Isra Miraj adalah perjalanan Rasulullah SAW atas kuasa Allah SWT dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa hingga menuju Sidratul Muntaha. Isra Miraj menjadi peristiwa penting yang menentukan kewajiban ibadah sholat lima waktu.
Isra dan Miraj terdiri dari dua kata. Isra secara harfiah berarti perjalanan di malam hari dan miraj artinya anak tangga yang dipakai untuk naik. Dengan demikian, Isra dan miraj berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah hingga Masjid Al-Aqsa di Palestina dan terus naik menghadap Tuhan hingga sampai batas terjauh yang bisa dicapai makhluk yaitu Sidratul Muntaha.
Tujuan dari peristiwa Isra Miraj adalah utuk menjemput perintah sholat fardhu lima waktu. Selain itu, Isra Miraj juga dimaksudkan agar Rasulullah SAW melihat sebagian tanda kebesaran Allah SWT di alam raya ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjalanan Isra Miraj terjadi pada malam Senin 27 Rajab tahun ke sepuluh kerasulan.
Dalil Tentang Isra Miraj
Dalil tentang Isra Miraj termaktub dalam surat Al-Isra ayat 1,
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Arab-Latin: Sub-ḥānallażī asrā bi'abdihī lailam minal-masjidil-ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣallażī bāraknā ḥaulahụ linuriyahụ min āyātinā, innahụ huwas-samī'ul-baṣīr
Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Kemudian dalam surat An-Najm ayat 13-14, Allah SWT berfirman,
وَلَقَدْ رَءَاهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ
Arab-Latin: Wa laqad ra`āhu nazlatan ukhrā
Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
Surat An-Najm Ayat 14
عِندَ سِدْرَةِ ٱلْمُنتَهَىٰ
Arab-Latin: 'inda sidratil-muntahā
Artinya: (yaitu) di Sidratul Muntaha.
Mengutip buku Kisah Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW karya Syofyan Hadi, disebutkan kisah isra' dan miraj ini secara terpisah oleh Allah SWT seakan memberikan isyarat bahwa kedua bentuk perjalanan ini adalah perjalanan untuk tujuan yang berbeda sekalipun substansinya sama yaitu untuk memperlihatkan kepada Nabi SAW sebagai tanda kebesaran Allah SWT baik di langit maupun di bumi.
Perbedaan tempat penyebutan kedua peristiwa ini oleh Allah SWT dalam dua surat berbeda memberikan isyarat bahwa kedua perjalanan ini adalah dua mukjizat yang berbeda.
Isra adalah perjalanan yang merupakan mukjizat yang tidak satupun penduduk bumi yang mampu melakukannya, maka miraj adalah perjalanan luar biasa dan merupakan mukjizat yang penduduk langit pun tidak akan mampu melakukannya.
Dalam riwayat disebutkan bahwa Jibril hanya mampu berjalan menemani Nabi SAW sampai Sidratul Muntaha, sementara perjalanan Nabi SAW yang bisa melakukannya hanya Nabi SAW untuk bertemu dengan Allah SWT di tempat hanya diketahui Allah SWT dan Nabi SAW saja.
Keberadaan Sidratul Muntaha juga dijelaskan dalam beberapa hadits.
Ibnu Mas'ud RA menjelaskan mengapa dinamakan Sidratul Muntaha, mengatakan, "Ketika Rasulullah SAW diisra-kan, beliau bersabda, 'Aku diantarkan sampai (pohon) Sidratul Muntaha yang terdapat di langit keenam. Kepadanya berakhir perjalanan semua yang naik dari bumi, sehingga tertahan di sana. Dan kepadanya pula berakhir perjalanan semua yang turun (dari lapisan langit atasnya), sehingga tahan di sana."
Imam Nawawi berkata, "Dinamakan Sidratul Muntaha karena pengetahuan para malaikat berakhir sampai di sana. Tidak seorang pun bisa melewatinya selain Rasulullah SAW."
Baca juga: Isra Miraj 2025 Tanggal Berapa? Ini Waktunya |
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!