- Surat Al-Isra Ayat 1 Bacaan Surat Al-Isra Ayat 1 Tafsir Surat Al-Isra Ayat 1
- Surat Al-Isra Ayat 2 Bacaan Surat Al-Isra Ayat 2 Tafsir Surat Al-Isra Ayat 2
- Surat Al-Isra Ayat 60 Bacaan Surat Al-Isra Ayat 60 Tafsir Surat Al-Isra Ayat 60
- Surat Al-Najm Ayat 13-18 Bacaan Surat Al-Najm Ayat 13-18 Tafsir Surat Al-Najm ayat 13-18
Isra Miraj merupakan peristiwa yang menceritakan tentang dua perjalanan Nabi Muhammad SAW sampai bertemu Allah SWT. Perjalanan tersebut dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam kurun waktu 1 malam saja.
Melalui perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Allah SWT menurunkan perintah salat lima waktu kepada umat muslim. Peristiwa itu dikisahkan oleh Allah SWT lewat firmannya dalam beberapa surat di dalam Al-Qur'an, yakni surat Al-Isra dan Surat Al-Najm.
Dalam kisah perjalanan yang dituliskan dalam Al-Qur'an itu, umat muslim dapat mengambil banyak pelajaran untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT dalam menjalankan perintah-Nya. Lantas, bagaimana ayat dan tafsir dari surat Isra Miraj yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur'an?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut kumpulan surat Isra Miraj dalam Al-Qur'an lengkap dengan terjemahan dan tafsirnya. Disimak, ya!
Surat Al-Isra Ayat 1
Surat dalam Al-Qur'an yang menceritakan tentang peristiwa Isra Miraj yang pertama adalah Al-Isra ayat 1. Berikut bacaan, terjemahan, serta tafsirnya.
Bacaan Surat Al-Isra Ayat 1
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ١
Arab Latin: Sub-ḫânalladzî asrâ bi'abdihî lailam minal-masjidil-ḫarâmi ilal-masjidil-aqshalladzî bâraknâ ḫaulahû linuriyahû min âyâtinâ, innahû huwas-samî'ul-bashîr
Artinya: Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Tafsir Surat Al-Isra Ayat 1
Berdasarkan penafsiran Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, Allah SWT memuji diri-Nya sendiri, mengagungkan kedudukan-Nya, karena kekuasaan-Nya atas apa yang tidak dikuasai oleh siapa pun selain Dia. Dengan demikian, tidak ada Tuhan (yang berhak diibadahi) selain Dia dan tidak pula ada Rabb selain diri-Nya saja.
"Yang telah memperjalankan hamba-Nya," yaitu Muhammad SAW "Pada suatu malam," yakni pada sebagian malam.
"Dari Masjidilharam," yaitu masjid di Mekah. "Menuju ke Masjidilaksa," yaitu Baitulmakdis yang terletak di Iliya yang merupakan pusat para Nabi as dari sejak Nabi Ibrahim al-Khalil. Oleh karena itu, mereka berkumpul di sana untuknya. Baginda (Ibrahim) menjadi imam mereka di tempat dan rumah mereka semua.
Dengan demikian menunjukkan, beliau adalah seorang imam yang besar dan pemimpin terdepan. Selawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada mereka.
Dan firman-Nya, "yang telah Kami berkahi sekelilingnya," yakni berupa berbagai tanaman dan buah-buahan. "Agar Kami perlihatkan kepada-Nya," yakni Muhammad SAW "Sebagian dari tanda-tanda Kami," yakni kebesaran Kami.
Firman Allah SWT "Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat". Maksudnya, Maha Mendengar perkataan hamba-hambanya, baik yang beriman maupun yang kafir, perkataan yang membenarkan maupun yang mendustakan. Dan Maha Melihat semua perbuatan mereka. Maka kelak Allah SWT akan berikan kepada masing-masing dari mereka segala yang menjadi haknya di dunia dan di akhirat.
Surat Al-Isra Ayat 2
Dalam Surat Al-Isra ayat 1 Allah SWT menceritakan tentang Isra. Kemudian pada ayat ke-2 mulai disebutkan tentang kebobrokan orang-orang Yahudi dan kejahatan yang diperbuatnya.
Namun, sejatinya ayat 1 dan 2 surat Al-Isra memiliki hubungan yang terkait satu sama lain. Berikut penjelasan selengkapnya:
Bacaan Surat Al-Isra Ayat 2
وَاٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ وَجَعَلْنٰهُ هُدًى لِّبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَلَّا تَتَّخِذُوْا مِنْ دُوْنِيْ وَكِيْلًاۗ ٢
Arab Latin: wa âtainâ mûsal-kitâba wa ja'alnâhu hudal libanî isrâ'îla allâ tattakhidzû min dûnî wakîlâ.
Artinya: Kami memberi Musa Kitab (Taurat) dan menjadikannya sebagai petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), "Janganlah kamu mengambil pelindung selain Aku. [1]
Tafsir Surat Al-Isra Ayat 2
Setelah Allah SWT menceritakan bahwa Dia telah memperjalankan hamba-Nya, Muhammad SAW, Dia melanjutkan dengan menceritakan hamba dan Rasul-Nya, Musa as. Allah Ta'ala seringkali membarengi antara penyebutan Musa dengan Muhammad 'alaihimashshalaatu wassalaam dan membarengi antara penyebutan Taurat dan al-Qur'an. Oleh karena itu, setelah bercerita tentang Israa'.
