Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan kesiapan untuk membangun hunian tetap bagi warga terdampak tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Sengon, Trenggalek. Pemerintah Trenggalek diminta untuk menyiapkan lahan.
Rencana itu disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi pengungsian di Trenggalek. Ia mengatakan pembangunan hunian akan dilakukan segera setelah lokasi relokasi ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek.
Untuk itu pihaknya meminta Pemkab Trenggalek agar lokasi relokasi segera diidentifikasi agar pembangunan bisa segera dimulai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau lahannya sudah disiapkan oleh pemerintah kabupaten dan dinyatakan aman dari potensi longsor, maka pembangunan rumahnya bisa segera kami lakukan. Insyaallah, kalau sudah ada lahannya, pembangunannya bisa cepat," ujarnya.
Khofifah mencontohkan relokasi sebelumnya yang dilakukan di Desa Sumurup, Trenggalek, di mana warga dipindahkan ke lahan milik Pemprov Jatim karena lokasi sebelumnya mengalami longsor.
Mantan Menteri Sosial ini menegaskan penanganan bencana seperti tidak terdampak dengan efisiensi anggaran karena termasuk dalam kategori Belanja Tak Terduga (BTT).
"Kalau BTT enggak efisiensi. Ini kan kategori bantuan tidak terduga, itu tidak ada kaitan dengan efisiensi, karena layanan kepada masyarakat. Seperti yang kita alami di Trenggalek kali ini misalnya untuk relokasi rumah itu enggak ada kaitan dengan efisiensi," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana di tengah cuaca ekstrem akibat perubahan iklim. Pihaknya mengapresiasi peringatan dini yang rutin diberikan oleh BMKG dan berharap seluruh pihak memperkuat mitigasi bencana.
Sebelumnya tanah longsor berskala besar terjadi di RT 16 RW 7 Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Trenggalek. 10 rumah terdampak, tiga di antaranya tertimbun total.
Enam warga dinyatakan hilang. Mereka adalah Mesinem (90), Nitin (36) Tulus (65) Yatini (50) Yatiem (70) Torik (2).
(dpe/abq)