Operasional 2 koridor Teman Bus Trans Mamminasata di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) disetop usai Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencabut subsidinya. Kebijakan itu menuai sorotan dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Sulsel.
Dua koridor yang operasionalnya disetop yakni koridor 3 dan 4 dengan total 34 armada. Koridor 3 melayani rute Kampus 2 PNUP ke Kampus 2 PIP, sementara koridor 4 melayani rute Kampus Fakultas Teknik Unhas ke Mal Panakkukang Square.
"Iya (34 armada Teman Bus). Itu 2 koridor dipindahkan ke IKN di Balikpapan. Karena di sana sangat membutuhkan juga untuk tahap awal. Jadi, kami pindahkan 2 koridor di sana," ujar Kepala Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Sulsel Bahar Latif kepada detikSulsel, Sabtu (6/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahar mengatakan operasional 34 armada Teman Bus Trans Mamminasata di Sulsel belum memenuhi ekspektasi. Oleh karena itu, Kemenhub mengambil kebijakan agar bus-bus itu ditarik dan beroperasi di IKN.
"Jadi pengoperasian BTS itu diluncurkan sejak akhir 2021. Itu sifatnya stimulan. Namun pada saat ini low factornya itu belum sesuai harapan. Itu masih 12-38 persen. Karena low factor yang belum mencapai selama hampir 2 tahun, makanya kami tarik 2 koridor itu," sebutnya.
Pemberhentian operasional Teman Bus itu belakangan menuai sorotan dari MTI Sulsel. Berikut ini 5 sorotan MTI Sulsel yang dirangkum detikSulsel:
1. Minta Pemerintah Tanggung Jawab
Ketua MTI Sulsel Mukhtar Thahir Syarkawi menyindir pemerintah usai 2 koridor Teman Bus Makassar disetop. Pihaknya menyebut pemeritah semestinya bertanggung jawab untuk menyediakan layanan angkutan umum.
"Pemerintah harus bertanggungjawab mensubsidi semuanya. Tidak boleh tidak. Karena mau banyak isinya atau tidak, itu tidak boleh diberhentikan. Tidak bisa mandiri itu kalau angkutan umum massal," kata Mukhtar Thahir kepada detikSulsel, Kamis (11/1).
Mukhtar mengatakan pihaknya sangat tidak setuju operasional Teman Bus untuk 2 koridor harus disetop lantaran subsidinya dicabut. Dia menilai seharusnya pemerintah daerah mengambil alih jika pemerintah pusat membatasi subsidi operasional Teman Bus Makassar tersebut.
"Kan bisa diambil dari pajak. Untuk apa kita bayar pajak kendaraan, untuk apa bayar macam-macam itu untuk kepentingan transportasi. Kalau pemerintah pusat tidak, ya, pemerintah provinsi atau pemerintah kota yang bantu," bebernya.
2. Pengguna Angkutan Umum Kecewa
Mukhtar juga menyinggung soal kesadaran masyarakat untuk naik angkutan umum cukup sulit. Makanya dia menyesalkan operasional Teman Bus disetop sebab bisa membuat masyarakat semakin kesulitan untuk membangun kebiasaannya kembali menaiki angkutan umum.
"Taruhlah nanti ada lagi subsidinya. Dimulai lagi. Akan susah memulainya. Orang saja didorong naik angkutan umum itu luar biasa susahnya dengan berbagai macam cara. Sudah mulai orang naik, tiba-tiba disetop. Ya, orang pasti kecewa," tuturnya.
3. Soroti Target Bisnis
Dia juga menilai subsidi Teman Bus Makassar Rp 80 miliar yang hanya menghasilkan pendapatan Rp 3,6 miliar bukan sebuah masalah. Sebab menurutnya, subsidi merupakan stimulan untuk mendongkrak kesadaran masyarakat untuk beralih dari angkutan pribadi ke angkutan umum.
"Nda masalah. Namanya saja kan mendorong orang. Nanti semakin lama semakin meningkat. Sama saja kalau kita bikin usaha. Awalnya pasti dibantu dulu. Akhirnya nanti bisa untung," ujar Dekan Fakultas Teknik UMI ini.
"Nda bisa. Angkutan umum itu nda bisa kalau dihitung dalam kerangka bisnis. Memang disubsidi, tapi bagaimana supaya subsidinya semakin lama semakin kurang. Nah, itulah cara kita mendorong orang untuk naik angkutan umum," sambung Mukhtar.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
4. Halte Belum Terkoneksi
Mukhtar turut menyoroti penempatan halte Teman Bus Makassar yang belum terkoneksi satu sama lain. Dia menegaskan konektivitas halte menjadi salah satu pendukung agar masyaratak berminat menggunakan angkutan umum.
"Apalagi kalau kita bicara konektivitas. Dari koridor 2 bisa naik lagi koridor 3 dan seterusnya. Kalau terkoneksi, itu lebih bagus lagi. Kalau Anda naik angkutan umum Jakarta satu kali, bisa kemana-mana. Kalau itu bisa dilakukan dengan baik maka orang akan naik," ungkapnya.
Mukhtar menilai penempatan dan kondisi halte Teman Bus di Makassar saat ini belum dalam kondisi prima. Apalagi antara satu halte ke halte lainnya di banyak rute belum terintegrasi dengan baik.
"Haltenya juga belum siap. Kalau di haltenya bagus, ada TV, ada apa, pasti banyak. Ini yang harus dikerjakan untuk mendorong budaya angkutan umum. Apalagi di Makassar ini," bebernya.
5. Agkutan Umum Bisa Urai Kemacetan
Selain itu, Mukhtar mengatakan angkutan umum dapat mengurai kemacetan di kota metropolitan, termasuk Kota Makassar. Sehingga, Mukhtar menyebut revitalisasi kondisi halte dan integrasi rute dari setiap halte sangatlah penting.
"Tapi akibat macet, berapa hitungan biaya yang keluar? Itu nda bisa dibandingkan. Kalau orang pakai angkutan pribadi, berapa biaya untuk bensin? Karena angkutan pribadi hanya bisa membawa 1-7 orang. Sementara angkutan umum bisa membawa 20-30 orang. Jadi kalau kita bicara angkutan umum, nda bisa itu hanya persoalan subsidinya saja (tapi pengaturan haltenya juga)" papar Mukhtar.