Pakar Anggap Gagasan Konflik Masyarakat Adat-Petani di Debat Cawapres Dangkal

Pakar Anggap Gagasan Konflik Masyarakat Adat-Petani di Debat Cawapres Dangkal

Sahrul Alim - detikSulsel
Senin, 22 Jan 2024 12:07 WIB
Penutup debat keempat Pilpres 2024
Penutup debat keempat Pilpres 2024. Foto: Anggi/detikcom
Makassar -

Sosiolog Universitas Hasanuddin (Unhas) M Ramli AT menilai gagasan tiga Cawapres dalam debat Pilpres tadi malam dangkal. Terutama terkait dengan konflik masyarakat adat dan pemberdayaan petani di pedesaan.

"Saya lihat masih perlu agak pendalaman. Masih ada beberapa hal teknis yang harus diberi jawaban tetapi pada saat diskusi itu kurang dielaborasi," ujar Ramli kepada detikSulsel, Minggu (21/1/2024) malam.

Ramli menilai jawaban para Cawapres terkesan kaku. Dia menyebut ketiganya seolah telah menyiapkan jawaban sebelum pelaksanaan debat. Sehingga jawaban dari pertanyaan panelis dan tanggapan dari Cawapres lainnya tidak diulas secara mendalam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak pertanyaan tidak dijawab secara tepat dan tidak ada upaya untuk menggali jawaban waktu cawapres lain menanggapi jawaban cawapres lainnya. Karena tersandera jawaban yang disiapkan. Sehingga apapun pertanyaannya dia bisa berkreasi dan punya jawaban yang tepat. Jadi yang kita dapat berputar-putar jawabannya," jelas Sekretaris Departemen Sosiologi Unhas ini.

Dia mencontohkan soal tawaran Gibran yang menyinggung smart farming dengan mekanisasi pertanian. Sementara masalah di lapangan saat ini adalah lahan sempit dan produktivitas petani yang masih minim.

ADVERTISEMENT

"Masalahnya adalah mekanisasi pertanian akan mengefisiensikan tenaga kerja di pedesaan. Sementara salah satu masalah pedesaan hari ini adalah tingkat pengangguran yang juga cukup tinggi, setengah pengangguran atau biasa disebut pengangguran yang tidak kentara. Banyak kerja tetapi produktivitasnya rendah," jelasnya.

Lebih lanjut, Ramli mengatakan, meski para petani di desa sudah bekerja maksimal tetapi karena lahannya terbatas maka produktivitasnya tetap rendah. Dia menyebut masalah utama yang terjadi ialah lahan yang sempit.

"Kalau masalahnya di lahan yang sempit kemudian dijawab solusinya adalah mekanisasi pertanian itu menjadi persoalan, karena kalau sempit lahan kenapa mekanisasi yang menjadi target utama untuk solusi," ujarnya.

Menurutnya, smart farming dengan mekanisasi lahan hanya untuk mengolah lahan secara efektif dan efisien karena menghemat waktu. Sementara rasio antara petani dan lahan makin timpang. Bahkan lahan cenderung makin sempit.

Begitu pula dengan gagasan Cawapres soal konflik masyarakat adat yang masih terus terjadi belum dijabarkan secara mendalam. Ramli menilai hanya Cawapres nomor urut 3 Mahfud Md yang menjawab dengan baik.

"Yang menjawab secara lebih baik menurut saya adalah Pak Mahfud seingat saya dia bilang sudah ada penghargaan terhadap masyarakat adat. Itu harus dibedakan antara hutan negara dan hutan adat," kata Ramli.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dia juga menilai Mahfud menguasai persoalan dengan posisinya sebagai Menko Polhukam saat ini. Makanya pendamping Ganjar Pranowo itu tahu betul jika persoalan saat ini adalah penegakan hukum yang tidak maksimal.

Itulah mengapa dia mengatakan salah satu hal penting yang harus dilakukan adalah hukum itu jangan tumpul. Jadi jangan ada di hukum itu bagus tetapi tidak dilaksanakan dalam implementasinya," ungkapnya.

Di sisi lain, Ramli menilai Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) juga cukup mantap dengan menggagas soal pembangunan berkeadilan. Hukum yang adil disebut mesti betul-betul hadir dalam pembangunan.

"Kalau memang sudah diatur supaya itu betul-betul dijalankan. Itu yang banyak sekarang yang tidak dijalankan, jadi sudah bagus hukumnya, sudah bagus policy-nya tapi pelaksanaannya yang banyak tidak konsisten," ungkapnya.

Ramli menambahkan rata-rata penyebab konflik di berbagai belahan dunia disebabkan ketimpangan pembangunan. Ketidakadilan melahirkan konflik yang menyebabkan pembangunan tidak berkelanjutan.

"Sejarah tentang konflik besar di dunia dimulai dari ketidakadilan karena menimbulkan resistensi dari masyarakat itu sendiri," ujarnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Detik-detik Truk Tabrak Pagar Taman di Makassar gegara Rem Blong"
[Gambas:Video 20detik]
(asm/ata)

Hide Ads