Dia berfirman,"Dan Kami berikan kepada Musa al- Kitab," yakni Taurat. "Dan Kami jadikan ia," yakni kitab Taurat tersebut. "Petunjuk" bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil," maksudnya, supaya kalian tidak menjadikan "Penolong selain Aku". Maksudnya, pelindung dan penolong serta sesembahan selain diri-Ku, karena Allah Ta'ala telah memerintahkan kepada setiap Nabi yang diutus-Nya supaya beribadah kepada-Nya saja yang tiada sekutu bagi-Nya. [2]
Dari tafsir Surat Al-Isra ayat 1 dan 2, secara sepintas pembaca akan mengira bahwa keduanya tidak memiliki korelasi. Padahal, sesungguhnya melalui gaya bahasa seperti ini Allah SWt ingin mengisyaratkan bahwa Isra hanya terjadi ke Baitulmakdis karena orang-orang Yahudi akan dicopot dari jabatan sebagai pemimpin umat manusia.
Akibatnya, banyak kejahatan yang mereka lakukan, sehingga tidak ada kesempatan lagi bagi mereka untuk menduduki jabatan itu selanjutnya. Maksudnya, Allah SWT mengalihkan jabatan ini secara praktis kepada Nabi SAW sehingga dalam diri Rasulullah terkoleksi dua pusat dakwah Ibrahimiyah sekaligus.
Surat Al-Isra Ayat 60
Peristiwa Isra Miraj juga dijelaskan dalam surat Al-Isra ayat 60. Berikut bacaan, arti, serta tafsirnya:
Bacaan Surat Al-Isra Ayat 60
وَاِذْ قُلْنَا لَكَ اِنَّ رَبَّكَ اَحَاطَ بِالنَّاسِۗ وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ اِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُوْنَةَ فِى الْقُرْاٰنِۗ وَنُخَوِّفُهُمْۙ فَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا طُغْيَانًا كَبِيْرًاࣖ ٦٠
Arab Latin: Wa idz qulnâ laka inna rabbaka aḫâtha bin-nâs, wa mâ ja'alnar-ru'yallatî arainâka illâ fitnatal lin-nâsi wasy-syajaratal-mal'ûnata fil-qur'ân, wa nukhawwifuhum fa mâ yazîduhum illâ thughyânang kabîrâ.
Artinya: (Ingatlah) ketika Kami berfirman kepadamu, "Sesungguhnya Tuhanmu (dengan ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi seluruh manusia." Kami tidak menjadikan ru'yā yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk dalam Al-Qur'an. Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.
Tafsir Surat Al-Isra Ayat 60
Al-Suyuti di dalam Tafsīr Jalālain menulis asbāb al-nuzūl ayat tersebut. Dari Abu Ya'la telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ummu Hani, bahwa ketika Nabi saw. melakukan Isra', maka pagi harinya nabi saw. menceritakannya kepada segolongan
orang-orang Quraisy, akan tetapi mereka memperolok-olokkannya. Lalu mereka meminta bukti dari Nabi SAW yang membenarkan ceritanya itu.
Maka Nabi SAW menggambarkan tentang Baitulmakdis, kemudian beliau pun menceritakan pula tentang kafilah milik mereka. Maka pada saat itu juga al-Walid bin Mughirah berkata, "Ini adalah sihir". Allah segera menurunkan firman-Nya, yaitu "Dan Kami tidak menjadikan ru'ya yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian untuk manusia. [1]
Surat Al-Najm Ayat 13-18
Pada surah Al-Najm ayat 13-18 diceritakan tentang perjalanan Miraj Nabi Muhammad SAW sampai ke Sidratul Muntaha. Nah, berikut bacaan, arti, lengkap dengan tafsirnya:
Bacaan Surat Al-Najm Ayat 13-18
وَلَقَدْ رَآهُ نزلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (15) إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى (16) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى (17) لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى (18)
Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. [3]
Tafsir Surat Al-Najm ayat 13-18
Allah berfirman dalam ayat 13,14 dan 15, "Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal". Ayat ini menjelaskan saat itu kali yang kedua dimana Rasulullah SAW melihat Jibril dalam bentuk yang asli seperti yang diciptakan Allah, dan itu terjadi pada malam Isra.
Firman Allah "(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya". Dijelaskan bahwa telah diuraikan dalam sejumlah hadits tentang Isra bahwa Sidratul Muntaha itu diliputi oleh para malaikat seperti burung-burung gagak, dan diliputi pula oleh cahaya Rabb.
Kemudian ayat-Nya "penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya", Ibnu Abbas berkata: "Pandangan beliau tidak ke kanan dan tidak pula ke kiri". Adapun tidak melampaui artinya Nabi Muhammad tidak melampaui batas yang diperintahkan kepadanya.
Firman Allah SWT "Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar" yakni tanda-tanda yang menunjukkan pada kekuasaan dan keagungan Kami. [4]
Demikianlah kumpulan surat tentang peristiwa Isra Miraj lengkap dengan arti dan tafsirnya. Semoga menambah wawasan ya, detikers!
Referensi:
1. Skripsi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry berjudul Penafsiran Ayat-ayat Isra Mikraj dalam Al-qur'an Menurut Tafsir Ibnu Kathir.
2. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 5 yang Disusun oleh Dr. Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishaq Al-Sheikh.
3. Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir berjudul Studi Analisis Peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad Menurut Al-qur'an dan Hadits.
4. Tafsir Ibnu Katsir Juz 27SuratAn-Najm
(edr/alk)