 warganya yang mengungsi merupakan warga yang rumahnya terdampak akibat longsor. Menurutnya, ada juga beberapa warga yang mengungsi karena masih trauma dan takut adanya longsor susulan.
"Warga yang mengungsi merupakan rumah warga yang rumahnya terdampak. Tapi ada juga yang trauma karena bencana longsor kemarin, jadi mereka belum mau pulang ke rumah karena takut ada longsor susulan," ucapnya.
Dia menambahkan, warga mengungsi di tenda-tenda pengungsian yang didirikan Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja. Beberapa warga juga menurutnya, ada yang mengungsi di Gereja dan rumah keluarga.
"Ada yang mengungsi di tenda pengungsian yang didirikan Dinsos dan BPBD. Ada juga yang di Gereja dan rumah keluarganya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, tim SAR gabungan sudah menghentikan proses pencarian korban longsor di dua lokasi longsor Tana Toraja. Total korban jiwa akibat bencana hebat tersebut sebanyak 20 korban tewas.
Terakhir, tim SAR gabungan menemukan organ tubuh korban bagian kepala di lokasi longsor Palangka yang merupakan milik seorang balita bernama Reno berumur 1 tahun 8 bulan. Bagian tubuh balita tersebut ditemukan tim sekitar pukul 09.44 Wita, Selasa (16/4).
"Tubuh korban lebih dulu ditemukan pada Minggu kemarin. Tapi saat ditemukan, tubuh korban dalam keadaan tidak lengkap kepalanya tidak ada. Puji syukur hari ini kepalanya sudah didapatkan," kata Lukas.
(asm/ata)